Liputan6.com, Jakarta - Ketika Facebook, Instagram, dan WhatsApp down pada 4 Oktober 2021 selama sekitar enam jam, tercatat banyak orang yang beralih ke situs berita dan Twitter.
Menurut Josh Schwartz dari Chartbeat (platform kecerdasan konten untuk publisher), sebagaimana dikutip dari Nieman Lab, Sabtu (9/10/2021), banyak orang mengakses Twitter saat Facebook Cs down.
Advertisement
Baca Juga
Chartbeat mencatat lalu lintas Twitter naik 72 persen. Pada puncak layanan Facebook Cs down, sekitar pukul 3 sore waktu Amerika Serikat, trafik ke halaman di seluruh web (termasuk situs berita) naik 38 persen dibandingkan dengan waktu yang sama di minggu sebelumnya.
"Di Chartbeat, direct traffic hanya terjadi di homepages atau landing pages. Jika pembaca tiba di artikel tanpa info perujuk, kami tahu tautan itu dibagikan di suatu tempat, jadi kami menganggapnya sebagai Dark Social," kata Chief Marketing Officer Chartbeat, Jill Nicholso, di Twitter.
Kemudian, seorang warganet bertanya berapa banyak orang yang mencari berita tentang penyebab Facebook down?
"Kami sedang mencari tahu tentang itu. Kami akan menyiapkan data awal minggu depan," jawab Nicholso.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Facebook, WhatsApp, dan Instagram Down Terjadi Saat Pemeliharaan Jaringan
Facebook menjelaskan mengenai alasan layanannya, termasuk WhatsApp dan Instagram down pada 4 Oktober 2021. Hal ini dijelaskan oleh VP Infrastructure Facebook, Santosh Janardhan, dalam laman resmi perusahaan.
Menurut Santosh, matinya layanan Facebook dkk ini terjadi saat sedang dilakukan tindakan pemeliharaan rutin pada jaringan backbone global perusahan.
Saat itu, command yang diberikan untuk menghitung ketersediaan jaringan backbone global, ternyata tidak sengaja memutus semua koneksinya pada jaringan backbone di data center Facebook.
"Hal itu berakibat pada terputusnya data center Facebook secara global," tulis Santosh. Lebih lanjut Santosh menjelaskan, sistem Facebook sebenarnya didesain untuk mengaudit command agar bisa mencegah kesalahan semacam itu terjadi, tapi bug yang ada di tool audit membuat sistem tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Baca Juga
Terputusnya koneksi tersebut lantas membuat masalah lain yang lebih serius. Sebab, Facebook tidak bisa menjangkau server DNS mereka dan jaringan internet juga tidak bisa mencarinya.
"Seluruh peristiwa ini terjadi dengan sangat cepat. Dan, ketika insinyur kami berusah mencari tahu apa yang terjadi, dan penyebabnya, mereka menemui dua rintangan besar," tulis Santosh melanjutkan.
Pertama, Facebook kesulitan mengakses data center secara normal, karena jaringan mati. Lalu yang kedua, hilangnya DNS telah merusak banyak tool internal perusahaan yang biasanya digunakan menyelidiki dan menyelesaikan pemadaman seperti ini.
Advertisement
Bekerja Langsung
Dengan kondisi tersebut, para insinyur akhirnya dikirim ke lokasi data center untuk menyelesaikan masalah dan me-restart sistem. Namun hal ini membutuhkan waktu, karena fasilitas data center dirancang dengan tingkat keamanan fisik dan sistem yang tinggi.
Oleh sebab itu, para insinyur pun cukup sulit masuk dalam fasilitas. Hardware dan router dalam fasilitas data center pun dirancang sulit dimodifikasi, meski sudah memiliki akses fisik, sehingga butuh waktu lebih lama untuk mengaktifkan protokol keamanan agar mereka dapat bekerja di sana.
"Hanya dengan begitu, kami dapat mengonfirmasi masalah ini dan mengembalikan backbone kami online," tulisnya melanjutkan. Begitu jaringan backbone kembali, Santosh menuliskan, masalah ternyata belum usai.
Adapun potensi masalah tersebuat pada data center mengingat akan ada lonjakan lalu lintas begitu jaringan kembali online. Meski sempat khawatir akan bermasalah, Facebook ternyata mampu mengatasinya, mengingat perusahaan sudah beberapa kali melakukan simulasi ketahanan apabila ada masalah sistem.
Dengan upaya tersebut, layanan Facebook pun berangsur membaik secara cepat dan tanpa menyebabkan kerusakan sistem lebih lanjut. Shantosh mengatakan, meski Facebook belum pernah menjalankan simulasi matinya jaringan backbone global, perusahaan akan mencari cara untuk membuat simulasi tersebut di masa depan.
Upaya untuk Tingkatkan Layanan
Adanya masalah ini, menurut Shantosh, menjadi kesempatan bagi Facebook untuk belajar dan menjadi lebih baik. Setiap masalah, kecil dan besar, akan diulas oleh perusahaan untuk membuat sistem yang lebih baik.
Shantosh juga menyorot upaya perusahaan terus memperkuat sistem keamanan untuk mencegah akses tidak sah, ternyata juga berdampak pada upaya pemulihan yang ternyata bukan disebabkan oleh aktivitas jahat, melainkan kesalahan sendiri.
"Namun saya percaya, hal ini sepadan. Upaya peningkatan keamanan sehari-hari vs pemulihan yang lebih lambat. Mulai sekarang, tugas kami adalah memperkuat pengujian, latihan, dan keseluruhan ketahanan kami untuk memastikan hal ini jarang terjadi," tulisnya menutup pernyataan tersebut.
Advertisement