Sukses

Top 3 Tekno: Isu Merger XL Axiata-Smartfren Terpopuler

Isu merger XL Axiata dengan Smartfren kembali mencuat dan berita ini menjadi yang terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Isu merger XL Axiata dengan Smartfren kembali mencuat dan berita ini menjadi yang terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com, Senin (11/10/2021) kemarin.

Informasi lain yang juga populer datang dari Facebook yang melarang perdagangan lahan hutan Amazon dan kawasan konvervasi di Marketplace.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Induk XL Axiata dan Smartfren Lakukan Perbincangan, Ingin Merger?

Isu konsolidasi operator seluler di Indonesia kembali mencuat. Setelah Indosat Ooredoo dan Hutchison 3, giliran XL Axiatan dan Smartfren yang disebut-sebut akan mengambil langkah serupa.

Kabar ini muncul setelah Bloomberg melaporkan induk masing-masing perusahaan, yakni Axiata dan Sinar Mas Group disebut tengah melakukan penjajakan mengenai kemungkinan merger layanan telekomunikasi milik mereka di Indonesia.

Dikutip dari Bloomberg, Senin (11/10/2021), penjajakan itu termasuk dengan meminta saran penasihat mengenai kemungkinan yang dapat dilakukan perusahaan, termasuk berbagi jaringan. Namun menurut sumber yang mengetahui hal ini, pembicaraan itu masih dalam tahap awal dan bersifat privat.

Baca selengkapnya di sini 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

2. Facebook Larang Perdagangan Lahan Hutan Amazon dan Kawasan Konservasi di Marketplace

Facebook mengeluarkan kebijakan yang melarang perdagangan tanah di kawasan konservasi ekologis seperti hutan hujan Amazon, di semua produk marketplace mereka baik di Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

Mengutip The Verge, pengumuman itu dirilis Facebook usai pada Februari lalu, investigasi BBC melaporkan adanya penjualan ilegal sebidang besar tanah di hutan Amazon, Brazil di platform marketplace mereka.

Penjualan tersebut dilakukan tanpa sertifikat tanah resmi yang menjadi bukti kepemilikan, yang didorong oleh deforestasi Amazon akibat industri ternak Brasil.

Baca selengkapnya di sini 

3 dari 4 halaman

3. Ultah ke-37, Bos Telegram Pavel Durov Sebut Tidur Bisa Dorong Kreativitas

Pendiri yang juga saat ini menjabat sebagai CEO Telegram, Pavel Durov, pada 10 Oktober kemarin merayakan ulang tahunnya yang ke 37.

Lewat saluran Telegram resminya, Durov's Channel, Pavel Durov menyusun daftar tiga hal yang sering diremehkan dalam hidup, serta tujuh hal yang dinilai terlalu tinggi.

"Dengan saya yang menjadi 37 (tahun), saya menyusun daftar tiga hal yang diremehkan dan tujuh hal yang dinilai berlebihan dalam hidup," kata Durov.

Baca selengkapnya di sini 

4 dari 4 halaman

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia