Liputan6.com, Jakarta - Facebook merespon laporan berita yang menyebut program kecerdasan buatannya cuma berdampak minim dalam mengatasi konten kekerasan di platform.
Sebelumnya, The Wall Street Journal mengutip laporan internal pada 2019. Laporan tersebut menyebutkan, para engineer di Facebook memperkirakan algoritmanya menghapus konten bermasalah yang melanggar aturan dalam jumlah sangat kecil.
"Masalahnya adalah kami tidak dan mungkin tidak akan pernah memiliki model yang menangkap sebagian besar kerusakan integritas terutama pada area yang sensitif," tulis seorang engineer senior dan research scientist Facebook pada catatan pertengahan 2019.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip Cnet, Selasa (19/10/2021), Facebook selama beberapa waktu belakangan berada di bawah pengawasan lebih ketat untuk melakukan moderasi konten yang lebih baik. Tekanan ini diserukan terutama setelah kerusuhan 6 Januari lalu di Capitol Hill.
Dikatakan, kerusuhan tersebut terjadi karena adanya hate speech yang menyebar di dunia maya dan berimbas ke dunia nyata.
Kendati demikian, Facebook berpendapat, prevalensi konten hate speech di platform mereka turun hampir 50 persen dalam tiga kuartal terakhir.
Menurut perusahaan, konten kekerasan hanya sekitar 0.05 persen dari keseluruhan konten di Facebook. Jumlah ini setara 5 konten dari tiap 10.000 konten.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bantahan Facebook
"Ini tidak benar. Data yang diambil dari dokumen bocor yang digunakan untuk membuat narasi bahwa teknologi yang kami pakai untuk memerangi hate speech tidak memadahi, bahwa kami sengaja salah menggambarkan kemajuan kami," tulis Wakil Presiden Integritas Facebook Guy Rosen dalam sebuah unggahan blog.
Lebih lanjut, Rosen mengatakan, internal Facebook tidak ingin melihat adanya konten hate speech di platformnya.
"Kami tidak mau melihat hate speech di platform kami, baik pengguna atau pengiklan dan kami transparan tentang upaya kami dalam menghapusnya (konten hate speech)," kata Rosen.
Advertisement
Kesaksian Mantan Karyawan Facebook
Sepanjang dua minggu terakhir, Facebook mendapat perhatian besar, setelah seorang mantan manajer Facebook, Frances Haugen, mengungkapkan ribuan dokumen dan komunikasi internal yang menunjukkan Facebook menyadari bahaya produknya, namun mengecilkan efek ini secara publik.
Anggota parlemen pun menanggapi dengan meminta pertanggungjawaban pada Facebook.
Haugen juga muncul di hadapan subkomite Senat AS awal bulan ini. Ia menuding, produk Facebook telah merugikan anak-anak, memicu perpecahan dan melemahkan demokrasi.
CEO Facebook Mark Zuckerberg pun mengkritik pernyataan Haugen. Ia menyebut, apa yang dikatakan Haugen menyajikan 'gambaran palsu' dari Facebook.
(Tin/Isk)
Infografis Tentang Facebook cs.
Advertisement