Liputan6.com, Jakarta - Seorang manajer program Apple, Janneke Parrish, yang mengunggah kisah tentang diskriminasi yang diderita oleh rekan kerja di perusahaan dilaporkan telah dipecat.
Ia merupakan seorang karyawan Apple Maps yang berbasis di Austin, Amerika Serikat. Parrish juga dikenal sebagai pemimpin #AppleToo, sebuah grup online yang menerbitkan cerita tentang dugaan 'rasisme, seksisme, ketidakadilan, diskriminasi, intimidasi, penindasan, pemaksaan, pelecehan, dan hukuman yang tidak adil' di lingkaran perusahaan.
Mengutip New York Post, Senin (18/10/2021), Janneke Parrish dipecat belum lama ini karena menghapus file, termasuk aplikasi Google Drive, Robinhood, dan Pokemon Go dari perangkat kerjanya selama penyelidikan berlangsung.
Advertisement
Baca Juga
Dalam sebuah cuitan, perempuan berusia 30 tahun itu menyiratkan bahwa dia dipecat karena aktif di #AppleToo. Namun, Apple membantah klaim Parrish.
Pada September 2021, CEO Apple Tim Cook mengatakan bahwa orang yang membocorkan informasi rahasia tidak layak berada di perusahaan raksasa teknologi.
"Ada konsekuensi untuk berbicara. Ada konsekuensi untuk melakukan hal yang benar. Tetapi kami melakukan hal yang benar karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan," ujarnya.
Cook menambahkan #AppleToo adalah tentang meminta Apple untuk berbuat lebih baik, untuk mengakhiri diskriminasi sistemik, penyalahgunaan, dan kesenjangan upah.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apple Hapus Aplikasi Alquran Populer di Tiongkok
Di sisi lain, Apple dikabarkan menghapus aplikasi Alquran populer, Quran Majeed, dari toko aplikasinya di Tiongkok.
Dilaporkan oleh BBC, perusahaan menghapus aplikasi ini atas permintaan dari pemerintah. Hal ini cukup mengejutkan karena agama Islam adalah agama yang dilindungi di negara tersebut.
Baca Juga
Mengutip The Verge, Minggu (17/10/2021), Quran Majeed adalah aplikasi Alquran gratis dan menurut pengembangnya, aplikasi ini diakui oleh 25 juta pengguna muslim di seluruh dunia. Pengembang Quran Majeed adalah Pakistan Data Management Services.
Disebutkan, penghapusan aplikasi ini tampaknya tidak ada hubungan dengan konten keagamannya.
"Menurut Apple, aplikasi Quran Majeed kami dihapus dari App Store Tiongkok karena berisi konten yang ilegal," kata pengembangnya kepada BBC.
Pengembang menyebut, kini pihaknya berupaya untuk menyelesaikan masalah dengan Administrasi Ruang Siber Tiongkok.
Apple dalam pernyataannya menyebut pihaknya diwajibkan untuk mematuhi undang-undang setempat.
Advertisement
Apple Diwajibkan Ikuti Aturan Tiongkok
"Kami diwajibkan mematuhi undang-undang setempat dan terkadang ada masalah kompleks yang mungkin tidak kami setujui dengan pemerintah," kata Apple.
Menurut mereka, dengan dialog dan keyakinan akan keterlibatan, Apple berupaya menemukan solusi paling sesuai dengan pengguna.
Meski alasan penghapusan aplikasi Quran Majeed atas permintaan pemerintah terdengar logis secara bisnis, framing ini menempatkan Apple pada posisi yang dipertanyakan.
Sebelumnya Apple menghapus aplikasi VPN yang memungkinkan pengguna Tiongkok menghindari sensor. Pemasok komponen Apple di Tiongkok juga terhubung dengan penindasan minoritas Uyghur yang mayoritasnya muslim.
Berada di Posisi Sulit
Apple pun disebut-sebut tengah berada di situasi yang sulit. Pasalnya, mengambil sikap tegas kepada pemerintah bisa membahayakan bisnisnya.
Sebelumnya, Microsoft juga memutuskan untuk menutup LinkedIn versi Tiongkok. Mereka mengakui, makin sulit untuk memenuhi tuntutan pemerintah Tiongkok.
Sementara Apple belum menemukan cara seperti Microsoft, mengingat ketergantungan Apple terhadap manufaktur iPhone di Tiongkok.
Advertisement