Sukses

Kebijakan App Tracking Transparency Apple Bikin Platfom Media Sosial Kehilangan Pendapatan

Berdasarkan laporan Financial Times, sejumlah platform media sosial diketahui mengalami kehilangan pendapatan akibat kebijakan App Tracking Transparency yang dibuat Apple.

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan baru Apple mengenai App Tracking Transparency disebut telah membuat sejumlah platform media sosial kehilangan pendapatan. Informasi ini diketahui dari investigasi yang dilakukan The Financial Times.

Dikutip dari The Verge, Selasa (2/11/2021), dalam laporannya disebut sejumlah perusahaan media sosial seperti Snapchat, Facebook, Twitter, dan YouTube kehilangan potensi pendapatan sekitar USD 9,85 miliar atau Rp 140 triliun akibat kebijakan Apple tersebut.

Seperti diketahui, Apple telah menerapkan kebijakan App Tracking Transparency bersamaan dengan kehadiran iOS 14.5. Kebijakan ini mengharuskan pengembang aplikasi meminta izin pada pengguna untuk melacak aktivitasnya di dalam aplikasi.

Salah satu konsultan adtech, Eric Suefert, mengatakan pada Financial Times, salah satu yang terdampak cukup besar dengan kebijakan ini adalah Facebook. Bahkan, mereka disebut harus membangun kembali mesinnya dari awal sebagai akibat kebijakan ini.

"Keyakinan saya dibutuhkan setidaknya satu tahun untuk membangun infrastruktur baru. Alat dan kerangka kerja baru perlu dikembangkan dari awal dan diuji secara ekstensif sebelum diterapkan ke banyak pengguna," tuturnya.

Sebelumnya, laporan Post-IDFA Alliance juga menemukan perubahan pola pengiklan setelah adanya kebijakan App Tracking Transparency dari Apple.

Dalam laporan itu ditemukan ternyata harga iklan seluler yang menargetkan pengguna iOS telah turun, sedangkan harga penargetan iklan pengguna Android meningkat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Bikin Pengiklan Lirik Android

"Harga untuk iklan seluler yang ditujukan untuk pengguna iOS telah turun, sementara harga iklan telah meningkat untuk pengiklan yang ingin menargetkan pengguna Android,” tulis laporan terebut, dilansir Wall Street Journal via 9to5Mac, Selasa (6/7/2021).

Pengiklan digital mengatakan mereka telah kehilangan banyak data granular untuk efektivitas iklan di iOS.

“Dalam beberapa bulan terakhir, pembeli iklan telah menerapkan pengeluaran iklan iOS mereka dengan cara yang jauh lebih tidak ditargetkan daripada sebelumnya, kata pemasar dan perusahaan teknologi iklan,“ tambahnya.

Sebagai contoh, agensi iklan digital Tinuiti Inc, mengatakan klien Facebook-nya berubah dari pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 46 persen untuk pengguna Android pada Mei 2021 menjadi 64 persen pada Juni 2021.

Klien iOS-nya, di sisi lain, terlihat pelambatan dari pertumbuhan sebesar 42 persen pada Mei menjadi 25 persen pada Juni 2021.

3 dari 3 halaman

Peningkatan Harga Iklan

Direktur riset Andy Taylor menjelaskan bahwa ada perbedaan harga sebesar 30 persen lebih tinggi pada harga iklan Android ketimbang iOS.

Laporan tersebut juga menunjukkan banyak pengiklan telah mengalihkan pengeluaran mereka pada aplikasi yang dimiliki dan dioperasikan Facebook.

“Instagram dan jejaring sosial yang ada di bawahnya merupakan inti dari bisnis Facebook,” kata Andy Taylor.

Pengeluaran untuk menjangkau pengguna iOS di Instagram dan Facebook juga turun sejak perubahan Apple, meski masih berada di bawah angka pada aplikasi pihak ketiga.

Sejak peralihan, Facebook secara signifikan mengubah audience network-nya, yang sangat bergantung pada pengenal perangkat. Perusahaan memberi tahu pengiklan via email minggu lalu bahwa mereka menambahkan kemampuan untuk menempatkan iklan kontekstual.

Sebelumnya, menurut data Flury Analytics pada Mei lalu, orang Amerika Serikat yang memilih untuk mengizinkan aplikasi melacaknya kian sedikit, namun saat ini ada peningkatan dari 4 persen dan menjadi  9 persen.

(Dam/Isk)