Liputan6.com, Jakarta - Facebook diketahui telah melakukan perubahan nama perusahaan menjadi Meta. Sebagai bagian dari perubahan nama ini, sejumlah langkah strategis pun sudah disiapkan oleh perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg tersebut.
Salah satunya seperti laporan terbaru dari The New York Times, Meta disebut berencana untuk membuka toko fisik di seluruh dunia. Informasi ini diketahui dari sumber yang mengetahui mengenai proyek dan dokumen perusahaan.
Mengutip informasi dari CNET, Senin (8/11/2021), toko fisik tersebut akan dijadikan sebagai sarana perkenalan perangkat besutan divisi Reality Labs Meta, seperti virtual reality headaset hingga kacamata augmented reality.
Advertisement
Baca Juga
Perangkat-perangkat itu lantas akan menjadi pintu gerbang ke metaverse, dunia virtual yang sedang dibangun Meta menjadi tempat dimana orang dapat bekerja, bermain, berkomunikasi dengan teman maupun keluarga.
Kendati demikian, juru bicara Meta belum dapat mengonfirmasi mengenai rencana pembukaan toko fisik ini. Karenanya, kepastian mengenai toko fisik ini masih perlu menunggu informasi lebih lanjut.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Meta Digugat Aplikasi Foto Gara-Gara Fitur Boomerang di Instagram
Di sisi lain, aplikasi foto bernama Phhhoto menggugat Meta, perusahaan hasil rebranding Facebook Inc. Gugatan pada Meta dialamatkan atas dasar antimonopoli.
Dalam hal ini Phhhoto mengklaim Facebook Inc berpura-pura tertarik untuk bekerja dengannya, namun kemudian justru menyalin fitur-fitur Phhhoto dan menyembunyikan namanya dari hasil pencarian. Hal ini membuat Phhhoto bangkrut.
Mengutip The Verge, Sabtu (6/11/2021), teknologi Phhhoto memungkinkan pengguna menangkap lima bingkai dalam satu titik dan sekali pemotretan. Selanjutnya hasil foto ini dilingkarkan menjadi video pendek untuk dibagikan ke platform-nya maupun di Instagram.
Menurut Phhhoto, salah satu produk Meta, yakni Instagram menyalin fitur utama milik Phhhoto dan merilisnya sebagai Boomerang di Instagram pada 2015. Saat itu Instagram memblokir Phhhoto dari API Instagram dan dari unggahan Instagram.
"Tindakan Facebook dan Instagram menghancurkan Phhhoto sebagai bisnis yang layak dan merusak prospek investasi perusahaan," kata Phhhoto dalam gugatan yang diajukan mereka di Pengadilan Distrik AS.
Phhhoto mengklaim, kebangkrutannya merupakan akibat langsung dari perilaku antikompetitif dari Facebook. Padahal, menurut perusahaan, Phhhoto diposisikan tumbuh menjadi media sosial besar, sama dengan perusahaan yang tidak dicampuri oleh Facebook.
Phhhoto diluncurkan pada 2014 dan tutup pada 2017, mengklaim memiliki 3,7 juta pengguna aktif bulanan. Selebritas seperti Beyonce, Joe Jonas, Chrissy Teigen, dan Bella Hadid disebut-sebut pernah menggunakan aplikasi ini, dan mengunggahnya ke akun Instagram masing-masing.
Advertisement
Tawarkan Layanan ke Facebook Messenger
Dalam gugatannya, Phhhoto mengeluhkan CEO Facebook Mark Zuckerberg, CEO Instagram Kevin Systrom, dan sejumlah karyawan Facebook lainnya mengunduh aplikasi Phhhoto pada Agustus 2014 dan menguji fitur-fiturnya.
Sebenarnya, pada Februari 2015, Strategic Partnership Manager Facebook Bryan Hurren mengatakan ke Phhhoto, layanannya sangatlah menakjubkan. Ia juga menawarkan untuk memasukkan Phhhoto ke Facebook Messenger.
Phhhoto menolak dan Hurren menawarkan untuk masukkan konten Phhhoto ke News Feed pengguna Facebook.
Gugatan ini mengklaim, pada Maret 2015, pengaturan Instagram berubah sehingga pengguna Phhhoto tidak bisa menemukan teman mereka di Instagram.
Menurut klaim Phhhoto, Hurren mengatakan ke timnya, perusahaan itu kesal karena jumlah pengguna Phhhoto tumbuh berkat hubungannya dengan Instagram.
(Dam/Isk)
Infografis Google dan Facebook
Advertisement