Sukses

Telkomsel Luncurkan Aplikasi Fita, Ajak Masyarakat Terapkan Gaya Hidup Sehat

Aplikasi Fita dari Telkomsel sudah bisa diunduh di Google Play Store dan App Store sejak Agustus 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Telkomsel, Rabu (10/11/2021), secara resmi meluncurkan aplikasi pendukung gaya hidup sehat yang mereka kembangkan yaitu Fita.

Hendri Mulya Syam, Direktur Utama Telkomsel, mengatakan memasuki masa pandemi terdapat peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan, terutama untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru.

Dalam konferensi pers virtualnya, Hendri mengatakan aplikasi Fita dikembangkan secara langsung oleh sumber daya manusia internal Telkomsel, berkolaborasi dengan sejumlah mitra strategis.

Hendri mengatakan, ini sebagai respons dari perkembangan perilaku, serta mencari solusi kebutuhan masyarakat, terutama masa pandemi Covid-19 berlangsung.

Dengan mendorong gerakan "Sehat Makin Nikmat," aplikasi kesehatan ini menyuguhkan konten-konten lokal seputar kesehatan, nutrisi, dan berbagai program olahraga yang sudah dikurasi oleh certified coach.

Fita juga berkolaborasi dengan para mitra strategis seperti komunitas pegiat kesehatan dan kebugaran, pakar nutrisi dan kesehatan, serta pemerintah lewat Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan.

Hendri melanjutkan, aplikasi Fita sudah bisa diunduh di Google Play Store dan App Store sejak bulan Agustus lalu.

"Hingga kini antusiasme masyarakat dalam memanfaatkan ragam fitur di aplikasi Fita sangat tinggi, dengan jumlah yang mengunduh sebanyak lebih dari 350 ribu pengguna," kata Hendri.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Tawarkan Konten yang Localized

CEO Fita, Reynazran Royono, mengungkapkan penyebab kurangnya gaya hidup sehat di Indonesia terjadi karena minimnya faktor-faktor penunjang yang belum memadai.

"Dari riset yang kami lakukan, ditemukan konten yang localized ternyata belum ada, kurangnya pemahaman atau bimbingan gaya hidup sehat, dan juga perlunya motivasi untuk tetap melakukan gaya hidup sehat," ungkapnya.

Ini memicu Telkomsel dan Fita mencari potensi pasar yang jelas di sektor kesehatan, terutama untuk life and care.

Ia menambahkan, saat ini sudah banyak aplikasi telemedicine, tetapi belum banyak platform yang menekankan kontennya kepada pencegahan.

Reynazran menjelaskan, Fita adalah aplikasi yang memberikan program terstruktur, yang dibentuk oleh ahli kesehatan terakreditasi dan mudah diikuti oleh pengguna.

Saat pendaftaran aplikasi, di tahap awal, pengguna diwajibkan untuk menjawab beberapa pertanyaan terkait kondisi fisik dan healthy goal yang ingin mereka raih.

Lalu, mereka akan diberikan daily task yang harus diselesaikan. Daily task ini bertujuan untuk membangun kebiasaan baik, agar terbentuk mindset yang merupakan langkah awal terciptanya pola hidup sehat.

Reynazran mengatakan, Fita menawarkan personalized program untuk setiap pengguna.

"Melalui Fita, pengguna dapat mengukur sejumlah aktivitas seperti daily steps, guna mengetahui asupan kalori yang mereka konsumsi, dan menjumpai beragam workout video," imbuhnya.

Selain itu, pengguna dapat mengakses artikel kesehatan, meal plan, healthy recipe yang sudah dilengkapi dengan video memasak.

3 dari 5 halaman

Sehat yang Mudah dan Murah

Dalam kesempatan yang sama, Menteri BUMN Erick Thohir, mengatakan keberadaan Fita adalah salah satu bentuk dari transformasi dari Telkomsel.

"Telkomsel telah bertransformasi dari perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan digital dan komprehensif," kata Erick.

Erick pun menambahkan, solusi digitalisasi dari Telkomsel ini juga menyentuh sektor kesehatan dengan kehadiran aplikasi Fita.

"Tentu ini penting, bagaimana saat ini menjaga kesehatan itu sudah seharusnya tidak mahal dan tidak sulit," katanya.

Ade Rai, Key Opinion Leader Program Fita, mengatakan ada istilah menyatakan bahwa kesehatan tidak menarik saat masih dimiliki, tetapi jadi menarik saat seseorang kehilangannya.

"Ada istilah juga mencari sehat pada saat masih kita miliki sebenarnya menjadi mudah dan murah," kata binaragawan berdarah Bali ini.

Menurut Ade Rai, di masa-masa rentan infeksi penyakit seperti sekarang, penting bagi seseorang untuk berusaha "menjadi tuan rumah yang buruk bagi sebuah kesakitan."

"Dengan keberadaan Fita juga mencoba mengedukasi masyarakat, bahwa ternyata sehat itu bukan cuma mudah dan murah tapi juga sehat itu ternyata menyenangkan," imbuh Ade Rai.

4 dari 5 halaman

Belum Monetisasi Layanannya

Fita masih akan menyediakan layanannya untuk perangkat smartphone, yang penetrasinya dianggap sudah sangat luas di Indonesia, dibandingkan perangkat lain seperti wearables.

"Fita sendiri belum melakukan monetisasi. Jadi masih gratis semuanya 100 persen. E-commerce juga belum sesuatu yang kita tap into," kata Reynazran.

Menurut Reynazran, mereka masih mengkaji monetisasi apa yang cocok dengan pasar Indonesia, di mana target mereka adalah masyarakat yang luas.

"Jangan sampai apa yang dilakukan aplikasi luar negeri, dengan biaya pengguna hingga Rp 500 ribu atau 1 juta per bulan yang sangat-sangat mahal, targetnya menjadi lebih ramping," ujarnya.

Selain itu, Reynazran juga menyebut, dengan terintegrasinya Fita di Telkomsel, ada banyak hal yang bisa mereka eksplorasi.

"Seperti apa bentuknya, itu masih sesuatu yang kami diskusikan," ucapnya menambahkan.

Ia mengungkapkan, salah satu kemungkinan yang terbuka adalah mengkonversi poin-poin yang didapat usai melakukan aktivitas lewat Fita, menjadi reward dari Telkomsel.

(Dio/Isk)

5 dari 5 halaman

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19