Liputan6.com, Jakarta - YouTube baru-baru ini mengumumkan mulai menghilangkan tampilan jumlah dislike dalam sebuah video. Namun, kebijakan ini mendapatkan kritik, termasuk dari kreator terbesar mereka yaitu PewDiePie.
Dalam sebuah video terbarunya, PewDiePie berkomentar bahwa menurutnya pribadi, keputusan YouTube ini adalah sesuatu yang aneh dan membingungkan.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Comicbook, Senin (15/11/2021), YouTuber asal Swedia ini mengatakan dislike bisa menjadi sesuatu yang baik bagi penonton platform tersebut.
"Di YouTube, itu adalah indikasi apakah sebuah video bagus atau tidak," kata pria bernama asli Felix Arvid Ulf Kjellberg itu dalam videonya yang berjudul "YouTube Removed The Dislike Button."
Ia mencontohkan, apabila seseorang mencari video tutorial namun memiliki 20 persen atau lebih tidak suka, maka bisa dikatakan video tersebut adalah tutorial dan buruk sehingga dia tidak akan menontonnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tanggapi Serangan Dislike
Selain itu, menanggapi klaim bahwa YouTube melakukannya demi mencegah "serangan dislike," PewDiePie mengatakan bahwa hal itu tidak sering terjadi.
Menurutnya, pengunggah video pun bisa dengan mudah menyembunyikan jumlah likes dan dislikes.
"Biasanya, ketika itu terjadi, saat seseorang terkena canceled, kan,?" ujarnya.
"Fungsi itu sudah ada. Jika kamu menjadi sasaran banyak ketidaksukaan, hapus bar tidak suka. Mereka memperbaiki masalah yang tidak perlu diperbaiki," imbuh PewDiePie.
Chris Burton, pemilik kanal Half-Asleep Chris, juga mengatakan bahwa jumlah tidak suka bisa memberitahu seberapa bagus sebuah video, serta membantu pengguna menghindari clickbait.
"Seringkali, Anda tidak bisa percaya judul atau gambar thumbnail. Jika Anda melihat video tutorial dan hampir semua tidak disukai, Anda tahu itu tidak akan membantu," kata Burton seperti dikutip dari BBC.
Advertisement
YouTube Hilangkan Jumlah Dislike Secara Bertahap
Kreator asal Inggris itu mengakui, langkah ini memang menghilangkan aspek intimidasi atau "bom dislike."
Namun Burton menambahkan: "Saya tidak berpikir itu cara 99 persen orang menggunakan tombol dislike."
Di sisi lain, Burton mengapresiasi alat yang disediakan YouTube untuk menghentikan perundungan daring. Menurutnya, cara itu sudah otomatis memblokir banyaknya komentar kebencian.
Sebelumnya, YouTube mengumumkan mulai menyembunyikan jumlah "dislike" atau "tidak suka" di video-video yang ada di platformnya. Meski begitu, tombol jempol ke bawah akan tetap dipertahankan.
Dalam blog-nya, YouTube mengatakan mereka memperkenalkan beberapa fitur dan kebijakan "untuk memastikan bahwa YouTube mempromosikan interaksi yang saling menghormati antara penonton dan kreator."
(Dio/Isk)
Infografis Geger Akun Penyebar Hoaks di YouTube
Advertisement