Sukses

Pertama di Dunia, Pria Ini Pakai Mata Palsu Hasil Cetak 3D

Seorang pria asal Inggris bernama Steve Verze akan menjadi pasien pertama di dunia yang memakai mata prostetik atau palsu hasil teknologi cetak 3D.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria asal Inggris bernama Steve Verze akan menjadi pasien pertama di dunia yang memakai mata prostetik atau palsu hasil teknologi cetak 3D, kata Rumah Sakit Mata Moorfields di London.

Mengutip keterangan Rumah Sakit Moorfields Eye, Senin (29/11/2021), mata palsu milik Steve ini merupakan pertama yang dibuat secara digital untuk seorang pasien.

"Berbeda dari mata buatan lainnya, hasil printer 3D ini terlihat lebih realistis dan dirancang untuk memiliki definisi lebih jelas dan kedalaman pupil seperti mata asli," kata rumah sakit.

Biasanya, mata prostetik terdiri dari iris yang dilukis dengan tangan pada cakram yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga mata. Namun, desain tersebut mencegah cahaya masuk ke dalam mata.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Mampu Dilakukan Lebih Cepat

Selain tampak lebih realistis, prosedur ini dianggap mampu mengurangi tingkat stress saat mengukur rongga mata pasien dan bisa dibuat hanya dalam hitungan jam saja.

Secara keseluruhan, termasuk proses untuk menyelesaikan, memoles, dan menyesuaikan mata dikatakan memakan waktu 2-3 minggu, jadi hampir separuh waktu dibandingkan prostetik tradisional.

Menurut Profesor Mandeep Sagoo, konsultan dokter mata di Rumah Sakit Moorfields Eye dan profesor oftalmologi di NIHR Biomedical Research Center di Rumah Sakit Moorfields Eye dan Institut Oftalmologi UCL, “Kami berharap uji klinis mendatang akan memberikan bukti kuat tentang teknologi baru, dan memperlihatkan perbedaan yang dibuatnya bagi pasien."

 

3 dari 3 halaman

Bikin Hati dari Hasil Cetak 3D

Di sisi lain, sebuah startup bioteknologi asal Bengaluru, India, yang tengah mengembangkan jaringan hasil cetak 3D yang dibentuk agar dapat berfungsi sebagai hati manusia. Lebih lanjut disebutkan, tidak tertutup kemungkinan hasil cetak 3D ini dapat digunakan untuk transplantasi hati secara utuh.

Startup bernama Pandorum Technologies ini menuturkan, jaringan hasil cetak 3D besutannya dibuat dari sel-sel manusia.

"Hati berukuran mini kami merupakan hasil bio-cetak 3D yang dibuat meniru hati manusia dan dapat menjadi plaftorm bagi penemuan dan pengembangan obat dengan khasiat yang lebih baik, berkurangnya efek samping, serta biaya lebih rendah," ujar Arun Chandru, co-founder Pandorum.

(Ysl/Isk)