Sukses

Review Vivo V23e: Desainnya Bikin Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama

Berikut ini ulasan pengalaman selama menggunakan Vivo V23e

Liputan6.com, Jakarta - Vivo V23e adalah smartphone yang mengingatkan saya tetap butuh waktu untuk bisa menerima kekurangan, meski jatuh cinta terjadi pada pandangan pertama.

Bukan tanpa alasan saya mengibaratkan hal itu pada Vivo V23e, perangkat yang sekitar dua hingga tiga pekan ini menyambangi rumah saya, mewakili Tekno Liputan6.com, untuk sementara waktu.

Sekilas soal spesifikasi, HP Vivo V23e mengusung MediaTek Helio G69 GB dengan 8GB + 4GB Extended RAM. Ia juga membawa FunTouch OS 12 dan layar AMOLED 6,4 inci dengan resolusi Full HD Plus.

Vivo V23e juga memiliki fitur NFC Multifunctions yang tidak hanya mampu membantu untuk memeriksa dan mengisi ulang kartu elektronik, namun juga untuk mentransfer data serta menduplikasi kartu akses.

Perangkat ini juga sudah memiliki fitur keamanan sidik jari yang terletak di layar.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 7 halaman

Desain

Kalau Anda tanya, bagian apa yang membuat saya "jatuh cinta pada pandangan pertama" dengan Vivo V23e, saya akan jawab: desainnya.

Sekadar informasi, Vivo V23e yang saya ulas ini adalah varian Sunshine Coast.

Dari segi desain, V23e Sunshine Coast punya tampilan yang unik. Warna bodi belakangnya bisa berubah-ubah mulai dari ungu, biru, atau pink, bagi saya memiliki nilai seni dan keindahannya tersendiri. Segar di mata.

Rupanya, ini karena mereka menggunakan teknik Dual-Layer Coating dan Satin AG Glass yang halus, serta membuatnya tampil memukau dan fashionable dengan spektrum warna berbeda jika dilihat dari berbagai sudut.

Desainnya mengusung Ultra Slim Design dan Flat Frame Design. Menurut saya ini sangat nyaman digenggaman. Pas. tidak terlalu panjang dan tidak terlalu lebar.

Dari pengemasan saja, saya bisa merasakan nuansa yang mewah tapi tetap artistik. Ini seperti terlihat dari box smartphone yang bercorak seperti bintang-bintang di langit malam.

Selain itu, bagian kamera belakangnya juga tidak terlalu menonjol, dan kamera depannya masih tampil dengan gaya notch.

Vivo V23e juga dilengkapi dengan casing bening, sehingga tampilan indah ponsel masih bisa dilihat meski menggunakan pelindung HP.

3 dari 7 halaman

Audio

Seperti yang saya bilang tadi. Meski kita jatuh cinta pada pandangan pertama, seiring dengan menyelami isi dari smartphone ini, saya juga mulai mengenal kekurangannya.

Salah satu yang disayangkan adalah absennya plug bulat standar untuk perangkat-perangkat audio konvensional yang menggunakan kabel.

Untungnya Vivo menyediakan adaptor sehingga pengguna bisa menyambungkan perangkatnya ke ponsel melalui colokan pengisi daya. Kalau mau lebih nyaman, menggunakan perangkat nirkabel adalah pilihan terbaik.

Namun buat saya yang lebih suka memakai earphone atau headset dengan kabel, tentu saja ini merupakan sesuatu yang disayangkan. Apalagi, tak ada jaminan pengguna tidak akan menghilangkan adaptor di masa depan.

Ke sisi suara, meski cuma punya satu speaker yang letaknya di bawah ponsel, Vivo V23e rupanya punya suara yang cukup mengagumkan. Walau masih lumayan tertahan karena bukan dual speaker, tetapi suaranya lumayan kencang.

Sementara untuk earphone bawaan, saya merasa suaranya masih kurang nge-bass dan biasa saja.

4 dari 7 halaman

Performa dan Baterai

Dari segi performa, Vivo V23e cukup nyaman untuk penggunaan harian misalnya untuk sekadar bermain media sosial, browsing, hingga menonton video di YouTube atau iQiyi.

Tampilannya sendiri cukup nyaman dan enak dilihat, apalagi saat menonton video yang mengeluarkan banyak warna. Selain itu, warna-warna yang dihasilkan juga tajam.

Sayangnya, saya merasa tingkat kecerahan layarnya masih kurang terang di bawah terik matahari, meski sudah saya atur dengan kecerahan yang maksimal.

Untuk bermain game Pokemon Unite sendiri cukup lancar meski dalam 20 menit bodinya sudah terasa menghangat.

Sementara PUBG: Mobile selama 30 sampai 40 menit dengan setting HD, perangkat ini rupanya masih cukup tahan gempuran dengan bagian belakang yang tidak terlalu panas.

Terakhir, untuk main game "favorit para reviewer HP" yaitu Genshin Impact, pengaturan terendah selama tujuh menit sudah membuatnya panas.

Beralih ke baterai, digunakan untuk main Pokemon Unite selama 20 menit, dia hanya berkurang 2 persen dari awalnya 82 persen. Dipakai main PUBG selama sekitar 40 menit, ia berkurang dari 45 persen jadi 35 persen.

Untuk main Genshin Impact selama sekitar 20 menit, baterainya berkurang tujuh persen dari 100 persen.

Untuk pemakaian harian tanpa dipakai main game, Vivo V23e punya baterai 4050 mAh yang lumayan awet. Fitur 44W FlashCharge juga membantunya untuk mengisi daya dengan lebih cepat.

Dalam setengah jam, daya bisa terisi dari 32 persen menjadi 92 persen dengan menggunakan charger bawaan. Ini menjadi salah satu nilai plus untuk HP ini.

5 dari 7 halaman

Kamera

Berlanjut ke fitur fotografi, Vivo V23e memiliki kamera depan 50MP AF Night Portrait, serta kamera belakang dengan konfigurasi 64MP Night Camera, 8MP Super Wide-Angle Camera dan 2MP Macro Camera.

Di kamera selfie, Vivo V23e berhasil menampilkan foto dalam kondisi cerah dengan hasil yang oke, begitu pun untuk fitur bokeh-nya. Untuk malam hari, meski agak kurang maksimal, tapi masih memberikan hasil yang bagus.

Sayangnya saya bukan penggemar swafoto sehingga saya tidak terlalu memanfaatkan fitur ini.

Pada fitur kamera belakang 64 MP, hasil fotonya juga bagus dan terbilang tajam untuk pengambilan gambar di bawah kondisi cerah atau siang hari.

Sementara untuk kamera Ultra Wide Angle 8 MP dan kamera makro 2 MP, saya rasa tidak ada yang terlalu istimewa di sini. Hasil kamera ultra wide juga menurut saya lebih bagus saat di kondisi terang ketimbang saat malam hari.

Berikut ini beberapa hasil foto dari Vivo V23e.

6 dari 7 halaman

Kesimpulan

Vivo V23e bukanlah smartphone yang buruk. Namun dengan harga Rp 4 jutaan, saya merasa masih ada banyak hal yang bisa ditingkatkan lagi untuk ponsel di kelas harga tersebut.

Entahlah, mungkin saya juga memiliki ekspektasi yang cukup tinggi untuk harga ini. Toh banyak HP dengan harga Rp 3 jutaan di pasaran sekarang menawarkan spesifikasi lebih tinggi.

Seperti tadi dibilang, meski jatuh cinta pada pandangan pertamanya, saya juga harus bisa menerima kekurangan dari Vivo V23e seiring dengan berjalannya waktu.

Entah itu soal kamera, layar, tampilan user interface-nya yang kurang sederhana, atau sekadar harus menggunakan adaptor jika mau mendengarkan musik dengan headset.

Sayangnya, waktu sekitar tiga minggu adalah waktu yang singkat untuk benar-benar menyelami kekurangan. Apa daya, dia bukan milik saya.

Tapi saya juga tidak boleh melupakan kelebihan ponsel ini, mulai dari tampilan warna yang oke hingga baterainya yang awet, fitur kamera selfie yang bagus bagi kamu pecinta swafoto, hingga tentu saja desainnya.

Maka dari itu, Vivo V23e cocok bagi kamu yang mencari ponsel dengan desain unik, indah, fashionable, dan memberikan cita rasa seni. Perangkat ini juga oke kalau kamu pecinta swafoto.

Sebagai catatan, apa yang saya tuangkan dalam artikel ini sepenuhnya adalah kesan dan pengalaman pribadi saya sebagai pengguna biasa dalam menggunakan perangkat tersebut.

Setiap orang tentunya memiliki kebutuhan, pengetahuan, dan preferensinya masing-masing, yang mungkin berbeda dari apa yang saya tuliskan.

(Dio/Ysl)

7 dari 7 halaman

Infografis Duel Pasar Smartphone Tiongkok Vs Lokal