Liputan6.com, Jakarta - Firma riset IDC mengungkapkan, smartphone Oppo menguasai pasar Indonesia pada kuartal ketiga (Q3) tahun 2021. Hal ini seperti diungkap dalam Quarterly Mobile Phone Tracker terbaru.
IDC menyebut, Oppo berhasil naik ke posisi teratas dengan menjaga persediaan yang relatif stabil, meskipun terdapat kekurangan pasokan.
Baca Juga
"Itu masih pemimpin di segmen low-end (US$ 100 < US$ 200) yang menyumbang sebagian besar pengirimannya," tulis IDC seperti mengutip laman resminya, Senin (20/12/2021).
Advertisement
Sementara, di tempat kedua pasar HP Android, Vivo berhasil mendudukinya karena dinilai mampu meningkatkan penjualan offline dan mempertahankan tingkat persediaan.
"Vivo mampu memasuki segmen ultra low-end karena harga Y1s turun hingga di bawah US$ 100 sekaligus menempati posisi kedua di segmen low-end dengan seri Y-nya," kata IDC.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Xiaomi Merosot Tapi Pimpin Kelas Menengah
Xiaomi, di sisi lain, turun ke posisi ketiga setelah dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan yang kuat karena menghadapi kendala pasokan dan persediaan yang ketat.
Namun, Xiaomi masih berdiri kokoh sebagai pemimpin di segmen kelas menengah.
Di tempat keempat terdapat Samsung yang mengalami penurunan pengiriman karena penutupan ritel yang diinduksi lockdown dan menyebabkan perlambatan penjualan offline.
Namun menurut IDC, smartphone lipat Samsung diterima dengan sangat baik di pasar Indonesia pada Q3 2021.
Realme masih di posisi kelima dengan mempertahankan jumlah pengirimannya, meski ada kekhawatiran kekurangan pasokan.
Advertisement
Pengiriman Smartphone Menurun
Dalam laporan itu, pengiriman smartphone di Indonesia ditemukan menurun 12,4 persen Year on Year (YoY).
Menurut IDC, pengiriman hanya mencapai 9,2 juta unit pada Q3 2021, di tengah gangguan saluran dan kesulitan dari sisi pasokan.
IDC menyebut, gelombang kedua Covid-19 yang memuncak di Juli 2021 menimbulkan pengetatan yang berlangsung selama kuartal tiga tahun ini.
"Hal ini pada gilirannya menyebabkan retail shutdown yang berimbas ke wilayah Jawa Bali dan beberapa titik api lainnya, sehingga penjualan offline terganggu," tulis IDC.
Meski pembatasan mulai longgar di September, kekurangan pasokan akan terus berdampak pada produksi dan pengiriman ponsel secara keseluruhan, dengan pasokan ponsel 4G yang lebih ketat karena vendor fokus pada smartphone 5G.
IDC mengatakan, ini seiring dengan kenaikan harga komponen yang menyebabkan kenaikan harga untuk beberapa model 4G kelas bawah.
Infografis Duel Pasar Smartphone Tiongkok Vs Lokal
Advertisement