Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia tengah mendorong transformasi digital di setiap aspek kehidupan. Salah satunya dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) yang telah mengembangkan infrastruktur telekomunikasi sekaligus membuka peluang investasi teknologi baru di Indonesia.
Menurut Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemkominfo, Ismail, hal itu dilakukan karena Indonesia membutuhkan pemerataan akses konektivitas digital mengingat kondisi alam dan peningkatan kebutuhan warga.
Baca Juga
"Indonesia adalah negara berkembang yang luas dengan 17.000 pulau membutuhkan pemerataan akses konektivitas, terutama untuk konsumsi industri dan rumah tangga,” tuturnya saat hadir di diskusi '5G Connectivity for Making Indonesia 4.0' di Paviliun Indonesia Expo 2020 seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (28/12/2021).
Advertisement
Lebih lanjut Ismail menuturkan, pemerintah juga kini telah melaksanakan pembangun jaringan 5G dengan melakukan uji coba sejak 2017 dan mengimplementasikan komersialisasi jaringan 5G oleh tiga operator di 13 kota sejak 27 Mei 2021.
Di samping itu, ia menuturkan, semua spektrum frekuensi jaringan 5G yang tersedia pada akhir 2021 diperkirakan akan memacu pertumbuhan PDB menjadi Rp 2.874 triliun dan mencapai Rp 3.549 triliun di 2035.
"Peningkatan produktivitas 9,7 juta/kapita di tahun 2030 dan sebesar 11,6 Juta/kapita tahun 2035," tuturnya. Selain itu, implementasi jaringan 5G ini juga diperkirakan bisa meningkatkan investasi sebesar Rp 591 triliun di 2030 dan meningkat menjadi Rp 719 triliun di 2035.
Ismail menuturkan, kondisi ini diperkirakan bisa menambah peluang kerja 4,6 juta pada 2030 dan 5,1 juta peluang kerja di 2034. Dengan peluang ekonomi dan dampak implementasi 5G ini pun Ismail mengajak sektor swasta meningkatkan investasi di Indonesia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peta Jalan dan Strategi
Di sisi lain, Ismail menuturkan Indonesia saat ini masih menghadapi tiga tantangan untuk meningkatkan perubahan dalam sektor digital, yaitu konektivitas, kesenjangan digital saat pandemi, dan perluasan jaringan infrastruktur digital.
Oleh sebab itu, Kemkominfo tengah berupaya mewujudkan target Advokasi Broadband Commission 2025 ITU. Ia menuturkan pada 2025, seluruh negara diharapkan bisa memberikan kebijakan pitalebar universal termasuk keterjangkauan layanan broadband.
"Selain itu, mendorong setiap orang memiliki akses online, literasi dan keterampilan digital, layanan keuangan digital, e-commerce dan keseteraan gender dalam mengakses layanan," tuturnya.
Terlebih, keberadaan jaringan pita lebar disebut ikut berpengaruh dengan kemakmuran negara. Menurutnya, semakin tinggi penetrasi fixed broadband dan mobile broadband di suatu negara, makin baik kemampuan negara memitigasi risiko kerusakaan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Peran fixed broadband lebih besar di negara maju untuk efek “return to scale” dan peran mobile broadband lebih besar di negara berkembang untuk aspek aksesibilitas," ujarnya melanjutkan.
Advertisement
Peta Jalan dan Strategi
Ismail menuturkan, Kemkominfo telah menyiapkan pendekatan holistik dengan menerapkan program prioritas untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Menurutnya, Roadmap Indonesia Digital 2021-2024 memberikan arahan bagi tranformasi digital nasional dalam Revolusi Industri 4.0 serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.
"Roadmap ini dirancang untuk diimplementasikan secara kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat umum,” ungkapnya.
Ia mengatakan strategi yang diterapkan Kementerian Kominfo mencakup percepatan penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan memperkuat tata kelola data, termasuk pertukaran data lintas batas.
"Termasuk memperkuat infrastruktur digital Pemerintah dan memperkuat komunikasi publik termasuk melalui platform digital," tuturnya melanjutkan.
Untuk 2021, ada empat fokus Kemkominfo untuk meningkatkan akses jaringan 4G di daerah tertinggal dengan mempercepat pembangunan BTS dan penggunaaan Palapa Ring. Lalu, mendorong pemanfaatan infrastruktur antar penyelenggara telekomunikasi, meluncurkan 5G, termasuk fiberisasi dan digitalisasi di perkotaaan maupun pedesaan.
"Pada tahun 2022 Kementerian Kominfo memperluas program pengembangan start-up lokal. Tahun 2023, mengembangkan Indonesia menjadi Hub Fintech Asia Tenggara. Dan tahun 2024, mendorong adopsi pariwisata digital untuk kebutuhan pemasaran dan pengalaman pelanggan," ucapnya.
(Dam/Ysl)
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Advertisement