Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika/Menkominfo Johnny G. Plate diketahui meminta operator seluler untuk mematikan layanan 3G ketimbang layanan 2G. Hal ini dilakukan mengingat masih besarnya kesenjangan digital yang terjadi di desa dan kelurahan di Indonesia.
"Secara bertahap saya minta operator seluler untuk phase out 3G, kenapa saya minta phase out 3G bukan 2G? Karena memang beda penggunanya," tuturnya dalam Webinar Retropeksi 2021 dan Outlook 2022.
Baca Juga
Terkait permintaan tersebut, General Manager External Corporate Communications Telkomsel, Aldin Hasyim, mengatakan pihaknya akan mengikuti kebijakan pemerintah sambil tetap menjaga kualitas layanan bagi pelanggan.
Advertisement
"Telkomsel akan mengikuti kebijakan/arahan yang nantinya akan dikeluarkan oleh pemerintah, dengan tetap menjaga dan memastikan terpenuhinya kualitas layanan kepada pelanggan secara optimal," tuturnya saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Rabu (29/12/2021).
Tidak berbeda jauh, Group Head Corporate Communications XL Axiata, Tri Wahyuningsih menyatakan pihaknya akan selaras dengan arahan pemerintah sekaligus wujud komitmen untuk meningkatkan kualitas jaringan dan layanan 4G.
Selain itu, untuk bisa memberikan kenyamanan lebih baik bagi pelanggan dan masyarakat dalam menggunakan layanan data, XL juga telah melakuakn penataan ulang teknologi yang digunakan (technology refarming) dari 3G ke 4G.
"Saat ini, penataan ulang teknologi tersebut telah dilakukan secara bertahap di sejumlah area/wilayah tertentu. Kami juga berharap dukungan pemerintah dari sisi komunikasi ke masyarakat terkait proses migrasi ini agar dapat berjalan lancar," ujarnya menjelaskan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Alasan Matikan Layanan 3G
Sebelumnya, Menkominfo mengungkap alasan pihak Kemkominfo meminta agar operator seluler mematikan layanan 3G. Menurutnya, jaringan 2G memiliki layanan berupa komunikasi suara. Sementara 3G adalah layanan komunikasi data yang kecepatannya lambat.
Menurut dia, satu-satunya pesaing bagi 3G adalah 4G, bedanya jaringan 4G menyediakan komunikasi data cepat dan kini di Indonesia, 4G menjadi tulang punggung untuk konektivitas.
"Sehingga, saya meminta secara bertahap kita mengentikan 3G dan digantikan dengan 4G," kata Johnny.
Menurut dia, penyebaran 4G ke seluruh wilayah di Indonesia tak bisa menunggu hingga 3G selesai secara alami, tapi memang harus dengan cara mengakhirinya secara bertahap (phase out).
"Sebagian wilayah komersial masih menggunakan 3G maka layanan kecepatannya pasti jauh lebih lambat," katanya.
Advertisement
12.548 Desa Belum Dijangkau 4G
Sekadar informasi, berdasarkan data yang dipaparkan dalam Webinar Retropeksi 2021 dan Outlook 2021, Johnny mengatakan, dari 83.218 desa atau kelurahan di Indonesia, ada sebanyak 12.548 desa/kelurahan yang belum kebagian jaringan 4G.
Padahal menurutnya jaringan 4G adalah tulang punggung konektivitas di Indonesia. Untuk itulah, Kemkominfo melalui BAKTI telah melakukan pembangunan BTS 4G di seluruh wilayah 3T dengan jumlah 9.113 desa/kelurahan.
Sementara, di daerah non-3T yang belum terkover 4G sebanyak 3.435 desa, yang pembangunan 4G-nya diserahkan ke operator seluler.
(Dam/Isk)
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
Advertisement