Sukses

Monas dan Alun-Alun Utara Yogyakarta Dijual Secara Virtual di Next Earth

Ramai-ramai sejumlah lahan, seperti Alun-Alun Utara Yogyakarta hingga Monas dijual di Next Earth, sebenarnya apa itu?

Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa bulan terakhir, topik metaverse memang tengah mencuat. Utamanya, usai Meta sebagai induk perusahaan Facebook memiliki visi untuk mengembangkan metaverse di masa depan.

Salah satu yang kini juga menjadi perbincangan adalah penjualan lahan yang dilakukan secara virtual di Next Earth.

Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Kamis (6/1/2022), ternyata ada beberapa lokasi publik yang kini ditawarkan secara virtual di situs tersebut.

Setelah sempat ramai Alun-Alun Utara Yogyakarta, Monas kini juga masuk dalam daftar penjualan.

Selain dua tempat tersebut, sejumlah tempat kenamaan dunia juga masuk dalam daftar, seperti Rockeffeler Centre di New York Amerika Serikat dan Hollywood.

Alun-alun Utara Yogyakarta sendiri kini memiliki harga USDT 208,16 dan harga per tile USDT 1.14 di Next Earth. Sementara untuk Monas, harganya saat ini sekitar USDT 29,91.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Apa Itu Next Earth?

Lantas, apa itu platform Next Earth yang menjadi sarana penjualan tempat-tempat tersebut?

Mengutip informasi dari situs resminya, Next Earth merupakan platform yang menawarkan kepemilikan tanah virtual berbasis blockchain dengan lokasi yang mirip di dunia nyata.

Dengan kata lain, wilayah yang ada di Next Earth dibuat berdasarkan lokasi yang memang ada di Bumi. Nantinya, aset yang dibeli di situs ini akan berbasis NFT (non-fungible token), sehingga bisa diperjualbelikan kembali.

NFT sendiri merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk mendigitalisasi aset karya seni. Namun kini pemanfaatannya memang semakin luas dan masuk dalam berbagai aset komoditas.

 

3 dari 4 halaman

Transaksi di Next Earth

Transaksi di platform Next Earth menggunakan koin Matic dan dibangun pada jaringan Ethereum. Melalui situsnya, Next Earth juga menjabarkan sejumlah alasan untuk menjadi pemiliki tanah virtual di platformnya.

Salah satu yang alasan yang disebutkan adalah sektor ini terbilang masih awal, tapi menjanjikan. Selain itu, kepemilikan tanah virtual semacam ini disebut akan semakin meningkat di masa depan.

Mengingat nantinya aset wilayah berbasis NFT, pembelian ini memungkinkan mereka untuk membuat portofolio NFT.

Tidak hanya itu, pembelian lahan virtual di Next Earth juga memungkinkan penggunanya beramal karena mereka telah bekerja sama dengan sejumlah badan amal.

(Dam/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia