Sukses

NFT Foto Selfie Laku Keras, Ghozali Everyday Ungkap Kisah Unik Beberapa Swafotonya

Dalam beberapa cuitan balasan, Ghozali mengungkapkan kisah di balik beberapa foto selfie yang ia jual sebagai NFT

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pemuda asal Indonesia bernama Ghozali tengah jadi bahan perbincangan, usai berhasil menjual semua foto selfie-nya dalam bentuk NFT (non-fungible token) di platform OpenSea.

Di akun YouTube-nya yang bernama Ghozali Ghozalu, Ghozali mengatakan bahwa dirinya sudah mengambil foto selfie selama lima tahun sejak dirinya berusia 18 tahun hingga 22 tahun.

"Itu benar-benar foto saya berdiri di depan komputer dari hari ke hari," tulisnya dalam deskripsi video tersebut dalam bahasa Inggris, dikutip Kamis (13/1/2022).

Di akun Twitter-nya @Ghozali_Ghozalu, Ghozali juga mengungkapkan beberapa kisah dan komentar unik di balik beberapa swafotonya tersebut, yang ia cuit sebagai balasan dari cuitan beberapa warganet.

Misalnya, salah satu gambar yang diambil pada 15 Desember 2019, diambil saat dia tidak bisa tidur akibat overthinking dan baru sadar keesokan harinya ia harus pergi ke sekolah.

Ada juga foto yang diambil pada 17 Januari 2021, yang menurut Ghozali di foto itu, rambutnya mirip Tobey Maquire versi emo di film Spiderman 3. Dia juga menyebut gambar itu sangat langka.

Ghozali juga mengungkapkan, dalam foto yang diambil pada 11 Juli 2020, dia mencoba menambahkan cahaya namun alih-alih membuatnya terlihat seperti "dipanggil oleh Tuhan."

Selain itu, ada foto selfie yang diambil di 2017 dengan smartphone sang ayah, karena saat itu dia belum bisa membeli HP sendiri. 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

933 NFT

Diketahui, dari akun OpenSea miliknya dengan nama Ghozali Everyday, terdapat 933 NFT yang semuanya merupakan foto selfie dirinya.

Satu foto selfie Ghozali dihargai dengan harga terendah yaitu 0,13 Ethereum atau sekitar Rp 6 juta hingga 0,7 Ethereum atau sekitar Rp 31 juta.

Pantauan Tekno Liputan6.com, Kamis (13/1/2021), sekitar pukul 06.00 WIB, volume trade Ghozali Everyday sudah bernilai 277 Ethereum atau sekitar Rp 13,3 miliar.

NFT merupakan token digital, tidak dapat dipertukarkan namun dapat diperjualbelikan.

Hal ini yang membuat NFT cocok digunakan dalam transaksi karya seni digital oleh konsumen biasa maupun kolektor atau disebut sebagai crypto art yang ditunjang oleh Ethereum sebagai platform pendukungnya.

Dalam hal ini, NFT berfungsi sebagai alat verifikasi karya digital untuk transaksi crypto art. Hal ini yang membuat karya yang diperjualbelikan diperlakukan layaknya karya seni berformat fisik.

3 dari 4 halaman

Menggunakan Mata Uang Kripto

NFT mengubah aset digital dan jenis barang koleksi lainnya menjadi satu-satunya, sehingga karya seni tersebut bisa diverifikasi keasliannya dan mudah diperdagangkan melalui blockchain.

Artinya, transaksi jual beli aset digital melalui NFT menggunakan mata uang kripto (cryptocurrency), yang pada akhirnya tetap bisa dikonversi menjadi mata uang konvensional.

Setiap karya seni hanya ada satu NFT dan hal itu ditunjukkan lewat kode identitas unik. Dengan cara kerja seperti itu, NFT bisa difungsikan sebagai penanda orisinalitas dari sebuah karya.

NFT bisa memiliki ragam project dan asset. Pada industri gaming, terdapat NFT yang diluncurkan khusus game, seperti Axie Infinity, dan lain-lain.

Sementara untuk hal kepemilikan, NFT bisa menjadi wadah untuk mempertemukan orang-orang dengan minat yang sama di sebuah komunitas.

(Dio/Isk)

4 dari 4 halaman

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar