Liputan6.com, Jakarta - Sudahkah kamu menonton film Don't Look Up di Netflix? Jika sudah kamu pasti tahu, astronom dari sebuah kampus menemukan komet yang mengancam Bumi dan melaporkan temuannya ke lembaga antariksa.
Dalam pekerjaan astronomi seperti kasus di atas, sangat mungkin adanya kerja sama antarpihak untuk membuat temuan baru. Pekerjaan ini sebagian besar dilakukan oleh astronom profesional, namun ada kesempatan di mana anggota masyarakat juga turut membantu.
Baca Juga
Nah, belum lama ini sejumlah warga sipil membantu menyisir data dari teleskop NASA guna mengidentifikasi planet gas raksasa yang terletak 379 tahun cahaya.
Advertisement
Tim ilmuwan warga sipil ini menggunakan data dari Transiting Exoplanet Survey Sattelite (TESS) untuk mengidentifikasi planet TOI-2180 b. Planet ini mengorbit pada bintang dengan massa yang mirip Matahari di tata surya manusia, dengan masa orbit 261 hari.
Planet ini mirip dengan Jupiter, sebagai salah satu planet gas raksasa yang ditemukan di luar tata surya.
"Menemukan dan menerbitkan TOI 2180 b adalah upaya kelompok besar yang memperlihatkan bahwa astronom profesional dan ilmuwan warga berpengalaman dapat dapat bekerja sama. Ini adalah sinergi terbaik," kata salah satu ilmuwan warga sipil Tom Jacobs yang mengajukan diri untuk proyek tersebut.
Perlu diketahui, ada banyak exoplanet alias planet di luar tata surya yang terlihat dengan mencari transit atau waktu tertentu ketika sebuah planet melintas di antara bintang dan Bumi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Butuh Kehati-hatian
Penurunan kecerahan bintang dapat memberi tahu ke para astronom mengenai sifat-sifat planet. Kendati demikian, upaya ini membutuhkan teleskop, planet, dan bintang untuk berada dalam posisinya dan dipantau dengan penuh kehati-hatian untuk menemukan exoplanet.
"Dengan penemuan baru ini, kami mendorong batas jenis planet yang bisa kami temukan dari pengamatan TESS," kata peneliti Diana Dragomir.
Ia menyebut, TESS tidak secara khusus dirancang untuk menemukan exoplanet yang mengorbit jauh seperti TOI 2180 b.
"Namun tim kami dengan bantuan ilmuwan warga, tetap menggali permata langka," katanya.
Transit planet biasanya terlihat algoritma komputer, tetapi dalam kasus ini, karena mengorbit jauh dari bintangnya, planet tersebut hanya membuat satu transit dalam data.
Advertisement
Identifikasi Exoplanet
Dari situlah ilmuwan warga membantu mengidentifikasi exoplanet potensial berdasarkan kurva cahaya atau grafik kecerahan bintang dari waktu ke waktu.
"Upaya manual yang mereka lakukan sangat penting dan mengesankan, karena sebenarnya sulit menulis kode yang daat melewati jutaan kurva cahaya dan mengidentifikasi peristiwa transit tunggal dengan penuh keandalan," kata peneliti Paul Dalba.
Menurutnya, pada area ini manusia masih mengalahkan kepintaraan kode.
Setelah temuan TOI 2180 b ini, para ilmuwan bakal mengamati bintang yang sama lagi pada Februari mendatang dan berharap menemukan konfirmasi orbit planet.
(Tin/Isk)
Infografis Negara Luar Angkasa
Advertisement