Sukses

Fenomena Astronomi Ekuiluks Terjadi di 39 Kota Ini hingga Februari

Berikut penjelasan dari fenomena astronomi ekuiluks yang akan dialami beberapa kota di Indonesia hingga Februari

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali mengalami fenomena astronomi dan bakal bisa dirasakan di beberapa wilayah. Fenomena tersebut bernama ekuiluks.

Andi Pangerang dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan, ekuiluks adalah fenomena astronomi ketika panjang siang tepat sama dengan panjang malam yaitu 12 jam.

Mengutip laman Edukasi Sains Antariksa, Minggu (23/1/2022), menurut BRIN, fenomena ini biasa terjadi dan tidak akan berdampak apapun ke kehidupan manusia.

"Meskipun demikian, secara praktis, langit akan mulai tampak terang ketika terjadi aram beberapa menit sebelum matahari terbit (sebagai fajar) maupun beberapa menit setelah Matahari terbenam (sebagai senja)."

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Wilayah yang Mengalami Ekuiluks

Aram sendiri terjadi karena pembiasan oleh sinar matahari oleh atmosfer Bumi, sehingga saat matahari terbenam, langit tidak seketika gelap dan menjelang matahari terbit, langit tidak begitu saja menjadi terang.

Adapun, tiga ibu kota provinsi di belahan utara Indonesia bakal bisa mengalami fenomena ekuiluks.

Ketiga ibu kota provinsi itu adalah Tanjungselor (Kalimantan Utara) pada 27 Januari, Medan (Sumatera Utara) pada 10 Februari, dan Banda Aceh (Nanggroe Aceh Darussalam) pada 25 Februari.

Selain tiga kota tersebut, ada 36 kota lain di lima provinsi berbeda, yang akan mengalami ekuiluks sejak 20 Januari hingga 26 Februari.

3 dari 4 halaman

36 Kota Bakal Kebagian Ekuiluks hingga Februari

Berikut ini daftar 36 kota yang akan mengalami ekuiluks hingga bulan Februari mendatang.

  1. Subulussalam (NAD): 20 Januari
  2. Sidikalang (Sumatera Utara): 24 Januari
  3. Pulau Subi (Kep. Riau): 28 Januari
  4. Pematangsiantar (Sumatera Utara): 29 Januari
  5. Kisaran (Sumatera Utara): 30 Januari
  6. Tanjungbalai (Sumatera Utara): 30 Januari
  7. Anambas (Kepulauan Riau): 31 Januari
  8. Kabanjahe (Sumatera Utara): 2 Februari
  9. Berastagi (Sumatera Utara): 4 Februari
  10. Tapaktuan (Sumatera Utara): 5 Februari
  11. Tebingtinggi (Sumatera Utara) Februari
  12. Tarakan (Kalimantan Utara): 6 Februari
  13. Kutacane (NAD): 9 Februari
  14. Deli Serdang: 9 Februari
  15. Tanjungmorawa: 9 Februari
  16. Lubukpakam (Sumatera Utara): 9. Februari
  17. Binjai (Sumatera Utara): 10 Februari
  18. Tahuna (Sulawesi Utara): 10 Februari
  19. Blangpidie (NAD) : 12 Februari
  20. Stabat (Sumatera Utara): 12 Febuari
  21. Pulau Natuna (Kepulauan Riau): 13 Februari
  22. Pangkalanbrandan (Sumatera Utara): 14 Februari
  23. Blangkejeren (NAD): 14 Februari
  24. Melongguane (Sulawesi Utara): 15 Februari
  25. Meulaboh (NAD): 16 Februari
  26. Nunukan (Kalimantan Utara): 17 Februari
  27. Langsa (NAD): 18 Februari
  28. Takengon (NAD): 20 Februari
  29. Dampulis (Sulawesi Utara) : 21 Februari
  30. Benermeriah (NAD): 21 Februari
  31. Lhoksumawe (NAD): 23 Februari
  32. Bireuen (NAD): 23 Februari
  33. Sigli (NAD): 24 Februari
  34. Jantho (NAD): 24 Februari
  35. Miangas (Sulawesi Utara): 25 Februari
  36. Sabang (NAD): 26 Februari

Seperti halnya ekuinoks, fenomena ini juga bisa terjadi dua kali dalam setahun. Fenomena ini akan terjadi lagi pada 15 Oktober di Sabang hingga 18 November di Subulussalam.

(Dio/Ysl)

4 dari 4 halaman

Infografis Antisipasi Potensi Bencana Alam Akibat La Nina