Liputan6.com, Jakarta - Bos Tesla Elon Musk menawarkan Tonga untuk penyediaan layanan internet Starlink, usai negara itu dilanda letusan gunung berapi bawah laut yang menyebabkan tsunami.
Sebelumnya, bencana itu membuat putusnya kabel bawah laut Tonga yang berdampak pada krisis internet dan komunikasi di negara kepulauan tersebut.
Baca Juga
Penawaran dari pendiri SpaceX muncul usai adanya laporan yang menyebutkan perlu satu bulan atau lebih untuk memulihkan konektivitas internet di Tonga.
Advertisement
"Bisakah orang-orang dari Tonga memberi tahu kami jika penting bagi SpaceX untuk mengirim melalui terminal Starlink?" kata Musk melalui cuitan di Twitter, dikutip dari New York Post, Minggu (23/1/2022).
SpaceX milik Musk mengoperasikan lebih dari 1.400 satelit aktif, sebagai bagian dari sistem internet broadband Starlink. Mereka berencana meluncurkan puluhan ribu satelit lain.
Layanan yang baru saja melewati fase beta pada November lalu ini, bertujuan untuk menyediakan akses yang lebih luas dan lebih murah ke internet broadband berkecepatan tinggi di daerah terpencil.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perlu Konfirmasi
Shane Reti, anggota parlemen Selandia pun membagikan surat daring, di mana ia meminta Musk menyediakan komunikasi internet Starlink kepada pejabat publik dan orang-orang baik di Tonga saat dibutuhkan.
Meski begitu, Musk mengisyaratkan dirinya butuh konfirmasi dari pejabat berwenang di Tonga sebelum bisa melanjutkan peluncuran Starlink.
"Ini adalah hal yang sulit untuk kami lakukan saat ini, karena kami tidak memiliki cukup satelit dengan laser link dan sudah ada geo sat yang melayani wilayah Tonga," ujarnya. "Itulah mengapa saya meminta konfirmasi dengan jelas."
Erupsi gunung berapi Hunga Tonga–Hunga Ha'apai dan tsunami di Tonga berdampak pada terputusnya internet di negara kepulauan Pasifik tersebut.
Dilansir The Verge, Kamis (20/1/2022), krisis internet itu terjadi usai satu-satunya kabel bawah laut yang menghubungan negara ke jaringan internet rusak selama erupsi.
Pada Selasa pekan ini, pemerintah Tonga mengatakan "komunikasi baik internasional maupun domestik terputus karena kerusakan pada kabel bawah laut."
Advertisement
Perbaikan Butuh Waktu Lama
Pemerintah menyebut komunikasi terbatas dimungkinkan lewat telepon satelit dan radio berfrekuensi tinggi. Namun kendala itu membuat sulit dalam menilai kerusakan akibat letusan 14 Januari lalu.
Tonga hanya mengandalkan satu kabel bawah laut setebal selang taman dan diisi filamen serat optik.
Menurut Reuters, kabel internet Tonga memiliki panjang 827 kilometer dan diamankan melalui relai di Fiji. Perbaikan kabelnya sendiri membutuhkan waktu selama dua pekan karena perlu intervensi kapal spesialis perbaikan bawah laut.
Kapal terdekat adalah Reliance dari perusahaan Amerika Serikat SubCom. Namun mereka berada 4.700 kilometer di Papua Nugini dan butuh waktu berhari-hari untuk menuju Tonga.
Mengutip DW, pemerintah Selandia Baru menyebutkan, SubCom mengatakan kemungkinkan akan memakan waktu setidaknya empat pekan untuk memperbaiki kabel Tonga.
(Dio/Ysl)