Sukses

AI Akan Musnahkan Umat Manusia, Benarkah?

Dalam beberapa film, robot berbasis AI kerap digambarkan dengan pemberantasan total umat manusia, atau dengan penguasaan mesin canggih yang menaklukkan banyak orang.

Liputan6.com, Jakarta Jika kamu menonton film science fiction, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) digambarkan akan memusnahkan manusia di masa depan.

Banyak plot semacam itu berpusat di sekitar konsep yang disebut "Singularitas", saat di mana AI menjadi lebih cerdas dari penciptanya yaitu manusia.

Dalam beberapa film, robot berbasis AI kerap digambarkan dengan pemberantasan total umat manusia, atau dengan penguasaan mesin canggih yang menaklukkan banyak orang.

Skenario ini memang terlihat menakutkan, namun faktanya cerita di film itu hanyalah sebatas fiksi. Pun demikian, bukan berarti AI tak berpotensi berdampak negatif terhadap kehidupan manusia.

Ahli AI dari Georgetown University, Andrew Lohn, dalam wawancaranya dengan IEEE Spectrum menjelaskan skenario terburuk AI bagi manusia yang lebih realistis.

Menurut Lohn, sebagaimana dilansir dari artikel yang dimuat Pacmann.io (perusahaan spesialis data science di Indonesia), adanya jejak digital yang menimbulkan data baru, seperti email, unduhan, data belanja online, media sosial, hingga GPS memberikan peluang tak terbatas bagi perusahaan dan pemerintah untuk mengakses data tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

AI Bisa Memprediksi Tindakan Manusia

Bila data yang tidak terbatas itu digabungkan dengan analisis prediktif, maka manusia akan segera memasuki era tanpa kehendak bebas dan privasi.

Ahli AI lain dari University of Pennsylvania, Michael C. Horowitz, turut menjelaskan bahwa ke depannya AI mampu memprediksi tindakan yang disukai oleh pengguna.

Sebagai contoh, AI dapat menebak tautan apa yang akan diklik, hiburan apa yang disukai, dan produk apa yang akan dibeli.

 

3 dari 4 halaman

Etika dalam Pemanfaatan Data

Hal ini menunjukan bahwa AI akan lebih memahami preferensi seseorang dibandingkan dirinya sendiri. Implikasinya, manusia mungkin tidak akan sadar bahwa perlahan, kehendak bebasnya akan berkurang.

Timbulnya skenario terburuk yang mungkin terjadi ini membuat banyak ahli AI mulai mendalami bidang data ethics, yakni cabang ilmu AI yang berfokus pada etika dalam memanfaatkan data.

4 dari 4 halaman

Infografis 9 Manfaat Aplikasi PeduliLindungi yang Belum Banyak Diketahui