Liputan6.com, Jakarta - Pendiri sekaligus Bos Telegram Pavel Durov menyebut tim teknis WhatsApp secara konsisten tak kompeten.
"Telegram, aplikasi yang jauh lebih canggih (dibanding WhatsApp), tidak pernah ada masalah-masalah keamanan dengan tingkat keparahan seperti itu," kata Pavel Durov dalam pernyataan yang dia bagikan di Durov Channel di Telegram.
Baca Juga
Pernyataan Pavel Durov ini merupakan tanggapannya tentang laporan dari Forbes yang menyebut ada perusahaan bernama Boldend yang berhasil 'meretas' WhatsApp lewat celah keamanan di aplikasi tersebut.
Advertisement
Pavel Durov dalam tanggapannya juga menyebut, sejak pengembangan aplikasi WhatsApp, layanan tersebut tidak aman.
"Sejak pembuatan WhatsApp, hampir tidak ada momen di mana (WhatsApp) aman. Setiap beberapa bulan, peneliti menemukan masalah keamanan baru di aplikasi," tutur dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tuding WhatsApp Berbahaya
Konsisten menyebut WhatsApp bukan aplikasi yang aman, Pavel Durov bahkan pernah membuat artikel yang mengungkapkan berbagai ketidakamanan pada WhatsApp, dua tahun lalu.
Dia berkata, selama dua tahun berlalu sejak artikel tersebut ditulisnya, WhatsApp belum berubah sama sekali.
Sekadar informasi, dalam artikelnya yang dipublikasi pada 31 Januari 2020, Pavel Durov terang-terangan menyebut, menggunakan WhatsApp sebagai hal yang berbahaya.
Dia mengatakan, WhatsApp memiliki backdoor yang memungkinkan hacker mengakses seluruh data di semua ponsel yang menjalankan WhatsApp.
Menurut Durov pula, backdoor WhatsApp yang telah dieksploitasi ini bisa mengekstrak pesan dan foto Jeff Bezos. Selain Bezos, sejumlah pelaku bisnis dan pemimpin negara jadi target peretasan gara-gara backdoor WhatsApp tersebut.
Advertisement
WhatsApp 'Diretas'
Sebelumnya, Forbes memberitakan, sebuah perusahaan yang didanai oleh investor Facebook diduga telah 'meretas' WhatsApp.
Orang yang mendanai perusahaan tersebut adalah entrepreneur Peter Thiel yang jadi salah satu investor awal Facebook di tahun 2004.
Thiel merupakan salah satu pendiri PayPay dan telah berinvestasi di banyak perusahaan. Salah satunya adalah Founders Fund, pendukung utama perusahaan bernama Boldend.
Usut punya usut, menurut New York Times, Boldend mengaku bisa meretas WhatsApp pada Januari 2021. Kendati demikian, celah kerentanan tersebut sudah ditambal melalui update software.
Boldend dikatakan tutup mulut tentang bisnisnya karena hanya memiliki satu pelanggan besar, yakni pemerintah AS.
Mengutip The Sun, Jumat (4/2/2022), kegiatan 'peretasan' yang dilakukan Boldend kepada WhatsApp dikabarkan merupakan upaya untuk menghasilkan kekuatan di kedua sisi ruang keamanan siber, yakni melindungi sekaligus menyerang. Sumber terdekat Forbes menyebut, Boldend tidak biasa mengerjakan eksploitasi seperti yang dilakukan pada WhatsApp.
Tidak dijelaskan celah seperti apa yang digunakan Boldend untuk 'meretas' sistem WhatsApp. Namun disebutkan dalam laporan The Sun, WhatsApp sudah menambal celah kerentanan yang dipakai Boldend untuk mengakses sistemnya pada Januari 2021. Dengan demikian, saat ini sistem WhatsApp telah aman.
(Tin/Ysl)
Infografis tentang WhatsApp
Advertisement