Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini nama OpenSea memang telah menjadi perbincangan publik dunia, termasuk di Indonesia.
Salah satu alasan adalah Ghozali Eveyday mampu meraup miliaran rupiah menjual NFT (non-fungible tokens) foto selfie dirinya di OpenSea.
Baca Juga
Terlepas dari hal tersebut, marketplace peer-to-peer NFT buatan Devin Finzer dan Alex Atallah ini dituding telah menjadi sarang pelaku kejahatan.
Advertisement
Pihak OpenSea mengakui tentang seberapa banyak aktivitas pemalsuan, plagiat, dan penipuan pada platform mereka.
“Lebih dari 80 persen NFT yang dibuat dengan tool ini adalah karya plagiat, koleksi palsu, dan spam,” kata OpenSea di utas Twitter.
Dikutip dari Vice, Sabtu (5/2/2022), hampir semua NFT yang dibuat menggunakan tool gratis di platformnya adalah hasil karya bajakan atau plagiat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
OpenSea Sedang Persiapkan Solusi
Hal ini diungkap OpenSea setelah perusahaan urung membatasi 50 item dapat dipakai secara gratis untuk membuat karya NFT di platformnya.
To all the creators in our community impacted by the 50 item limit we added to our free minting tool, we hear you and we're sorry. We have reversed the decision. But we also want to offer an explanation ↯ pic.twitter.com/Y3igaE1RM2
— OpenSea (@opensea) January 27, 2022
Meski ditentang oleh sejumlah pengguna, OpenSea berjanji akan mencari solusi untuk mencegah aksi penipuan serupa di masa mendatang.
“Selain membalikkan keputusan, kami sedang mengerjakan sejumlah solusi untuk memastikan kami mendukung pembuat konten sambil menghalangi pelaku jahat,” kata OpenSea.
Advertisement
Ada Bug di OpenSea
Baru-baru ini, sebuah bug di OpenSea membuat beberapa penyerang bisa membeli NFT langka dengan harga yang jauh lebih murah di bawah nilai pasarnya.
Dilansir The Verge, dikutip Kamis (26/1/2022), bug tersebut kemungkinan sudah ada selama beberapa pekan. Sebuah cuitan pada 1 Januari 2022 lalu mengungkapkan keberadaan masalah itu.
Namun, perusahaan analitik blockchain Elliptic melaporkan, eksploitasi dari kesalahan tersebut meningkat dalam 12 jam yang membentang sebelum 24 Januari pagi.
Setidaknya, bug tersebut dieksploitasi sekitar delapan kali untuk menggondol NFT dengan nilai pasar lebih dari US$ 1 juta.
Salah satu NFT, Bored Ape Yacht Club #9991, dibeli dengan memanfaatkan bug tersebut seharga 0,77 ETH (US$ 1.790). Kemudian NFT tersebut dijual lagi dengan harga 84,2 ETH (US$192,400).
(Ysl/Tin)