Liputan6.com, Jakarta - Meninggalnya Rayan Oram, bocah yang terperangkap di dalam sumur 32 meter selama sekitar empat hari di Maroko, jadi bahan perbincangan di media sosial Twitter.
Warganet hingga tokoh-tokoh publik di Twitter menyampakan ucapan belasungkawa mereka pada anak laki-laki yang meninggal dunia pada Sabtu, 5 Februari 2022 waktu setempat itu.
Baca Juga
Pada Minggu (6/2/2022) WIB, kata kunci "Rayan" juga menempati trending topic di Twitter dengan lebih dari 671 ribu cuitan. Sebelumnya, mengutip Arab News, #SaveRayan juga sempat bergema di media sosial itu.
Advertisement
Banyak warganet pun yang menyampaikan doanya untuk Rayan agar tenang di Surga, serta kepada keluarga yang ditinggalkannya. Beberapa juga mengunggah ilustrasi tentang bocah Maroko tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Upaya Penyelamatan Jadi Sorotan
Upaya penyelamatan Rayan dari sumur sebelumnya berjalan dramatis dan menjadi sorotan di negara itu. Mengutip Global Liputan6.com, ratusan orang berkumpul di lokasi dan ada juga yang mengikuti perkembangannya secara daring.
Tim penyelamat akhirnya membawa bocah itu keluar dari sumur pada Sabtu malam. Tidak ada kabar yang diberikan pada saat itu tentang kondisinya, dan penyelamatan yang jelas pada awalnya disambut dengan sorak-sorai dari kerumunan.
Di media sosial, orang-orang yang menggunakan tagar #SaveRayan, yang menjadi tren di seluruh negeri dan sekitarnya, menyatakan kegembiraan mereka.
Namun kegembiraan ini berubah menjadi patah hati beberapa menit kemudian ketika pernyataan itu mengumumkan Rayan telah meninggal.
"Setelah kecelakaan tragis yang mengorbankan nyawa anak Rayan Oram, Yang Mulia Raja Mohammed VI memanggil orang tua dari anak laki-laki yang meninggal setelah jatuh ke dalam sumur," kata istana kerajaan.
Raja pun telah menyatakan belasungkawa terdalam dan belas kasih yang tulus, tambahnya.
Advertisement
Penyelamatan dengan Hati-Hati
Mengutip Health Liputan6.com, Rayan jatuh pada Selasa pekan ini saat sang ayah sedang bekerja di sumur.
Upaya untuk mengambilnya kembali dengan cara dia jatuh tidak berhasil karena porosnya yang lebar di permukaan tanah tapi semakin ke dalam semakin menyempit dan berbelok.
Buldoser dibawa untuk menggali sebagian besar lereng bukit di sebelah sumur, menciptakan parit besar yang sejajar dengan poros.
Para pekerja kemudian harus menggali terowongan horizontal melalui tanah berbatu dan berpasir untuk menghubungkan poros tempat anak itu terjebak dan mengeluarkannya.
“Pekerjaan teliti itu berulang kali diperlambat oleh batu-batuan berat dan ketakutan akan tanah longsor, termasuk satu bagian batu keras yang butuh waktu sekitar lima jam untuk dibersihkan,” kata kepala komite penyelamat, Abdelhadi Temrani, mengutip New York Post.
Jam-jam terakhir dari operasi yang rumit itu mengharuskan para pekerja menggali dengan sangat lambat dan dengan tangan untuk menghindari keruntuhan yang bisa mengubur anak itu.
Seorang insinyur mengatakan kepada saluran televisi lokal bahwa mereka menggali hanya 20 sentimeter, atau sekitar 7 inci, per jam.
(Dio/Ysl)
Infografis: Deretan Negara yang Sudah Vaksinasi Anak di Bawah 12 Tahun
Advertisement