Liputan6.com, Jakarta - TikTok kembali ramai dengan tren baru yang dikenal sebagai Oi Kiyomasa Nande Nande Gambare Gambare Baka. Kata-kata dalam bahasa Jepang tersebut menghiasi sejumlah konten di platform TikTok dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan pantauan Tekno Liputan6.com, Selasa (8/2/2022), konten dengan kata-kata tersebut kini banyak dibuat oleh sejumlah akun. Setelah ditelusuri, kata-kata tersebut ternyata berasal dari adegan beberapa anime yang populer sekarang.
Baca Juga
Kata-kata 'Oi Kiyamasa' merupakan potongan dari anime Tokyo Revengers. Kata-kata tersebut diucapkan karakter bernama Draken ketika bertemu dengan karakter lain bernama Kiyomasa.
Advertisement
'Oi Kiyomasa' sendiri jika diartikan ke Bahasa Indonesia berarti 'Hei Kiyomasa'. Lalu untuk 'Nande Nande' diketahui diucapkan oleh karakter lain di Tokyo Revengers yang bernama Baji Keisuke.
Untuk 'nande' sendiri, kata ini dapat diartikan sebagai 'kenapa' dalam Bahasa Indonesia. Beralih ke 'Ganbare Ganbare', kata ini biasanya digunakan untuk memberi semangat.
'Ganbare' dapat diartikan sebagai 'berjuanglah' dalam Bahasa Indonesia. Kata ini memiliki makna yang sama dengan Ganbatte, tapi penggunaannya berbeda.
Kata Ganbatte biasanya digunakan dalam percakapan formal atau lebih sopan, sedangkan Ganbarre dipakai di percakapan informal. Dalam konteks Oi Kiyomasa Nande Nande Ganbare Ganbare Baka, kata ini diucapkan oleh Sukuna yang ada di tubuh Itadori Yuji dari anime Jujutsu Kaisen.
Terakhir, kata 'baka' jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah bodoh. Kata-kata ini memang terbilang populer dan banyak digunakan di sejumlah anime.
Kata baka sendiri memang kadang digunakan untuk menyebut orang lain bodoh, tapi dalam beberapa konteks dan nada suara, kata ini bisa dipakai sebagai guyonan dengan teman sebaya. Kata baka yang ramai di TikTok berasal dari kutipan karakter Killua di anime Hunter x Hunter.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pembesut TikTok Uji Coba Metaverse, Rilis Aplikasi Pulau Pesta
Pembesut aplikasi berbagi video populer TikTok, ByteDance, merilis aplikasi media sosial bernama Paiduidao, alias Pulau Pesta, di Tiongkok.
Aplikasi ini memungkinkan pengguna berinteraksi dalam komunitas virtual melalui avatar, seiring dengan ketertarikan pada metaverse yang terus berkembang di dunia teknologi.
Paiduidao tampaknya cocok dengan deskripsi umum metaverse yang biasanya mengacu pada jejaring dunia virtual, tempat orang bisa saling berinteraksi.
Meski begitu, menurut seorang perwakilan Douyin --TikTok versi Tiongkok-- menyebut, perilisan Paiduidao, "Tidak ada hubungannya dengan metaverse."
Mengutip South China Morning Post, Selasa (1/2/2022), perwakilan Douyin ini juga mengatakan, aplikasi Paiduidao kini masih dalam versi pengujian beta oleh sekelompok pengguna dan memerlukan kode undangan untuk bisa mengaksesnya.
Aplikasi ini dikembangkan oleh anak perusahaan ByteDance yang dimiliki oleh Beijing Shi Qu Wu Xiang Technology Co Ltd. Aplikasi Paiduidao diluncurkan awal pekan ini di toko aplikasi iOS dan Android di Tiongkok.
Advertisement
Terbanyak Diunduh di iOS Meski Masih Beta
Logo aplikasi 'Pulau Pesta' ini menampilkan dua karakter animasi yang bersandar satu sama lain, lengkap dengan slogan "tidak ada manusia yang merupakan sebuah pulau."
Meski aplikasi ini belum sepenuhnya beroperasi, menurut App Annie, Paiduidao adalah aplikasi sosial nomor-77 yang paling banyak diunduh di iOS.
Paiduidao boleh jadi merupakan upaya terbaru ByteDance untuk memecahkan pasar media sosial Tiongkok dan menantang aplikasi WeChat Tencent Holdings yang kini hampir diinstal di semua smartphone orang Tiongkok.
(Dam/Ysl)