Liputan6.com, Jakarta Serangan siber terhadap situs web pemerintah Ukraina dan organisasi afiliasinya, menambah kepanikan di tengah serangan militer Rusia.
Menurut peneliti keamanan siber, malware penghapus data buatan hacker yang didukung Rusia telah menginfeksi ratusan komputer milik pemerintah Ukraina, termasuk di negara tetangga: Latvia dan Lithuania.
Baca Juga
Mengutip AP News, Minggu (27/2/2022), para peneliti mengatakan serangan malware kemungkinan besar telah dipersiapkan selama tiga bulan.
Advertisement
"Serangan distributed-denial-of-service (DDoS) yang dimulai minggu lalu membuat situs web pemerintah Ukraina offline pada Rabu lalu, lalu berlanjut pada pemadaman internet sporadis di seluruh negeri," kata Doug Madory, direktur analisis internet untuk perusahaan manajemen jaringan AS, Kentik Inc.
Namun, langkah untuk menumpulkan serangan DDoS berhasil, karena situs web utama pemerintah termasuk kementerian pertahanan dan dalam negeri serta situs perbankan Sberbank dan Alfabank dapat dijangkau meskipun serangan terus digencarkan Rusia.
Pemerintah AS dan sekutu menyimpulkan serangan DDoS itu dilakukan oleh badan intelijen militer GRU Rusia. Serangan semacam itu membuat situs web tidak dapat diakses karena dibanjiri dengan data sampah. Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ukraina Serang Balik
Situs web utama Rusia juga mendapat serangan DDoS pada Kamis (24/2/2022), kata Madory, mungkin sebagai pembalasan atas serangan serupa di situs web Ukraina.
Situs militer Rusia (mil.ru) dan Kremlin (kremlin.ru), yang dihosting oleh Jaringan Internet Negara Rusia, tidak dapat diakses atau lemot. Madory mengatakan seluruh blok domain internet yang menghosting situs kremlin.ru juga diserang.
Badan keamanan siber Ukraina mengatakan jaringan seluler dipenuhi dengan panggilan suara, menunjukkan bahwa orang yang tidak dapat menyelesaikannya menggunakan pesan teks sebagai alternatif.
Madory mengatakan internet Ukraina kini berada di bawah tekanan berat. Pemantau internet Netblocks yang berbasis di London mengatakan kota timur Kharkiv, dekat Ukraina, dilaporkan diserang oleh hacker Rusia, berdampak pada gangguan jaringan dan telekomunikasi.
Advertisement
Kepentingan Intelijen
Beberapa pakar keamanan siber mengatakan sebelum invasi mungkin ada kepentingan intelijen Kremlin--perang informasi--untuk tidak mencoba menjatuhkan internet Ukraina selama serangan militer.
Layanan keamanan siber Ukraina bahkan menerbitkan daftar di channel Telegram miliknya tentang saluran "disinformasi aktif" yang harus dihindari.
Symantec Threat Intelligence melaporkan dalam sebuah posting blog, tidak jelas berapa banyak jaringan yang terpengaruh oleh penghapusan data yang sebelumnya tidak terlihat--menargetkan organisasi di industri keuangan, pertahanan, penerbangan, dan teknologi informasi.
Sementara ESET Research Labs mengatakan telah mendeteksinya di ratusan komputer Ukraina. Kepala penelitian ESET Jean-Ian Boutin tidak menyebutkan nama target, tetapi mengatakan kalau mereka adalah organisasi besar.