Liputan6.com, Jakarta - YouTube memblokir sementara monetisasi iklan di kanal YouTube milik media terafiliasi pemerintah Rusia. Dengan begitu, sejumlah kanal YouTube media yang terafiliasi pemerintah negara tersebut tak bisa mendapatkan pemasukan dari iklan.
Informasi ini pertama dilaporkan oleh Reuters, seiring pasukan Rusia yang terus melancarkan serangan ke wilayah Ukraina.
Baca Juga
YouTube membenarkan pihaknya menjeda kemampuan sejumlah kanal YouTube untuk memenetisasi kontennya.
Advertisement
"Beberapa di antaranya adalah kanal YouTube Rusia yang terafiliasi sanksi baru-baru ini," demikian dikutip dari The Verge, Minggu (27/2/2022).
Kepada Reuters, juru bicara YouTube Farshad Shadloo, mengatakan YouTube akan lebih jarang merekomendasikan media yang dikelola pemerintah Rusia ke pengguna.
Beberapa kanal YouTube, termasuk di antaranya media RT, akan dibatasi rekomendasi tampilannya di Ukraina karena pemerintah negara tersebut.
Tidak hanya itu, YouTube sebelumnya telah memberi label pada video yang diunggah oleh jaringan internet yang dikelola Rusia sejak 2018.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Belum Diketahui Jumlah Kanal yang Dibatasi Monetisasi Iklannya
Sejalan dengan YouTube yang melarang RT menjalankan iklan, masih belum jelas kanal mana lagi yang juga dibatasi monetasi iklannya untuk sementara waktu.
Kepala koresponden Politico Mark Scott di Twitter menyebut, beberapa kanal YouTube yang terafiliasi Rusia masih ada yang bisa memonetisasi iklan. Pihak The Verge meminta daftar kanal YouTube apa saja yang terdampak kebijakan ini, namun YouTube belum memberikan tanggapan.
Sebelumnya, Facebook juga menjeda iklan dari media Rusia yang terafiliasi pemerintah. Sementara Twitter sebelumnya menangguhkan semua iklan di Ukraina dan Rusia untuk ikut membantu memastikan visibilitas informasi keselamatan publik.
Sejak itu, Rusia membatasi akses ke Facebook dan Twitter. Meski demikian, Rusia belum memblokir YouTube.
Negara yang dipimpin Vladimir Putin ini malah mengancam akan melarang platform YouTube beroperasi sepenuhnya karena sudah menghapus dua kanal milik RT pada September lalu.
Advertisement
Rusia Blokir Akses ke Twitter
Sebelumnya, di tengah panasnya serangan Rusia terhadap Ukraina, Rusia memblokir akses Twitter. Menurut kelompok pemantau internet NetBlocks, pemblokiran akses Twitter oleh Rusia ini dimaksudkan untuk menahan arus informasi.
NetBlocks menyebut, sejak Sabtu, 26 Februari 2022 pagi, pihaknya melihat koneksi ke Twitter gagal atau sangat dibatasi di setiap penyedia telekomunikasi, mulai dari operator Rostelecom, MTS, Beeline, dan MegaFon.
Pengguna di Rusia masih bisa mengakses Twitter melalui layanan VPN, namun koneksinya memang dibatasi.
Mengutip The Verge, Minggu (27/2/2022), wartawan di Rusia mengkonfirmasi pemblokiran tersebut. Menurut seorang reporter BBC, akses sangat dibatasi. Menurutnya, mengirimkan pesan berhasil tetapi butuh waktu koneksinya.
Sejauh ini, motivasi Rusia membatasi Twitter tidak jelas. Namun keputusan ini muncul di tengah tindakan keras yang lebih luas terhadap Twitter.Â
(Tin/Isk)
Infografis Serangan Rusia ke Ukraina
Advertisement