Liputan6.com, Jakarta Sanksi yang diberikan Uni Eropa atas operasi militer di Ukraina berimbas pada dihentikannya peluncuran roket luar angkasa Soyuz oleh Badan Antariksa Rusia Roscosmos.
Awalnya wahana antariksa itu diluncurkan dari bandar antariksa Eropa di French Guiana. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh Kepala Roscosmos Dmitry Rogozin dalam sebuah pernyataan di Twitter pada Sabtu lalu.
Baca Juga
"Roscosmos menangguhkan kerja sama dengan mitra Eropa dalam mengatur peluncuran luar angkasa dari kosmodrom Kourou dan menarik personelnya, termasuk kru peluncuran terkonsolidasi, dari Guyana Prancis," cuitnya.
Advertisement
Mengutip Space.com, Senin (28/2/2022), Rusia juga menarik 87 pekerja mereka dari bandar antariksa tersebut, yang mendukung peluncuran roket Soyuz untuk Roscosmos dan perusahaan Rusia lainnya.
"Masalah keberangkatan karyawan Rusia sedang diselesaikan," tulis Roscosmos dalam keterangan resminya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rencana Peluncuran Soyuz Arianespace
Roket Soyuz Rusia digunakan oleh penyedia peluncuran Eropa Arianespace, untuk meluncurkan satelit dari Guiana Space Center di dekat Kourou, French Guiana, dan Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan.
Roket Soyuz terakhir diluncurkan dari Guiana Space Center lepas landas pada 10 Februari lalu dan membawa 34 satelit internet OneWeb.
Peluncuran Soyuz Arianespace berikutnya dijadwalkan pada awal April, dan membawa dua satelit navigasi Galileo ke orbit untuk konstelasi Galileo Uni Eropa. Misi ini hampir pasti akan tertunda.
Thierry Breton, European Commissioner for Space mengatakan, keputusan Rusia menghentikan peluncuran Soyuz tidak berdampak pada layanan pengguna satelit Galileo atau program satelit observasi Copernicus Earth Uni Eropa.
"Saya tegaskan keputusan ini tidak memiliki konsekuensi terhadap kelangsungan dan kualitas layanan Galileo dan Copernicus," kata Breton dalam pernyataannya.
"Keputusan ini juga tidak membahayakan pengembangan infrastruktur ini secara berkelanjutan," sambungnya.
Advertisement
Relasi Rusia dan AS di Luar Angkasa
Dikutip dari The Verge, Rusia dan Eropa juga sebenarnya sudah mempersiapkan misi robotik ke Mars yang akan berlangsung tahun ini.
Direktur European Space Agency Josef Aschbacher mengatakan, mereka akan terus bekerja pada semua programnya, termasuk dalam kampanye peluncuran ISS dan EXOMars, meski akan terus "memantau situasi yang berkembang."
Selain memutuskan hubungan sementara dengan Arianespace, Roscosmos juga mengecualikan Amerika Serikat dari misi bersama untuk menjelajahi Venus dalam misi Venera-D.
Menurut Rogozin pada Sabtu waktu setempat, kelanjutan partisipasi AS dalam misi Venera-D "tidak pantas" mengingat sanksi yang dijatuhkan bagi Rusia.
Rogozin juga mengklaim sanksi ini akan merusak hubungan antara Rusia dan NASA, yang berpotensi menyebabkan jatuhnya Stasiun Luar Angkasa Internasional.
(Dio/Isk)
Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina
Advertisement