Liputan6.com, Jakarta - Pesawat terbesar di dunia, pesawat kargo Antonov An-225 milik Ukraina, hancur oleh serangan Rusia di luar Kyiv dalam hari keempat invasi di negara itu.
Kejadian ini dikonfirmasi oleh kelompok Ukroboronprom bentukan pemerintah Ukraina pada hari Minggu waktu setempat, di bandara Antonov, Gostomel, dekat Kyiv.
Baca Juga
"Penjajah Rusia menghancurkan pesawat utama penerbangan Ukraina AN-225," kata kelompok itu seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (1/3/2022).
Advertisement
Pesawat yang diberi nama Mriya ini memiliki panjang 84 meter dan dapat mengangkut hingga 250 metrik ton kargo dengan kecepatan 850 kilometer per jam. "Mriya" merupakan bahasa Ukraina untuk "mimpi."
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, melalui akun Twitter-nya juga telah mengonfirmasi hancurnya pesawat yang disebut-sebut terbesar di dunia itu.
"Rusia mungkin telah menghancurkan 'Mriya' kita. Namun mereka tidak akan pernah bisa menghancurkan impian kita tentang negara Eropa yang kuat, bebas dan demokratis. Kita akan menang!" kata Kuleba.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perlu 5 Tahun Perbaikan
Produsen senjata Ukroboronprom memperkirakan bahwa pemulihan "Mriya" akan menelan biaya lebih dari US$ 3 miliar dan dapat memakan waktu hingga lebih dari lima tahun.
"Misi kami adalah memastikan bahwa biaya ini ditanggung oleh Rusia, yang dengan sengaja menimbulkan kerusakan pada penerbangan Ukraina," kata kelompok itu.
Antonov-225 pertama kali dibangun sebagai bagian dari program aeronautika Soviet dan melakukan penerbangan pertamanya di tahun 1988. Dikutip dari CNN, Mriya hingga saat ini masih menjadi pesawat terberat yang pernah dibuat.
Pesawat dengan enam mesin turbofan ini hanya ada satu di dunia, yang dibuat oleh perusahaan Antonov yang berbasis di Kiev, yang pertama kali menghadirkan desainnya. Konstruksi pesawat kedua tidak pernah selesai.
Pembuatan AN-225 pertama kali dilatar belakangi perlombaan ke luar angkasa antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat di tahun 1960-an dan 70-an.
Advertisement
Latar Belakang Pembuatan
Akhir tahun 1970-an, muncul kebutuhan untuk mengangkut muatan besar dan berat dari tempat perakitan mereka ke Baikonur Cosmodrome, bandar antariksai di Kazakhstan, tempat meluncurkan Yuri Gagarin tahun 1961.
Kargo itu adalah pesawat ruang angkasa Buran, jawaban Uni Soviet untuk Pesawat Ulang-alik NASA. Karena saat itu tidak ada pesawat yang mampu mengangkutnya, Antonov diperintahkan untuk mengembangkannya.
AN-225 juga sering digunakan untuk membantu mengangkut bantuan udara selama krisis di negara lain.
Pasca gempa bumi Haiti tahun 2010, mereka dipakai untuk membawa pasokan bantuan ke Republik Dominika. Di awal pandemi Covid-19, pesawat itu digunakan untuk mengangkut pasokan medis ke beberapa daerah.
Terkait hancurnya transportasi ini, cuitan dari Antonov Company menyatakan belum bisa memverifikasi "kondisi teknis" pesawat sampai itu diperiksa oleh para ahli.
(Dio/Ysl)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer
Advertisement