Liputan6.com, Jakarta - Di tengah konflik antara Ukraina dan Rusia, selain serangan di darat, turut pula dilancarkan serangan siber. Demikian menurut Menteri Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov, melalui aplikasi olah pesan Telegram.
Salah satu jenis serangan siber yang dimaksud adalah serangan penolakan layanan terdistribusi atau Distributed Denial of Service (DDoS). Serangan ini membanjiri situs web dengan sejumlah besar permintaan yang bertujuan membuat situs web itu tumbang.
Advertisement
Baca Juga
"Serangan DDoS massal lainnya di negara bagian kita telah dimulai," kata Fedorov yang juga merupakan Wakil Perdana Menteri Ukraina.
Pernyataan itu juga terkonfirmasi oleh laporan dari lembaga nonpemerintah yang berfokus pada kebebasan berinternet, Netblocks.
"Terkonfirmasi: Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, Layanan Keamanan, dan situs web Kabinet Ukraina baru saja terkena dampak gangguan jaringan; insiden itu tampak konsisten dengan serangan DDOS baru-baru ini," kata Netblocks belum lama ini.
Menyikapi hal ini, Google turut mengulurkan bantuan untuk melindungi pengguna internet Ukraina dan layanan setempat yang dirasa vital.
"Kami terus melihat upaya DDoS terhadap berbagai situs Ukraina, termasuk Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, serta layanan seperti Liveuamap yang dirancang untuk membantu orang menemukan informasi," ujar Kent Walker, President, Global Affairs di Google.
Project Shield
Dalam hal ini, kata Walker, pihaknya telah memperluas kelayakan untuk Project Shield yang dapat memberikan perlindungan dari serangan DDoS.
"Situs web pemerintah Ukraina, kedutaan besar di seluruh dunia, dan pemerintah lain yang dekat dengan konflik, dapat tetap online, melindungi diri mereka sendiri, dan terus menawarkan layanan penting mereka," tutur Walker.
Project Shield memungkinkan Google untuk menyerap lalu lintas buruk dalam serangan DDoS. Ia juga bertindak layaknya perisai untuk situs web yang lebih kecil, yang memungkinkan situs web terus beroperasi dan bertahan dari serangan DDoS.
Â
Advertisement
150 Web Lebih di Ukraina Dapat Manfaat dari Project Shield
"Lebih dari 150 situs web di Ukraina, termasuk banyak organisasi berita, menggunakan layanan ini dan kami telah mengomunikasikan ketersediaannya kepada perwakilan pemerintah Ukraina," kata Walker.
Dalam pernyatannya, Walker juga mengatakan bahwa pihaknya mendorong semua organisasi yang memenuhi syarat untuk mendaftar ke Project Shield, sehingga Google dapat membantu mereka memblokir serangan DDoS dan menjaga situs web tidak tumbang.