Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan elektronik Samsung dikabarkan menjadi korban serangan siber oleh kelompok yang beberapa waktu lalu sempat menyerang Nvidia.
Dikutip dari Engadget, Minggu (6/3/2022), pada Jumat lalu, kelompok hacker Amerika Selatan Lapsus$ mengunggah sejumlah data yang mereka klaim berasal dari produsen smartphone tersebut.
Baca Juga
Beberapa informasi yang didapatkan antara lain bootloader source code untuk semua perangkat Samsung terbaru, selain kode terkait fitur yang sangat sensitif seperti autentikasi biometrik dan enkripsi perangkat.
Advertisement
Bocoran dari peretasan tersebut juga diduga mencakup data rahasia dari Qualcomm. Kabarnya, seluruh basis data berisi sekitar 190 GB data dan dibagikan secara aktif di torrent.
Jika isi kebocoran itu akurat, mereka bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap perusahaan Korea Selatan tersebut. Kepada The Korean Herald, Samsung mengatakan sedang menilai situasinya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peretas Sempat Menyerang Nvidia
Dikutip dari Bleeping Computer, tidak jelas apakah Lapsus$ telah mengontak Samsung untuk meminta tebusan atau permintaan tertentu, seperti yang mereka lakukan pada kasus Nvidia.
Sementara dari sisi perusahaan, belum ada komentar resmi mereka soal peretasan oleh Lapsus$.
Lapsus$ sebelumnya mengklaim sebagai dalang yang bertanggung jawab atas peretasan Nvidia. Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh pihak perusahaan.
Nvidia pun baru saja mengonfirmasi telah menjadi korban peretasan, dimana hacker mencuri lalu membocorkan kredensial karyawan dan informasi mereka ke internet.
Dalam keterangan kepada Bloomberg, perusahaan mengatakan telah mengetahui aksi peretasan tersebut pada tanggal 23 Februari.Â
Advertisement
Tuntutan kepada Nvidia
Dikutip The Verge, Kamis (3/3/2022), Nvidia menyebutkan, aksi peretasan ini tidak menganggu bisnis atau kemampuan perusahaan dalam melayani pelanggan.
Pelaku menuntut Nvidia untuk membuat driver (software) GPU miliknya menjadi open source bila tidak ingin lebih banyak lagi data yang dibocorkan.
Nvidia hingga kini masih belum menanggapi tuntutan pelaku peretasan, dan perusahaan mengatakan telah melakukan perbaikan keamanannya.
Nvidia juga telah memberi tahu penegak hukum terkait dan bekerja sama dengan pakar keamanan siber untuk menanggulangi serangan tersebut. Lapsus$ mengklaim telah mencuri sekitar 1TB (terabyte) data milik Nvidia, seperti dilaporkan oleh PCMag.
Dalam pesan kepada The Verge, pelaku peretasan mengatakan salah satu folder tentang hardware Nvidia sendiri saja berukuran 250GB. Disebutkan, folder tersebut berisi informasi tentang semua GPU terbaru Nvidia termasuk RTX 3090 Ti yang masih misterius.
(Dio/Ysl)
Beragam Model Kejahatan Siber
Advertisement