Liputan6.com, Jakarta - Facebook telah meluncurkan fitur baru bagi admin untuk mengurangi disinfomasi yang beredar di dalam grup. Dengan demikian, admin grup Facebook dapat menjaga grupnya tetap aman dan sehat.
"Kami telah menambahkan lebih banyak fitur untuk admin grup Facebook, seperti kemampuan menolak unggahan masuk yang telah diidentifikasi berisi informasi palsu oleh pemeriksa fakta pihak ketiga secara otomatis," tutur VP of Communities Aplikasi Facebook, Maria Smith dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (14/3/2022).
Baca Juga
Selain itu, Facebook juga memperkenalkan sejumlah fitur yang dapat membantu beban kerja admin sekaligus membantu mereka mengelola grup secara lebih efisien dan mengembangkannya dengan pemirsa yang lebih relevan.
Advertisement
Untuk menjaga grup tetap aman dan mengurangi disinformasi, Facebook kini menambahkan Bantuan Admin untuk secara otomatis menolak ungguhan masuk yang telah diidentifikasi berisi informasi palsu. Dengan demikian, informasi tersebut tidak sampai dilihat banyak orang.
Facebook juga mengembangkan fungsi 'senyapkan' dan memperbaruinya ke 'tangguhkan'. Jadi, admin dan moderator bisa menangguhkan sementara anggota dan peserta agar tidak mengunggah, berkomentar, menanggapi, berpartisipasi di obrolan grup dan membuat atau memasuk forum di grup.
Sementara untuk mengelola grup secara lebih mudah, admin grup bisa menggunakan Bantuan Admin untuk menyetujui atau menolak permintaan anggota secara otomatis, berdasarkan kriteria khusus yang mereka siapkan, termasuk apakah calon anggota telah menjawab semua pertanyaan keanggotaan.
Kini, admin grup juga dapat mengelola grup dengan lebih eifisien menggunakan pembaruan untuk Beranda Admin. Pembaruan ini termasuk ringkasan halaman di desktop untuk meninjau dengan cepat hal-hal yang perlu diperhatikan.
Facebook juga membantu grup untuk mendapatkan pengalaman yang lancar dalam berbagi dan terhubung dengan komunitas tertentu. "Kami menambahkan kode QR yang bisa diunduh atau disalin dan ditempel admin dari menu Bagikan dan dibagikan sesuka mereka," tutur Maria.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Facebook Blokir Laman Media Terafiliasi Pemerintah Rusia di Kawasan Uni Eropa
Di sisi lain, Meta, induk perusahaan Facebook, memblokir page atau laman milik RT dan Sputnik di Uni Eropa. RT dan Sputnik merupakan dua media yang terafiliasi dengan pemerintah Rusia.
Dengan pemblokiran page milik kedua media tersebut, page Facebook dan Instagram RT dan Sputnik tidak bisa dilihat oleh pengguna yang ada di wilayah Uni Eropa.
"Kami menerima permintaan dari sejumlah pemerintah negara dan Komis Uni Eropa untuk mengambil langkah lebih jauh terkait media-media yang dikontrol pemerintah Rusia," kata Presiden Urusan Global Meta, Nick Clegg melalui akun Twitter, sebagaimana dikutip dari The Verge, Selasa (1/3/2022).
"Dengan situasi yang terjadi saat ini, kami mulai membatasi akses ke RT dan Sputnik di kawasan Uni Eropa," kata Clegg.
Perubahan terbaru ini dilakukan Meta sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung sekitar lima hari terakhir.
Advertisement
Meta Sempat Batasi Akses ke Sejumlah Akun Rusia
Sebelumnya, Nick Clegg mengatakan, Meta membatasi akses ke sejumlah akun di Ukraina, termasuk yang dimiliki beberapa organisasi media pemerintah Rusia.
Tindakan ini telah diumumkan Senin (28/2/2022) dan kini lebih luas dengan membatasi akses ke dua media utama Rusia di seantero wilayah Uni Eropa.
Bukan hanya itu, Facebook juga memblokir media terafiliasi pemerintah Ukraina agar tidak beriklan di platform tersebut. Facebook juga menghapus jaringan misinformasi Rusia yang selama ini mendistribusikan informasi palsu tentang serangan Rusia ke Ukraina.
Rusia sebelumnya telah memblokir sebagian akses ke Facebook dan Twitter.
(Dam/Isk)
Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial
Advertisement