Liputan6.com, Jakarta - Invasi Rusia ke Ukraina hingga kini masih berlangsung, meskipun berbagai sanksi telah diterapkan terhadap negara itu di bidang ekonomi dan teknologi.
Salah satu perusahan teknologi yang ikut mematuhi sanksi lokal dan internasional terhadap Rusia adalah Google.
Baca Juga
Belum lama ini, Google telah mengumumkan akan memangkas iklan dan media dari Rusia. Sekarang, perusahaan mengambil langkah untuk menangguhkan sistem penagihan (billing) di Play Store.
Advertisement
Mengutip postingan Google via Gizchina, (14/3/2022), perusahaan menangguhkan sistem pembayaran untuk pengguna di Rusia pada 10 Maret 2022.
Raksasa pencarian itu menjelaskan, pengguna tidak dapat membeli aplikasi dan game di perangkat tablet, TV, atau HP Android mereka masing-masing.
Tak hanya itu, pengguna juga tidak dapat melakukan pembayaran berlangganan atau pembelian barang digital di dalam aplikasi apa pun melalui Google Play Store.
Meski begitu, pengguna Android masih bisa mengunduh aplikasi dan game gratis yang tersedia di Play Store.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Bisa Perbarui Langganan
Lebih lanjut, Google menyatakan saat ini tidak ada cara untuk memperbarui langganan yang sedang berlangsung.
Jika pengguna berlangganan aplikasi, layanan atau apa pun, itu akan dibatalkan segera setelah mencapai batas waktu.
Saat ini, pengguna yang berlangganan selama 1 bulan atau 1 tahun akan berlanjut hingga akhir periode penagihan saat itu.
Â
Advertisement
Rusia Akan Blokir Instagram
Di sisi lain, Pemerintah Rusia mengatakan akan membatasi akses terhadap Instagram. Rencana pemblokiran Instagram akan berlaku pada 14 Maret 2022.
Mengutip Tech Crunch, Minggu (13/3/2022), penyebab Rusia blokir Instagram karena Meta memperbolehkan pengguna mengunggah ujaran kebencian terhadap tentara Rusia dan Putin di platform-platformnya, termasuk Instagram dan Facebook.
Pemblokiran dilakukan seiring dengan ketatnya kontrol Rusia terhadap informasi yang diakses oleh warga terkait invasi Rusia ke Ukraina.
(Ysl/Isk)