Liputan6.com, Jakarta Sanksi bertubi-tubi dari berbagai negara dan perusahaan, termasuk industri teknologi, tengah mendera Rusia sebagai respons dari operasi militer negara itu di Ukraina.
Di tengah pemblokiran ini, sebuah isu yang beredar menyebutkan pemerintah Rusia tengah mempertimbangkan legalisasi software bajakan, untuk dapat digunakan di dalam negeri.
Baca Juga
TorrentFreak melaporkan, langkah itu seperti tertera dalam sebuah proposal berjudul "Priority Action Plan for Ensuring the Development of the Russian Economy in the Conditions of External Sanctions Pressure."
Advertisement
Dokumen Kementerian Pembangunan Ekonomi Rusia ini berisi beberapa tindakan yang jika diterapkan, bakal mempengaruhi pemilik hak cipta, paten, dan merek dagang yang bertindak bertentangan dengan kepentingan Rusia.
Mengutip Kotaku, Senin (14/3/2022), dalam poin 6.7.3 misalnya, akan memiliki implikasi besar pada pembajakan perangkat lunak atau software.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Orang Boleh Pakai Software Bajakan
"Pembatalan tanggung jawab atas penggunaan software (SW) yang tidak berlisensi di Federasi Rusia, yang dimiliki oleh pemegang hak cipta dari negara-negara yang telah mendukung sanksi," tulis dokumen itu.
Jika benar aturan ini disahkan, siapa pun bisa mengunduh dan menggunakan software bajakan yang tidak ada alternatif buatan lokal, selama mereka berasal dari negara yang mendukung sanksi terhadap Rusia.
TorrentFreak juga mencatat, undang-undang yang diusulkan mencakup tanggung jawab perdata dan federal. Selain itu, perubahan baru pada aturan Rusia ini akan tetap berlaku selama sanksi masih diterapkan di negara itu.
Dikutip dari PC Gamer, proposal ini tampaknya berlaku untuk semua jenis perangkat lunak tanpa lisensi, termasuk video game.
Advertisement
Usaha Menyelamatkan Pemilik Bisnis
Meski begitu, tujuan utamanya adalah agar pemilik bisnis di negara itu, bisa terus menggunakan perangkat lunak yang dibuat oleh perusahaan teknologi seperti Oracle dan Microsoft.
Namun, menurut situs bisnis Kommersant, sebagian besar software bisnis adalah layanan cloud berbasis langganan atau memerlukan verifikasi online. Sehingga tidak mungkin digunakan tanpa akses ke server tersebut.
Adapun, beberapa perusahaan teknologi yang menghentikan penjualan dan akses produk-produknya di Rusia sebagai imbas dari sanksi di antaranya adalah Activison Blizzard, Microsoft, dan Epic Games.
Selain itu, perusahaan seperti Sony dan PlayStation, Twitch, Netflix, EA Games, CD Projekt Red, juga menghentikan penjualan produk dan layanan mereka dari negara itu.
(Dio/Isk)