Sukses

Digelar Sabtu 26 Maret Malam, Earth Hour 2022 Serukan Momen Solidaritas

Earth Hour 2022 akan digelar pada Sabtu, 26 Maret 2022 malam.

Liputan6.com, Jakarta Gerakan Earth Hour 2022 bakal diperingati pada hari ini, Sabtu (26/3/2022) pukul 20.30 sampai 21.30 waktu setempat, termasuk di Indonesia.

Melalui siaran persnya, WWF Indonesia mengatakan, Earth Hour tahun ini mengajak orang-orang di seluruh dunia untuk bersatu dalam momen refleksi tentang hubungan antar sesama manusia dan planet kita bersama.

Tahun ini, beberapa ikon nasional seperti Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Islamic Centre di Mataram, Monumen Jayandaru Sidoarjo akan mengambil bagian dalam momen mematikan lampu secara simbolis.

Ini merupakan upaya mengomunikasikan masa depan yang lebih aman, adil, dan berkelanjutan bagi semua orang.

"Earth Hour 2022 menyerukan kepada dunia untuk bersatu dalam momen solidaritas untuk manusia dan bumi," kata Marco Lambertini, Direktur Jenderal WWF International.

Lambertini mengatakan, mereka paham bahwa banyak tantangan yang dihadapi, terutama di masa yang belum pernah terjadi sebelumnya. 2022 pun dianggap menjadi tahun yang kritis bagi Bumi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Momen Solidaritas

Lebih lanjut menurut Lambertini, Earth Hour tahun ini juga menjadi momen solidaritas bagi semua pihak yang terdampak akibat perang dan konflik di seluruh dunia.

"Ini adalah kesempatan bagi komunitas di seluruh dunia untuk mengungkapkan aspirasinya, untuk mengambil tindakan positif dan menyerukan kepada dunia dimana manusia dan bumi dapat berkembang bersama," kata Lambertini.

Earth Hour di Indonesia pertama kali diinisiasi pada 2009 dan pada 2021, gerakan ini telah didukung oleh pemerintah daerah di 200 kota, dan digerakkan 1.068 volunteer aktif di 30 kota.

Kampanye ini di Indonesia juga mendapatkan dukungan dari 2 juta pendukung melalui aktivasi digital. "Anak muda dengan ide-ide kreatifnya dapat menjadi penggerak untuk perlindungan alam," kata Aditya Bayunanda, Act. CEO Yayasan WWF Indonesia.

3 dari 4 halaman

Anak Muda

Menurut Aditya, anak muda merupakan ujung tombak penentu masa depan alam Indonesia yang lebih baik.

"Untuk itu sangat penting bagi kita dalam mendorong lebih banyak lagi gerakan anak muda khususnya yang memperhatikan kondisi lingkungan," kata Aditya.

Aditya mengatakan, Bumi tengah terancam kelestariannya. Penurunan keragaman hayati dunia dan krisis iklim terjadi akibat aktivitas manusia, dan dampaknya sudah sangat dirasakan saat ini. Beberapa dampak tersebut seperti cuaca ekstrim, banjir bandang, bahkan pandemi Covid-19.

"Bersama-sama kita berharap bahwa akan ada gerakan-gerakan positif lain dalam mendorong perubahan perilaku manusia dan bagaimana setiap individu dapat berperan dalam menyelamatkan Bumi kita," imbuh Aditya.

(Dio/Isk)

4 dari 4 halaman

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan