Liputan6.com, Jakarta - Perang yang berkecamuk antara Rusia dan Ukraina juga menghancurkan salah satu museum komputer swasta terbesar di Ukraina yaitu Club 8-bit di Mariupol.
Kejadian itu dilaporkan oleh Kotaku, setelah adanya pemberitahuan dari sang pemilik Dmitry Cherepanov melalui media sosial Facebook.
Baca Juga
"Begitulah, museum komputer Mariupol sudah tidak ada lagi," kata Cherepanov pada 21 Maret 2022 lalu, seperti mengutip Engadget, Senin (29/3/2022).
Advertisement
"Yang tersisa dari koleksi yang telah saya kumpulkan selama 15 tahun ini hanyalah kepingan kenangan di halaman FB, website, dan stasiun radio museum," Cherepanov menambahkan.
Club 8-bit sebelumnya memiliki lebih dari 500 koleksi dari sejarah dunia komputer, termasuk benda-benda yang berasal dari tahun 1950-an.Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Koleksi dari Era Soviet
Gizmodo, yang mengunjungi museum itu tahun 2018, menggambarkannya sebagai "salah satu koleksi terbesar dan paling keren" dari komputer era Soviet, yang dapat ditemukan di mana pun di dunia.
Tragisnya, museum ini juga mendokumentasikan sejarah kebersamaan antara masyarakat Ukraina dan Rusia.
Cherepanov sendiri masih hidup. Namun dirinya kehilangan rumah. Ia pun membuka akun PayPal untuk membuka donasi bagi dirinya dan warga Ukraina lain yang terdampak serangan Rusia ke Ukraina.
Dalam blog it8bit.club, Cherepanov pun mengungkapkan bahwa dirinya berkeinginan untuk membuat museum virtual.
"Sekarang ini tidak seperti yang saya lihat di masa depan, tetapi tampaknya sekarang saya akan memiliki motivasi dan waktu untuk menciptakan apa yang saya inginkan," ujarnya.
Advertisement
Ukraina Jual NFT
Pemerintah Ukraina mengumumkan bahwa mereka telah menjual non-fungible token (NFT), berdasarkan kronologi operasi militer Rusia di negara itu.
Pengumuman itu disampaikan Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhailo Fedorov melalui Twitter resminya. Adapun, penjualan ini dilakukan untuk mengumpulkan dana.
"Ketika Rusia menggunakan tank untuk menghancurkan Ukraina, kami bergantung pada teknologi blockchain revolusioner," kata Fedorov, dikutip Minggu (27/3/2022).
Mengutip The Verge, semua dana penjualan akan disumbangkan ke Kementerian Transformasi Digital untuk mendukung "tentara dan warga sipil" Ukraina.
Koleksi ini berjudul "Meta History: Museum of War" dan mengaitkan token blockchain dengan item berita tentang setiap peristiwa penting dalam perang, serta ilustrasi dari seorang seniman.
Sebanyak 54 NFT telah terdaftar dan mencakup tiga hari pertama perang di akhir bulan Februari, dengan penjualan pertama dilakukan pekan depan. Proyek ini sendiri dibangun di atas platform penjualan NFT milik perusahaan blockchain Fair.xyz.Â
(Dio/Ysl)