Liputan6.com, Jakarta - Apple berencana memangkas produksi iPhone SE 2022, 20 persen lebih rendah ketimbang yang direncanakan, pada kuartal 2 2022.
Berdasarkan sumber Nikkei Asia, penyebab pemangkasan produksi iPhone SE ini karena situasi perang Rusia dan Ukraina serta inflasi yang tinggi. Keduanya dikatakan telah mengurangi permintaan konsumen atas produk elektronik.
Baca Juga
Sekadar informasi, belum lama ini Apple merilis iPhone SE 5G. Perangkat ini jadi ponsel 5G pertama Apple dengan budget lebih hemat dibanding iPhone berjaringan 5G lainnya.
Advertisement
Tiga minggu setelah rilis, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Selasa (29/3/2022), Apple bilang ke pemasoknya bahwa mereka ingin memangkas produksi sekitar 2 juta unit. Dengan begitu, produksi iPhone SE menjadi 3 juta unit untuk kuartal 2 2022.
Bukan hanya iPhone, produksi AirPods juga dipangkas sebesar lebih dari 10 juta unit untuk 2022.
Sekadar informasi, data Counterpoint Research menyebut Apple mengirimkan sekitar 76,8 juta unit AirPods pada 2021. Nah, pengiriman keseluruhan untuk tahun 2022 diprediksi akan mengalami penurunan.
Tidak hanya iPhone SE, Apple juga meminta pemasok untuk membuat lebih sedikit iPhone 13 dibandingkan rencana awal. Penyesuaian ini didasarkan pada permintaan musiman dari konsumen.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kelangkaan Chipset
Sekadar informasi, saat ini dunia masih menghadapi kelangkaan chipset. Hal ini diperparah dengan Ukraina sebagai produsen gas neon --komponen penting untuk chipset-- yang menghentikan pasokan akibat konfliknya dengan Rusia.
Ada banyak negara yang memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Rantai pasokan pun diguncang gejolak pasar minyak, energi, dan bahan mentah.
Inflasi pun disebut makin tinggi dan menambah biaya hidup masyarakat serta menciptkan kekhawatiran atas permintaan produk elektronik konsumen.
Di sisi lain, Apple menghentikan penjualan produknya di Rusia setelah terjadinya perang. Padahal, Apple merupakan vendor smartphone nomor tiga di Rusia, dengan penjualan sekitar 5 juta unit iPhone di negara itu.
Apple menguasai 16 persen pangsa pasar Rusia. Data dari IDC juga mengungkap, Apple menjadi vendor PC nomor lima di pasar Rusia.
Advertisement
Permintaan Konsumen Terhadap Perangkat Menurun
"Perang telah mempengaruhi pengeluaran di pasar Eropa dan hal ini bisa dimengerti, konsumen akan menyimpan uang untuk membeli makanan dan penghangat," kata pejabat eksekutif di pemasok Apple belum lama ini.
Langkah Apple menurunkan produksi bagi iPhone barunya ini dinilai bisa memicu efek berantai pada vendor lain untuk melakukan hal serupa.
Analis Counterpoint Research mengatakan, pasar smartphone secara keseluruhan melihat tingkat persediakan terlalu tinggi dan pada akhirnya akan mengalami koreksi.
"Kami melihat, permintaan akan smartphone di Tiongkok cukup rendah. Perang Rusia dan Ukraina tampaknya juga mempengaruhi pasar Eropa dan permintaan konsumen," katanya.
Counterpoint pun merevisi pandangannya tentang pasar smartphone di 2022 dengan pertumbuhan 5 persen, seiring ketidakpastian di Ukraina.
(Tin/Ysl)
Infografis Tentang iPhone
Advertisement