Liputan6.com, Jakarta - Telkomsel menegaskan komitmen untuk hapus 3G dan beralih ke 4G. Seperti diketahui, Telkomsel sebelumnya mengumumkan mulai meng-upgrade teknologi BTS 3G menjadi 4G mulai Maret 2022.
Telkomsel menargetkan peningkatan layanan 3G ke 4G selesai pada akhir 2022. Dengan begitu, nantinya tidak ada lagi koneksi data lambat, karena 4G sudah jadi tulang punggung jaringan internet di Tanah Air.
Baca Juga
Direktur Network Telkomsel Nugroho mengatakan, alasan perusahaan meng-upgrade 3G ke 4G karena ingin memberikan pengalaman internet yang lebih baik untuk pelanggan-pelanggannya.
Advertisement
Menurutnya, layanan 3G menghasilkan internet yang lebih lambat ketimbang 4G. Selain itu, ketika pelanggan menggunakan 3G untuk menelepon, pada saat yang sama mereka tidak bisa menggunakan koneksi internet.
Sementara pada 4G, pelanggan bisa tetap melakukan koneksi internet dengan tethering dan bertelepon menggunakan VoLTE (voice over LTE) secara bersamaan.
"Itulah alasan utama Telkomsel upgrade 3G ke 4G, karena dengan 4G ditambah dengan VoLTE, pengalaman pengguna meningkat secara signifikan," tutur pria yang karib disapa Nugie, dalam pengecekan proses upgrading BTS 3G ke 4G di Telkomsel Smart Office Jakarta, Rabu (6/4/2022) malam.
Alasan kedua adalah melakukan inovasi guna efisiensi operasional perusahaan. Maksudnya begini, Telkomsel kini memiliki layanan 2G, 3G, 4G, hingga 5G. Menurut Nugie, layanan 2G, 3G, dan 4G yang berjalanan bersamaan dianggap sebagai duplikasi yang tidak perlu.
Menurutnya layanan suara bisa diberikan dari 2G. Sementara untuk data bisa memakai 4G dan 5G.
"Jadi buat apa 3G? Karena untuk memastikan terus memimpin, kami harus terus berinovasi agar operasional lebih efisien, jadi kami memutuskan hanya ada layanan 2G untuk panggilan suara, serta 4G dan 5G untuk konektivitas data," tuturnya.
Dengan mengalihkan BTS 3G ke 4G, Telkomsel tidak perlu memelihara teknologi yang sifatnya sudah tidak diperlukan. Kini sumber daya Telkomsel bisa difokuskan untuk mengembangkan use cases lainnya.
Efisiensi lainnya terkait dengan spektrum frekuensi. Sebagai sumber daya yang bersifat terbatas, Telkomsel perlu memastikan spektrum yang terbatas ini dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman pelanggan yang maksimal.
Nugie menyebut, saat ini untuk kecepatan download, Indonesia ada di posisi ke-129 di dunia. Tertinggal jauh dari Qatar yang berada di urutan pertama.
"Karena frekuensi merupakan sumber daya terbatas, kami merasa punya tanggung jawab moral untuk menggunakannya dengan sebaik-baiknya, sekaligus mendukung program presiden untuk percepatan transformasi digital di Tanah Air," ujar Nugie.
Â
Operator Pertama yang Jalankan 3G
Sementara itu, Director of Planning and Transformation Telkomsel Wong Soon Nam menambahkan, Telkomsel adalah operator pertama di Indonesia yang menggelar layanan 3G.
3G Telkomsel diperkenalkan pada November 2006. 16 tahun berselang, perusahaan baru mematikan layanan 3G. Menurut dia, ada banyak negara yang sudah mematikan layanan 3G.
Bahkan, Amerika Serikat yang menjalankan 3G sejak Januari 2002 pun baru mematikannya pada awal tahun 2022 ini. Wong membeberkan alasan operator sulit mematikan layanan 3G.
Menurutnya, saat menonaktifkan 3G, ada banyak pelanggan yang perlu diedukasi dan dipersiapkan. Apalagi untuk menata ulang spektrum frekuensi yang mulanya dipakai untuk 3G dan ditempati layanan lain butuh waktu lama.
"Kalau tidak direncanakan dengan matang, alih-alih menghadirkan layanan yang baik, orang malah akan komplain," katanya.
Alasan kedua, saat menggulirkan teknologi terbaru, termasuk 3G, operator menginvestasikan dana yang tidak sedikit jumlahnya. Oleh karenanya, operator mau mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin dari investasinya.
Wong mengatakan, dari sisi bisnis, tentu akan sangat menguntungkan jika sebuah teknologi yang diinvestasikan berjalan lama.
Bahkan ia berkata, tidak ada operator yang menghentikan layanan 3G dalam 10 tahun setelah kehadirannya, karena investasinya sangat mahal.
Â
Advertisement
Telkomsel Persiapkan 2 Tahun Sebelum Hapus 3G
Setelah 16 tahun kehadirannya, Telkomsel memutuskan untuk menyetop layanan 3G. Bagi Telkomsel, menonaktifkan layanan 3G tidaklah serta merta.
"Kami mulai merencanakan untuk mematikan 3G sejak dua tahun lalu. Butuh banyak planning, karena kami harus memastikan kehadiran 4G merata," katanya.
Kini setelah dirasa siap menonaktifkan 3G, Telkomsel menyebut kepuasan pelanggan adalah alasan utama 3G digantikan dengan 4G.
"Bayangkan kalau saat ini pelanggan mengakses platform digital seperti e-commerce dan Zoom dengan 3G, pasti sangat melelahkan. Dengan beralih dari 3G ke 4G, Telkomsel membawa digitalisasi ke Indonesia," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen SDPPI Kemkominfo Ismail juga mengatakan, peningkatan layanan internet sangat dinantikan masyarakat Indonesia mengingat jaringan komunikasi kini jadi salah satu kebutuhan pokok.
"Lebih dari 90 persen koneksi masyarakat ke internet menggunakan internet seluler. Kami mengapresiasi langkah Telkomsel untuk beralih dari 3G ke 4G, karena masyarakat akan dilayani jaringan yang lebih baru, yang menyuguhkan internet lebih cepat dan latensi lebih rendah," ujarnya.
Ismail pun berpesan agar migrasi dari 3G ke 4G dilakukan Telkomsel dengan terukur dan terarah, mempertimbangkan agar layanan kepada pelanggan tidak terganggu.
(Tin/Isk)
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Advertisement