Liputan6.com, Jakarta Google memblokir saluran YouTube milik Parlemen Rusia yaitu Duma TV. Perusahaan menyebut, mereka telah melanggar persyaratan layanan di platform.
"Jika kami menemukan bahwa sebuah akun melanggar Persyaratan Layanan kami, kami akan mengambil tindakan yang sesuai," kata juru bicara Google kepada Reuters, seperti dikutip dari Engadget, Minggu (10/4/2022).
Baca Juga
Google menambahkan, tim mereka memantau situasi dengan cermat untuk setiap pembaruan dan perubahan.
Advertisement
Selain itu, perusahaan juga menyatakan telah berkomitmen untuk mematuhi sanksi yang dikenakan pada Rusia, setelah terjadinya invasi ke Ukraina pada akhir Februari lalu, hingga saat ini.
Penangguhan kanal YouTube ini pun memicu kemarahan dari para pejabat di Rusia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut, YouTube telah "menandatagani surat perintahnya sendiri."
Kecaman juga datang dari regulator telekomunikasi Rusia, Roskomnadzor. Mereka mengutuk langkah tersebut dan mendesak Google untuk segera memulihkan kanal YouTube Duma TV.
"Perusahaan teknologi informasi Amerika mengambil posisi anti-Rusia secara jelas dalam perang informasi yang dilakukan oleh Barat melawan negara kita," kata Roskomnadzor.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
YouTube Blokir Kanal Rusia
Sebelumnya, YouTube mengatakan bakal memblokir kanal media yang didanai oleh pemerintah Rusia, di seluruh dunia. Sebelumnya, kanal media Rusia RT dan Sputnik diblokir di wilayah Eropa.
Dengan begitu, pengguna yang tinggal di wilayah Eropa tidak bisa melihat video dari RT dan Sputnik serta media-media lain yang dibiayai pemerintah Rusia.
Kini, seiring YouTube memblokir RT dan Sputnik dari seluruh dunia, video-video dari kanal tersebut sama sekali tak akan bisa dilihat oleh para pengguna YouTube.
YouTube juga mengumumkan, akan menghapus konten mengenai invasi Rusia ke Ukraina yang isinya menyangkal atau meremehkan peristiwa kekerasan.
"Pedoman Komunitas kami melarang konten yang menyangkal, meminimalisasi, atau meremehkan kejadian kekerasan yang terdokumentasi dengan baik," kata YouTube lewat akun Twitter @YouTubeInsider.
"Kami menghapus konten mengenai invasi Rusia di Ukraina yang melanggar kebijakan ini," tambah akun Twitter YouTube tersebut.
Advertisement
Rusia Blokir Instagram
Pada Jumat, 18 Maret 2022, Rusia mendesak Google untuk berhenti mempromosikan apa yang dianggap pemerintah Rusia sebagai ancaman terhadap rakyat negara tersebut, di YouTube.
Tampaknya jika permintaan tersebut tidak dipenuhi Google, bisa saja Rusia memblokir layanan YouTube di wilayah Rusia.
Mengutip Gizchina, Minggu (20/3/2022), menurut regulator internet Rusia, Roskomanadzor, iklan di YouTube mempromosikan penangguhan terhadap sistem komunikasi Rusia.
Terlepas dari itu, regulator juga menuding YouTube mempromosikan penghentian jaringan kereta api di Belarusia.
Selanjutnya, regulator juga mengklaim tindakan YouTube mewakili posisi Google yang anti-Rusia. Kendati begitu, regulator tidak membagikan informasi tentang akun yang berbagi iklan ini.
Untuk diketahui, YouTube sebelumnya memblokir video propaganda Rusia secara global pada awal bulan Maret ini. Terlepas dari itu, Rusia memblokir Instagram belum lama ini.
Menurut Rusia, Instagram telah ikut menyebarkan ujaran kebencian terhadap rakyat Rusia.
Rusia Sebut YouTube Bahayakan Keselamatan
Sebelumnya, otoritas juga memblokir akses Facebook di negara yang tengah menginvasi Ukraina itu. Kini, pelanggaran YouTube kian mengintensifkan pendirian Rusia terhadap perusahaan-perusahaan medsos asal AS.
Regulator juga membandingkan tindakan administrasi YouTube dengan tindakan teroris, mengklaim keduanya sama-sama telah membahayakan keselamatan warga.
Rusia juga mengancam kampanye iklan yang menyesatkan dan menuntut agar Google segera berhenti menerbitkan video anti-Rusia.
Menurut sebuah sumber, Google pun menghapus iklan yang diidentifikasi dan ditandai oleh pemerintah Rusia. Namun, rincian sifat iklan yang dianggap mirip dengan terorisme tak diungkap.
Sekadar informasi, perusahaan teknologi asing telah membatasi bisnis mereka dengan dan di Rusia karena invasi ke Ukraina.
(Dio/Isk)
Advertisement