Liputan6.com, Jakarta - Pembatasan layanan Google di Rusia membuat dampak tersendiri bagi negara itu. Salah satunya, Google Maps kini mengungkap fasilitas militer rahasia milik Rusia.
Hal ini berkaitan dengan konflik antara Rusia dan Ukraina yang terus terjadi membuat Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan sanksi ke Rusia.
Baca Juga
Kehidupan warga Rusia pun sedikit banyak mengalami gangguan karena sanksi yang dijatuhkan, mulai dari bidang ekonomi hingga teknologi.
Advertisement
Di bidang teknologi, ada banyak aplikasi asal barat yang meninggalkan Rusia. Meski Google belum hengkang dari Rusia, perusahaan mulai membatasi layanannya.
Salah satu dampaknya, seperti disebutkan di atas, Google Maps kini mengungkap fasilitas militer rahasia Rusia.
Menurut akun Osint UK di Twitter, sebagaimana dikutip dari Gizchina, Selasa (19/4/2022), layanan Google Maps berhenti menyembunyikan fasilitas strategis militer rahasia milik Rusia. Kini, siapa pun bisa melihat lokasi fasilitas militer penting milik Rusia ini.
Hal ini pun membuka keberadaan lokasi semua instalasi rahasia Rusia, mulai dari ICBM, pos komendo, dan lain-lain. Gambar yang jelas pun bisa dipakai untuk memperkirakan seberapa besar fasilitas tersebut.
Akun Osint UK juga membagikan beberapa gambar yang memperlihatkan peralatan militer Rusia, termasuk benda yang terlihat seperti kapal selam.
Menariknya, akun Twitter yang diduga mewakili Angkatan Bersenjata Ukraina membagikan gambar-gambar ini dengan resolusi 0,5 m per piksel.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sebelumnya Gambar Fasilitas Rahasia Diblur dari Google Maps
Sekadar informasi, sebelumnya saat Google belum membatasi layanan di Rusia, seluruh gambar-gambar yang memperlihatkan fasilitas militer strategis rahasia ini diburamkan.
Namun kini, gambar-gambar terlihat jelas dan bisa diklik zoom untuk melihat lebih detail.
Menurut informasi, beberapa gambar yang tampil dari fasilitas strategis militer rahasia ini mencakup kapal induk Admiral Kuznetsov, gudang senjata nuklir di dekat Murmansk, kapal selam di Far East Peninsula, hingga Pangkalan Udara Militer di barat kota Kursk.
Jaraknya hanya 150 Km dari perbatasan Rusia-Ukraina, salah satu lokasi utama konflik kedua negara saat ini.
Menyoal hubungan Google dan Rusia, kini Google tidak lagi menawarkan iklan dan monetisasi iklan untuk pengguna Rusia.
Langkah Google ini menjadi upaya langsung melawan invasi Rusia ke Ukraina. Setelah langkah tersebut, para pejabat Rusia menuding YouTube memicu perang informasi.
Sebelumnya, YouTube juga memblokir channel milik media pemerintah Rusia dari platform mereka.
Â
Advertisement
YouTube Ancam Blokir Kanal Parlemen Rusia
Sebelumnya, Google memblokir saluran YouTube milik Parlemen Rusia, Duma TV. Perusahaan menyebut, mereka telah melanggar persyaratan layanan di platform YouTube.
"Jika kami menemukan bahwa sebuah akun melanggar Persyaratan Layanan kami, kami akan mengambil tindakan yang sesuai," kata juru bicara Google kepada Reuters, seperti dikutip dari Engadget, Minggu (10/4/2022).
Google menambahkan, tim mereka memantau situasi dengan cermat untuk setiap pembaruan dan perubahan.
Selain itu, perusahaan juga menyatakan telah berkomitmen untuk mematuhi sanksi yang dikenakan pada Rusia, setelah terjadinya invasi ke Ukraina pada akhir Februari lalu, hingga saat ini.
Penangguhan kanal YouTube ini pun memicu kemarahan dari para pejabat di Rusia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut, YouTube telah "menandatagani surat perintahnya sendiri."
Kecaman juga datang dari regulator telekomunikasi Rusia, Roskomnadzor. Mereka mengutuk langkah tersebut dan mendesak Google untuk segera memulihkan kanal YouTube Duma TV.
"Perusahaan teknologi informasi Amerika mengambil posisi anti-Rusia secara jelas dalam perang informasi yang dilakukan oleh Barat melawan negara kita," kata Roskomnadzor.
Blokir Kanal Media yang Didanai Rusia
Sebelumnya, YouTube juga mengatakan bakal memblokir kanal media yang didanai oleh pemerintah Rusia, di seluruh dunia. Sebelumnya, kanal media Rusia RT dan Sputnik diblokir di wilayah Eropa.
Dengan begitu, pengguna yang tinggal di wilayah Eropa tidak bisa melihat video dari RT dan Sputnik serta media-media lain yang dibiayai pemerintah Rusia.
Kini, seiring YouTube memblokir RT dan Sputnik dari seluruh dunia, video-video dari kanal tersebut sama sekali tak akan bisa dilihat oleh para pengguna YouTube.
YouTube juga mengumumkan, akan menghapus konten mengenai invasi Rusia ke Ukraina yang isinya menyangkal atau meremehkan peristiwa kekerasan.
"Pedoman Komunitas kami melarang konten yang menyangkal, meminimalisasi, atau meremehkan kejadian kekerasan yang terdokumentasi dengan baik," kata YouTube lewat akun Twitter @YouTubeInsider.
"Kami menghapus konten mengenai invasi Rusia di Ukraina yang melanggar kebijakan ini," tambah akun Twitter YouTube tersebut.
(Tin/Isk)
Advertisement