Liputan6.com, Jakarta - Saat ada mencari informasi tentang kita di internet, Google mungkin tak hanya memberikan informasi umum tetapi informasi pribadi tentang kita/ seseorang.
Google pun mengizinkan pengguna untuk meminta data pribadinya dihapus dari hasil pencarian. Namun, sebelulmnya Google hanya mengabulkan permintaan pengguna untuk menghapus data pribadi mereka dalam kasus doxxing dan penipuan keuangan.
Baca Juga
Mengutip Gizchina, Sabtu (30/4/2022), belum lama ini Google mempublikasikan unggahan yang menyatakan, pihaknya akan memperbarui kebijakannya.
Advertisement
Dengan update ini, pengguna bisa meminta Google untuk menghapus informasi pribadi yang muncul di hasil pencarian jika dirasa sensitif baginya.
Dalam unggahan blog, Google menulis, "Pengguna kini bisa meminta penghapusan jenis informasi tambahan ketika mereka menemukannya di hasil Penelusuran/Search, termasuk informasi kontak pribadi seperti nomor telepon, alamat email, atau alamat fisik."
Kebijakan ini juga memungkinkan penghapusan informasi tambahan yang dapat menimbulkan risiko pencurian identitas seperti kredensial login rahasia yang ternyata muncul di hasil Pencarian Google.
Berikut informasi yang bisa dipertimbangkan Google untuk dihapus dari hasil pencarian:
1. Nomor Identitas dari negara seperti nomor jaminan kesehatan atau nomor informasi pajak.
2. Nomor NIK
3. Nomor rekening
4. Nomor kartu kredit
5. Gambar dengan tanda tangan di dalamnya
6. Gambar foto identitas
8. Rekam data rahasia, seperti data medis
9. Informasi kontak personal seperti alamat fisik, nomor telepon, alamat email
10. informasi login rahasia
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini
Informasi yang Bisa Dihapus Ketika Di-Doxxing
Sementara dalam kasus doxxing, pengguna bisa meminta penghapusan informasi jika memenuhi hal berikut:
- Informasi kontak ditampilkan
- Adanya upaya ancaman baik langsung atau tersirat
- Adanya ajakan untuk menyakiti pengguna, baik langsung atau tersirat.
Oleh karena itu, jika pengguna menemukan beberapa informasi sensitif tentang si pengguna yang muncul di hasil pencarian Google, pasalnya pengguna bersangkutan bisa meminta penghapusan informasi pribadi ini.
Untuk melakukannya, pengguna harus mengunjungi halaman dan mengisi aplikasi yang dibutuhkan.
Setelah dikirimkan, pengguna akan mendapaykan konfirmasi email otomatis. Google kemudian meninjau permintaan pengguna berdasarkan persyaratan yang disebutkan di atas.
Pengguna harus mempertimbangkan bahwa dalam beberapa kasus, Google mungkin saja meminta lebih banyak informasi jika permintaan awal tidak memiliki jumlah informasi yang memadai.
Google mengatakan, jika URL yang dikirimkan "terdapat dalam cakupan kebijakan kami, baik URL tersebut akan dihapus untuk semua kueri atau URL tersebut akan dihapus hanya dari hasil penelusuran yang kuerinya menyertakan nama pengadu atau lainnya yang disediakan, termasuk pengenal atau alias."
Sementara jika permintaan pengguna tidak memenuhi persyaratan penghapusan, Google akan memberikan penjelasan terperinci.
Advertisement
Google Play Store Bantu Temukan Aplikasi yang Langgar Data Pengguna
Sebelumnya, Google mengimplementasikan fitur yang mempersyaratkan aplikasi untuk menemukan data apa saja yang diambil dari pengguna.
Mulai kini, pengguna Android bisa melihat informasi spesifik mengenai pengumpulan data oleh aplikasi, melalui Google Play Store.
Mengutip Digital Trends, Kamis (28/4/2022), data tersebut bisa diakses pada Google Play Store melalui tab "Data Safety"/ keamanan data yang ada di bagian informasi tiap aplikasi.
Dengan pengumuman Google yang menyebut fitur tersebut mulai digulirkan, Google menekankan tidak semua aplikasi akan menampilkan data-data apa saja yang dikumpulkan dari pengguna.
Oleh karenanya, Google memberi waktu ke pembesut aplikasi hingga 20 Juli 2022, untuk menyediakan informasi privasi ke Play Store. Fitur seperti ini digulirkan secara bertahap.
Kemungkinan nantinya aplikasi-aplikasi yang mengambil banyak data dari pengguna seperti aplikasi media sosial akan memakan waktu lebih lama mengunggah informasi karena banyaknya data yang dikumpulkan, ketimbang gim online.
Tab "Data Safety" di Google Play Store berupaya menyediakan informasi penting bagi pengguna Android yang mempedulikan pengumpulan data dari platform-nya.
Google mengungkap, informasi-informasi yang dikumpulkan aplikasi dalam lima kategori utama, yakni:
Kategori Aplikasi
1. Jika aplikasi mengumpulkan data, bagaimana, apa yang akan terjadi.
2. Jika aplikasi membagikan data dengan pihak ketiga.
3. Tindakan keamanan apa yag dimiliki pembesut aplikasi untuk melindungi data yang akan dikumpulkan dan apakah pemilik aplikasi bisa meminta penghapusan data.
4. Aplikasi harus mengikuti kebijakan keluarga Google Play untuk melindungi informasi tentang anak-anak.
5. Jika tindakan keamanan aplikasi memenuhi Mobile Application Security Verification Standard.
Fitur ini sudah lama diungkapkan, karena Google sebelumnya sudah mengumumkan rencana untuk membuat pemilik Android lebih terlibat dengan pengumpulan data mereka pada Mei 2021.
Fitur ini mirip dengan bagian Privasi Aplikasi di App Store iOS yang mengharuskan pengembang berbagi informasi pengumpulan data mereka.
Meskipun kebijakan kedua toko aplikasi berbeda, keuntungan dari fitur tersebut bagi pengguna adalah, mereka bisa memeriksa data-data apa saja yang diberikan dan izin aksesnya.
(Tin/)
Advertisement