Liputan6.com, Jakarta Blizzard beberapa waktu lalu sempat menghadapi gugatan yang menyebut adanya "budaya pelecehan seksual terus menerus" dan "diskriminasi berbasis gender" di perusahaan gim itu.
Mengutip The Verge, pengungkapan ini diikuti berbagai konfirmasi pernyataan yang berlangsung sepanjang tahun. Kelompok pimpinan yang baru pun mengklaim bahwa mereka berkomitmen untuk membuat perubahan.
Baca Juga
Tersingkir dari Piala AFF 2024, Cristian Gonzales Tawarkan Diri ke Erick Thohir untuk Latih Striker Timnas Indonesia
Gagal di Piala AFF 2024, Shin Tae-yong Yakin Timnas Indonesia Akan Sukses di SEA Games dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2026
Cerita Nita Gunawan Alami Cedera dan Kejadian Mistis Saat Syuting Film Anak Kunti
Bulan Januari, Mike Ybarra, Presiden Blizzard mengatakan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan adalah untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan.
Advertisement
Ybarra juga mendeskripsikan beberapa kepemimpinan penuh waktu, yang didedikasikan untuk mengubah budaya kerja di perusahaan. Baru-baru ini, Blizzard pun mengumumkan bahwa mereka telah menunjuk dua pejabat yang bergerak di bidang budaya kerja.
Pertama adalah Kristen Hines sebagai Chief Diversity, Equity, and Inclusion Officer (kepala keragaman, ekuitas, dan inklusi), yang ditunjuk pada bulan lalu.
Lalu, pada 5 Mei 2022, Blizzard Entertainment pun mengumumkan bahwa Jessica Martinez, ditunjuk menjadi Vice President (VP) Head of Culture pertama perusahaan.
"Blizzard Entertainment dengan senang hati mengumumkan Jessica Martinez sebagai Wakil Presiden, Kepala Kebudayaan pertama kami," tulis Blizzard dalam laman resminya, dikutip Minggu (8/5/2022).
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bertanggung Jawab Tumbuhkan Strategi Budaya
Perusahaan mengatakan, penunjukkan ini adalah bagian dari inisiatif berkelanjutan mereka, untuk menciptakan budaya di tempat kerja yang lebih beragam, adil, dan inklusif.
Blizzard mengklaim, hal ini agar orang-orang di setiap tingkat jabatan bisa belajar, tumbuh, dan "membawa diri mereka yang paling kreatif ke pekerjaan mereka."
Menurut Blizzard, Jessica dan tim kepemimpinan akan bertanggung jawab untuk menumbuhkan strategi kebudayaan mereka, memastikan keselarasan di semua tim dan fungsi, dan memperbarui program pembelajaran dan pengembangan bakat.
"Ketika Anda menciptakan lingkungan yang mengutamakan manusia di mana tim merasa aman, dihargai, dan bekerja sama menuju tujuan bersama, semua orang berkembang – karyawan, pemain, dan bisnis," kata Jessica.
Jessica, menurut perusahaan, akan memimpin tim pembelajaran dan pengembangan, sembari bekerja dengan komunikasi, acara, dan masing-masing pemimpin waralaba dan fungsional.
"Membuat nilai-nilai koneksi kami muncul dalam apa yang kami lakukan adalah bagaimana kami membawa kemanusiaan kembali ke bisnis," ujar Jessica.
Advertisement
Berpengalaman di Disney
Jessica Martinez sebelumnya, selama lebih dari 14 tahun menjadi pimpinan strategi, komunikasi, operasional, dan memiliki pengalaman di Walt Disney Company.
Di raksasa media itu, Martinez menjadi Chief of Staff dan penasehat strategis utama untuk Chief Security Officer dan Chief Technology & Digital Officer di Disney Parks & Resor.
Menurut Blizzard, Martinez juga mempelopori perubahan organisasi yang mendasar, termasuk memimpin integrasi keamanan dalam akuisisi 21st Century Fox.
Selain itu, wanita yang juga pemain ski ini juga "terkenal karena menciptakan budaya berbasis nilai yang menghubungkan tim global dan merayakan keragaman."
Martinez juga dikenal mendukung aktif penyelamatan hewan, serta merupakan seorang pelatih bisbol Liga Kecil.
Diterpa Kasus Pelecehan Seksual
Di luar itu, Ybarra mengatakan, mereka membawa pimpinan baru di Sumber Daya Manusia, yang akan membangun kepercayaan, memberdayakan tim, dan membantu menumbuhkan lingkungan kerja yang aman dan positif bagi semua orang.
Menurut Ybarra, kompensasi untuk eksekutif akan bergantung pada keberhasilan mereka dalam "menciptakan lingkungan kerja yang aman, inklusif, dan kreatif di Blizzard."
Sebelumnya, di pertengahan tahun lalu., negara bagian California menggugat studio dan publisher di balik game World of Warcraft itu atas pelecehan dan diskriminasi seksual pada wanita secara terus-menerus di tempat kerja.
Dilaporkan New York Post, gugatan tersebut juga menyinggung bahwa 80 persen karyawan Activison Blizzard adalah pria, sehingga membuat pekerja wanita tidak bisa berbicara tentang tindakan yang mereka terima.
Beberapa pelecehan seksual dan diskriminasi yang dilaporkan Department of Fair Employment and Housing (DFEH) California seperti membiarkan lelucon pemerkosaan, komentar kasar, hingga meraba-raba pekerja perempuan.
(Dio/Isk)
Advertisement