Liputan6.com, Jakarta - Rumor penangkapan salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma, membuat saham perusahaan anjlok sebanyak 10 persen dalam beberapa menit pada Selasa pagi (3/5/2022) dan merugikan perusahaan senilai US$ 26 miliar atau sekitar Rp 377 triliun.
Jack Ma belakangan ini jarang terlihat di depan umum sejak pemerintah China melancarkan tindakan keras terhadap bisnis Alibaba pada akhir 2020.
Baca Juga
Media yang dikelola pemerintah China melaporkan bahwa seorang pria dengan nama yang sama dengan Ma--merupakan nama yang sangat umum di China--ditangkap polisi karena dugaan pelanggaran keamanan nasional.
Advertisement
Penangkapan itu terjadi di kota Hangzhou, China, tempat perusahaan e-commerce itu bermarkas. Demikian sebagaimana dikutip dari New York Post, Sabtu (7/5/2022).
Berita Jack Ma ditangkap polisi mengguncang pasar karena investor mulai menjual saham Alibaba. Harga saham perusahaan turun 9,4 persen pada awal perdagangan di Hong Kong pada Selasa kemarin, menurut Bloomberg News.
Tetapi kemudian media yang dikelola pemerintah mengeluarkan klarifikasi, menegaskan kalau orang yang dimaksud bukanlah Jack Ma.
Orang yang ditangkap, diidentifikasi sebagai karyawan perusahaan IT lokal, dilaporkan lahir pada tahun 1985 atau 20 tahun lebih muda dari Jack Ma.
Setelah klarifikasi tersebut muncul, saham Alibaba perlahan mulai naik dan menutupi kerugian perusahaan.
Jack Ma sudah lama absen dari panggung publik sejak November 2020, ketika dia diseret untuk diinterogasi oleh regulator karena mengkritik bank-bank milik negara China. Imbasnya, IPO dari perusahaannya yang lain (Ant Group) berujung gagal total.
Pembungkaman Jack Ma bertepatan dengan tindakan keras antimonopoli Beijing terhadap perusahaan-perusahaan teknologi besar yang sebelumnya diizinkan untuk beroperasi secara bebas.
Pemerintah bergerak melawan unicorn teknologi seperti Alibaba, Tencent, Meituan, dan Didi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jack Ma Kedapatan Muncul di Belanda, Sedang Apa?
Sebelumnya, Jack Ma kedapatan muncul di Eropa dengan berkunjung ke Belanda, setelah sebelumnya berada di Spanyol.
Sebelumnya, Jack Ma sempat hilang dari pandangan publik sejak Januari 2021. Kini, salah satu orang terkaya di Asia itu diketahui mengunjungi lembaga penelitian di Belanda.
Berdasarkan laporan South China Morning Post (SCMP), Rabu (27/10/2021), Jack Ma sedang mengejar minatnya dalam teknologi pertanian. Hal ini juga dilakukan oleh Ma ketika berkunjung ke Spanyol.
Pada Oktober 2021, Jack Ma pernah muncul di Hong Kong dimana pada momen tersebut dirinya bertemu dengan beberapa rekan bisnis, berdasarkan dua sumber terpercaya kepada Reuters.
Setelah itu, Jack Ma diketahui terbang ke pulau Mallorca di Spanyol tempat kapal pesiar mewah miliknya berlabuh.
Kemunculan Jack Ma di Pulau Mallorca tersebut merupakan pertama kali ke publik, setelah dirinya "lenyap" setelah melontarkan kritik pedas terhadap sistem keuangan pemerintah Tiongkok.
Saat berkunjung ke Belanda, SCMP, media Hong Kong milik Alibaba tersebut mempublikasikan tiga foto Jack Ma.
Dalam dua foto tersebut, tampak miliarder asal Tiongkok itu mengenakan gaun pelindung putih dan memegang pot bunga. Sementara di foto ketiga, dirinya menggunakan jeans dan hoodie.
Adapun keterangan yang menyertakan foto itu bertuliskan, Jack Ma sedang menganalisis teknologi aluminium buatan BOAL Systems.
Mengutip informasi dari Reuters, miliarder yang sudah pensiun sebagai bos Alibaba pada 2019 ini akan melakukan tur ke berbagai perusahaan Eropa, dan lembaga penelitian yang terkait dengan infrastruktur agrikultur.
Kabarnya, Jack Ma berencana untuk menggabungkan teknologi milik Alibaba, seperti cloud, big data, dan AI untuk membantu memodernisasi pertanian Tiongkok.
Pada 1 September, foto-foto Jack Ma memperlihat kunjungannya ke rumah kaca di provinsi Zhejiang timur--lokasi pusat bagi Alibaba dan Ant.
Hari berikutnya, Alibaba mengatakan akan menginvestasikan dana sebesar USD 15,5 miliar pada tahun 2025 untuk mendukung program "kemakmuran bersama" - inisiatif pembagian kekayaan yang didorong oleh Presiden China Xi Jinping.
Advertisement
Produsen Air Putih Kalahkan Perusahaan Miliarder Jack Ma
Di sisi lain, perusahaan air minum Nongfu Spring berhasil menempati posisi teratas tahun ini. Hal itu bahkan mampu membuat pendirinya Zhong Shanshan berada dalam puncak daftar miliarder China di 2021.
Sebelumnya, perusahaan e-commerce milik Jack Ma yang menempati urutan tersebut. Namun tahun ini, perusahaannya terhempaskan dan kemudian digantikan perusahaan milik Zhong.
Keberhasilan Zhong akhirnya membawa perusahaannya menempati posisi pertama di antara perusahaan lainnya.
Melansir laman Forbes, Senin (8/11/2021), ketua sekaligus pendiri Nongfu Spring tersebut berada di puncak daftar karena kekayaan yang melonjak hingga USD 65,9 miliar atau sekitar Rp 946 triliun.
Kekayaan tersebut naik dari yang sebelumnya USD 53,9 miliar di tahun lalu. Pada saat itu, Zhong hanya masuk tiga besar dalam daftar.
Menurut informasi, rupanya peningkatan kekayaan Zhong disebabkan dari IPO Hong Kong Nongfu Spring pada September 2020.
Sekitar seperenam kekayaan bersihnya berasal dari produksi vaksin di Beijing Wantai Biological. Perusahaan tersebut sebelumnya telah terdaftar di Shanghai sejak April 2020.
Sementara itu, kesuksesan bisnisnya tersebut tidak terlepas dari peran putranya yang duduk sebagai dewan direksi di perusahaan.
Zhong berhasil menyekolahkan putranya tersebut yang bernama Shu Zi di Universitas of California di Irvine dengan gelar sarjana bahasa Inggris.
Di samping itu, melihat tren minuman yang kini berkembang, seperti kopi, teh, atau jus, tidak membuat perusahaan Nongfu Spring kalah. Sebab, air masih menyumbang lebih dari setengah pendapatan ke perusahaan.
Tetap Eksis Saat Pandemi
Bahkan Nongfu masih tetap eksis di tengah pandemi. Penjualannya justru naik sekitar 31 persen pada paruh pertama tahun 2021. Itu menghasilkan USD 2,4 miliar dari tahun lalu.
Saat itu perusahaan air milik Zhong bersaing dengan Wahaha yang dipimpin oleh Zong Qinghou yang juga seorang miliarder. Pada tahun ini Qinghou menempati peringkat ke-65 dari daftar.
Zhong, 66, lebih dewasa menyikapi bisnisnya setelah melewati Revolusi Kebudayaan Cina yang kacau. Bahkan dia sempat putus sekolah dan memilih bekerja.
Beragam pekerjaan ia coba. Mulai pekerja konstruksi, reporter surat kabar, hingga agen penjualan minuman.
Akhirnya seiring berjalannya waktu, Zhong mendirikan bisnisnya yang memproduksi air minum dalam kemasan. Dia memulai usaha tersebut sejak 1996.
Advertisement