Sukses

Elon Musk Dirumorkan Jadi CEO Twitter Sementara Usai Akuisisi Rampung

Desas desus menyebutkan, Elon Musk akan menjadi CEO Twitter sementara usai akuisisi media sosial itu selesai.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah 'kabar burung' menyebutkan bahwa Elon Musk direncanakan untuk menjadi CEO (Chief Executive Officer) interim atau sementara dari Twitter, setelah proses akuisisi raksasa media sosial senilai USD 44 miliar selesai.

Mengutip New York Post, Jumat (7/5/2022), kabar tersebut diberitakan oleh CNBC yang menyatakan telah bocoran tersebut dari sebuah sumber. Musk sendiri sekarang masih menjabat sebagai CEO di beberapa perusahaannya.

Ia mengepalai Tesla dan SpaceX, serta perusahaan rintisan atau startup, termasuk Neuralink, yang bergerak di bidang pengembangan komputer yang dapat ditanam di otak.

Kabar ini belum dapat dikonfirmasi. Baik perwakilan Twitter maupun Musk belum mengeluarkan komentar atas rumor tersebut.

Namun, kabar tersebut sempat membuat investor Tesla was-was. Saham perusahaan mobil listrik itu diperdagangkan lebih dari tiga persen lebih rendah, setelah pembukaan pasar.

Musk belum secara terbuka membahas rencananya untuk kepemimpinan jangka panjang Twitter. Namun, ia telah menguraikan beberapa tujuan untuk platform itu setelah kesepakatan ditutup.

Beberapa tujuan Musk untuk Twitter antara lain fokus baru pada kebebasan berbicara, penghapusan bot spam, serta perombakan strategi monetisasi di media sosial itu.

Pekan lalu, Reuters menyebut bahwa Musk sudah mengidentifikasi kandidat CEO untuk Twitter, meski individu ini belum dapat diketahui.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Posisi Parag Agrawal Terancam?

Pembelian Twitter oleh Musk ini pun memicu spekulasi bahwa para eksekutir perusahaan sekarang seperti CEO Parag Agrawal, dan pejabat hukum perusahaan Vijaya Gadde, akan angkat kaki dari kursinya.

Agrawal sendiri baru saja menjabat sebagai CEO Twitter selama beberapa bulan. Dia diangkat di bulan November 2021, saat pendiri media sosial itu, Jack Dorsey, memutuskan undur diri dari posisi tersebut.

Sebelumnya, Elon Musk mengatakan pada Selasa, 3 Mei 2022, Twitter mungkin mengenakan sedikit biaya untuk pengguna komersial dan pemerintah.

Ini merupakan bagian dari dorongan Musk untuk menumbuhkan pendapatan yang tertinggal di belakang saingan besarnya seperti Facebook Meta Platforms.

"Twitter akan selalu gratis untuk pengguna biasa, tetapi mungkin sedikit biaya untuk pengguna komersial dan pemerintah," kata Musk dalam sebuah tweet, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (4/5/2022).

"Beberapa pendapatan lebih baik daripada tidak sama sekali!" Musk menambahkan di tweet lain.

3 dari 4 halaman

Mengembangkan Cara Baru untuk Monetisasi Tweet

Pekan lalu, Reuters melaporkan Musk mengatakan dia akan mengembangkan cara baru untuk memonetisasi tweet dan menindak gaji eksekutif untuk memangkas biaya di Twitter.

Musk juga mengatakan berencana mengembangkan fitur untuk menumbuhkan pendapatan bisnis, termasuk cara baru menghasilkan uang dari tweet yang berisi informasi penting atau viral, kata seorang sumber kepada Reuters.

Pada Met Gala tahunan di New York Senin lalu, Musk mengatakan jangkauan Twitter saat ini masih kecil, dan dia ingin persentase yang jauh lebih besar dari sebuah negara untuk berada di dalamnya.

Musk, yang juga CEO dari pembuat kendaraan listrik Tesla, telah menyarankan sejumlah perubahan pada Twitter sejak bulan lalu.

Dalam tweet yang kemudian dihapus, Musk menyarankan perubahan pada layanan berlangganan premium Twitter Blue, termasuk memangkas harganya, melarang iklan, dan memberikan opsi untuk membayar dalam cryptocurrency Dogecoin.

Setelah menandatangani kesepakatan untuk membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 636,3 triliun minggu lalu, Musk mengatakan dia ingin meningkatkan platform dengan fitur-fitur baru.

Misalnya dengan membuat algoritma Twitter open source untuk meningkatkan kepercayaan, mengalahkan bot spam, dan mengotentikasi semua pengguna Twitter adalah manusia.

4 dari 4 halaman

Separuh Followers Elon Musk adalah Bot?

Sebelumnya, tool audit online SparkToro menyebut lebih dari separuh follower akun Twitter Elon Musk, si pemilik Twitter, adalah akun palsu.

SparkToro memperkirakan, 53,3 persen followers Twitter Elon Musk merupakan akun palsu. SparkToro mendefinisikan akun palsu sebagai penyebar spam, bot, atau akun yang tidak aktif lagi.

Mengutip The Independent, Rabu (4/5/2022), pemilik baru Twitter ini memiliki lebih dari 90,6 juta pengikut di Twitter. Dua hari lalu, saat media asing ini merilis laporan, Elon Musk menjadi akun terpopuler ke-9 di Twitter dengan jumlah followers saat itu 83,4 juta akun.

Saat penelitian dilakukan, sebanyak 53,3 persen followers Elon Musk adalah akun palsu. Jumlah itu sekitar 44,4 juta akun palsu.

SparkToro menyebut, untuk akun dengan jumlah pengikut setara, Elon Musk memiliki jumlah followers palsu yang tidak proporsional atau lebih banyak.

"Audit ini menganalisis sampel sebanyak 2.000 akun random dari 100.000 akun terbaru yang mengikuti Elon Musk, kemudian melihat lebih dari 25 faktor yang berkorelasi dengan akun spam, bot, dan akun berkualitas rendah," kata SparkToro.

Sebelumnya sebagai pemilik baru Twitter, Elon Musk mengatakan, dirinya akan "mengotentikasi semua akun Twitter dari pemilik yang benar-benar ada." Hal ini merupakan bagian dari tindakan kerasnya terhadap aktivitas yang tidak otentik di Twitter.

(Dio/Isk)