Sukses

Hakim Tolak Gugatan Donald Trump Terhadap Twitter

Hakim pengadilan distrik federal San Francisco menolak gugatan Donald Trump terhadap Twitter.

Liputan6.com, Jakarta - Hakim pengadilan distrik federal San Francisco, James Donato, telah mengajukan gugatan yang diajukan Donald Trump terhadap Twitter pada tahun lalu dalam upaya untuk mendapatkan kembali akunnya.

Ya, Twitter secara permanen menangguhkan akun mantan presiden Amerika Serikat (AS) tersebut setelah para pendukungnya menyerbu Capitol pada Januari 2021.

Dalam pengumuman perusahaan, Twitter mengutip dua tweet Trump yang diyakini 'sangat mungkin untuk mendorong dan menginspirasi orang untuk meniru tindakan kriminal yang terjadi di US Capitol' pada 6 Januari 2021.

Donald Trump mengajukan gugatan pada Oktober 2021, dengan alasan bahwa tindakan Twitter itu melanggar hak Amandemen Pertamanya. Namun, Donato tidak setuju dan mencatat dalam putusannya bahwa Twitter adalah perusahaan swasta.

"Amandemen Pertama hanya berlaku untuk pengurangan pidato pemerintah, dan bukan untuk dugaan pengurangan oleh perusahaan swasta," kata Donato sebagaimana dilansir Engadget, Minggu (8/5/2022).

Hakim juga menolak anggapan bahwa Twitter telah bertindak sebagai entitas pemerintah setelah ditekan oleh lawan Trump dan melanggar Amandemen Pertama ketika memblokir akun mantan presiden.

Dalam gugatannya, Trump meminta hakim untuk memutuskan Undang-Undang Kepatutan Komunikasi Federal, yang menyatakan bahwa penyedia layanan online seperti Twitter tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas konten yang diposting oleh pengguna, sebagai tidak konstitusional.

Hakim juga menolak klaim itu, dan memutuskan bahwa Donald Trump tidak memiliki kedudukan hukum untuk menantang 'Pasal 230 CDA'.

Trump dikenal sebagai pengkritik Pasal 230 dan mengusulkan untuk membatasi perlindungan yang dinikmati platform media sosial di bawahnya selama masa jabatannya.

Ia adalah pengguna Twitter yang sangat aktif sebelum penangguhannya dan membentuk jejaring sosialnya sendiri yang disebut Truth Social setelah dia diblokir.

Baru-baru ini, dia mengatakan kepada CNBC tidak akan kembali ke Twitter, bahkan jika Elon Musk membatalkan penangguhannya dan akan tetap berada di Truth Social.

Menurut laporan terbaru Daily Beast, Truth Social memiliki 513 ribu pengguna aktif harian, sedangkan Twitter mengantongi 217 juta pengguna aktif harian.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Medsos Truth Social Besutan Donald Trump Meluncur di Web Browser Akhir Mei 2022

Aplikasi media sosial besutan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Truth Social, bakal meluncurkan versi web browser-nya di penghujung bulan Mei 2022.

Hal ini seperti diungkap oleh Chief Executive dari Truth, Devin Nunes pada Senin awal pekan ini. Selain itu, dia juga mengatakan mereka berencana meluncurkan Truth untuk perangkat Android.

Meski begitu, seperti dikutip dari Gadgets 360, Jumat (6/5/2022), menurut politikus Partai Republik itu, aplikasi Truth untuk Android masih menunggu persetujuan dari Google.

"Akhir Mei kami akan meluncurkan PWA (Web Browser) ini akan memungkinkan akses dari perangkat apa pun," kata Nunes melalui unggahan di Truth Social.

"Setelah itu kami akan meluncurkan aplikasi Android... menunggu persetujuan dari Google," imbuhnya.

Aplikasi Truth Social sendiri dirancang sebagai layanan media sosial untuk Donald Trump, yang sebelumnya diblokir di Facebook, Twitter, hingga Google, di bawah perusahaan induk, Truth Social Trump Media & Technology.

Sebelumnya, Mantan Presiden AS Donald Trump diblokir dari media sosial dan perusahaan teknologi setelah dituding turut mengajak pendukungnya terlibat kerusuhan di Gedung Capitol, AS.

Di App Store AS, Truth Social dirilis pada 21 Februari lalu, dan sempat menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di toko aplikasi milik Apple itu.

Trump sendiri mengunggah unggahan pertamanya (yang mereka sebut sebagai "truth" atau "kebenaran") pada 14 Februari, dan baru mengunggah lagi pada Kamis malam pekan ini.

3 dari 5 halaman

Donald Trump Ogah Balik ke Twitter

Dikutip dari Fox News, Donald Trump, yang sebelumnya rajin menuliskan cuitan di Twitter, juga secara tegas untuk kembali ke platform itu meski sudah dibeli oleh Elon Musk.

"Saya tidak akan ke Twitter, saya tetap di Truth," kata Trump.

"Saya harap Elon membeli Twitter karena dia akan membuat perbaikan di sana dan dia adalah orang yang baik," kata Trump. "Namun saya akan tetap di Truth," imbuhnya.

Elon Musk sendiri diketahui sempat menyindir Truth dengan menyebut nama dari media sosial itu jelek. Ini dia ungkapkan saat tahu Twitter dan TikTok kalah dari Truth di App Store.

"Truth Social (nama yang jelek) ada karena Twitter menyensor kebebasan berbicara," ujarnya dalam utas tersebut. "Harusnya itu disebut Trumpet," cuit bos Tesla dan SpaceX itu.

Mengutip informasi dari situs resminya, Selasa (22/2/2022), Truth Social merupakan platform media sosial yang mendorong percakapan global terbuka, bebas, dan jujur tanpa membeda-bedakan ideologi politik.

4 dari 5 halaman

Mirip Twitter

Secara tampilan dan fungsi, Truth Social sebenarnya memiliki kemiripan dengan Twitter. Hal itu dapat dilihat dari tangkapan layar dan fitur yang dimiliiki media sosial ini.

Dilansir The Verge, Truth Social menggunakan istilah Truth untuk unggahan para penggunannya yang ditampilkan di Truth Feed. Sementara pengguna yang ingin berbagi Truth dengan orang lain dapat melakukan ReTruth.

Selain fitur tersebut, ada beberapa fitur lain yang juga sedang dikembangkan, seperti direct message dan verifikasi pengguna. Saat ini, Truth Social memang baru tersedia di Amerika Serikat, tapi pengembang menyatakan akan berupaya menghadirkannya ke negara lain.

Untuk saat ini, Truth Social baru tersedia di iOS dan belum dapat dipastikan kapan meluncur di Android. Dalam situs resminya, perusahaan hanya menyebut aplikasi ini akan segera hadir di Play Store.

5 dari 5 halaman

Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial. (Liputan6.com/Trieyasni)