Sukses

Tesla Gugat Mantan Insinyur yang Curi Rahasia Perusahaan

Tesla menggugat seorang mantan karyawan yang dituduh mencuri rahasia (dagang) perusahaan terkait dengan proyek superkomputernya.

Liputan6.com, Jakarta - Tesla menggugat seorang mantan karyawan (insinyur) yang dituduh mencuri rahasia perusahaan (rahasia dagang) terkait dengan proyek superkomputernya.

Menurut gugatan di Pengadilan Distrik San Jose, Amerika Serikat (AS), insinyur termal Alexander Yatskov berhenti pada 2 Mei 2021 setelah bergabung dengan perusahaan hanya beberapa bulan sebelumnya, pada Januari 2021.

Menurut Tesla, Yatskov mengaku mentransfer informasi rahasia ke perangkat pribadinya dan kemudian menyerahkan laptop "palsu" setelah pejabat perusahaan melemparkan tuduhan pencurian.

Selain melanggar perjanjian kerahasiaan untuk melindungi rahasia dagang, Bloomberg melaporkan bahwa Tesla juga menuduh Yatskov salah mengartikan pengalaman dan keterampilan di resumenya. Namun, Yatskov menolak berkomentar.

"Ini adalah kasus tentang penyimpanan rahasia dagang oleh seorang karyawan--bekerja dalam waktu singkat di Tesla--menunjukkan rekam jejak berbohong dan kemudian berbohong lagi dengan menyediakan perangkat 'dummy' untuk mencoba menutupi jejaknya," tulis Tesla dalam pengajuan pengadilan, dilansir Techcrunch, Senin (9/5/2022).

CEO Elon Musk sempat menyinggung proyek superkomputer Tesla, yang disebut "Dojo", setidaknya sejak 2019. Tahun lalu, perusahaan akhirnya menjelaskan proyek secara lebih rinci, menetapkan tujuan menggunakan AI untuk menganalisis sejumlah besar data kendaraan untuk otonom yang lebih aman dan halus.

Komputer itu menawarkan kinerja 1,8 exaflops dan penyimpanan NVME 10 petabyte yang berjalan pada 1,6 terabyte per detik--melatih dirinya sendiri menggunakan video dari delapan kamera di dalam kendaraan Tesla yang berjalan pada kecepatan 36 frame per detik.

Tesla mengklaim, meskipun pendekatan ini menghasilkan sejumlah besar data, tapi masih lebih terukur daripada membangun peta definisi tinggi di seluruh dunia.

Pada saat itu, Tesla menunjukkan bahwa sistem ini paling berhasil di daerah dengan populasi sedikit, di mana sebagian besar mobil dapat mengemudi tanpa gangguan.

Meski begitu, perusahaan juga menggembar-gemborkan beberapa keberhasilan awal di daerah yang lebih padat, termasuk kemampuan Dojo untuk mempelajari jenis peringatan lalu lintas baru, deteksi tabrakan pejalan kaki, dan kesalahan penggunaan pedal (tidak sengaja menginjak gas alih-alih rem).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Tesla Bakal Dirikan Pabrik Baru di China

Penjualan yang moncer membuat Tesla, perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, ingin mendirikan pabrik mobil baru di Cina. Keputusan ini dibuat atas permintaan pasar yang cukup besar di negeri Tirai Bambu tersebut untuk memenuhi kebutuhan domestik ataupun ekspor.

Pabrik Tesla pertama yang sejak berdiri sejak 2019, telah memberikan performa yang luar biasa untuk mencukupi permintaan pasar. Melihat pertumbuhan pasar mobil listrik yang terus bertambah, akhirnya perusahaan mobil listrik yang dipimpin oleh Elon Musk ini memutuskan menambah fasilitas produksi terbaru.

Dilansir Motorauthority, Tesla, telah membuat surat konfirmasi yang dikirim pada 1 Mei kepada pejabat Shanghai's Lingang Special Area, di mana pabrik tersebut berada.

Melalui pernyataannya tersebut, mereka mengatakan bahwa akan membangun fasilitas produksi baru dengan kapasitas tahunan mencapai 450.000 kendaraan. Mengenai mobil listrik apa yang bakal diproduksi pertama kali pada fasilitas tersebut, kabarnya mereka akan memproduksi Tesla Model 3 dan Tesla Model Y.

Area khusus Lingang adalah sebuah zona perdagangan bebas yang terletak di bagian selatan Shanghai. Pabrik Tesla ini merupakan fasilitas produksi pertama yang kepemilikiannya dimiliki asing secara penuh.

Dari pabrik tersebut, mereka telah memproduksi Tesla Model 3 dan Model Y. Mengenai performa penjualannya, sepanjang 2021 lalu, Tesla telah berhasil memproduksi sebanyak 484.130 unit kendaraan.

Selain memiliki pusat fasilitas di Cina, Tesla, juga telah memiliki pabrik lain yang terletak di dekat Austin, Texas. Di sana, model yang menjadi basis produksi terbesarnya adalah Model 3 dan nantinya akan menjadi basis produksi untuk model Cybertruck.

3 dari 4 halaman

Tesla Recall Puluhan Ribu Unit Model 3

Tesla harus melakukan recall atau penarikan kembali untuk diperbaiki sebanyak 48 ribu unit Model 3 Performance di Amerika Serikat. Kampanye perbaikan ini, disebabkan oleh tampilan speedometer yang tidak dalam posisi track mode.

Disitat dari Reuters, recall ini melibatkan kendaraan Model 3 Performance yang diproduksi dari 2018 hingga 2022. Bagi mobil yang terdampak, pabrikan Negeri Paman Sam ini akan memperbarui perangkat lunaknya.

Tesla mengatakan, pembaruan perangkat lunak yang diluncurkan pada Desember 2021 secara tidak sengaja menghapus tampilan kecepatan atau speed yang menjadi informasi bagi pengguna. Masalah speedometer ini, ditemukan dalam sebuah pengujian internal, dan tidak ada indikasi menyebabkan kecelakaan.

"Kurangnya unit kecepatan saat menggunakan track mode, mungkin tidak cukup menginformasikan pengemudi tentang kecepatan kendaraan, sehingga meningaktkan risiko tabrakan," jelas perusahaan dalam laporannya kepada NHTSA.

Sementara itu, masalah tampilan speedometer ini, ditemukan di sistem pengaturan track Model 3 Performanya. Mode tersebut, berfungsi saat pengemudi melakukan berkendara off-road. Belum diinformasikan lebih detail terkait proses perbaikan akan dilakukan.

Selain itu, belum ada informasi juga terkait apakah pemilik akan dikenakan biaya untuk perbaikan atau tidak.

4 dari 4 halaman