Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengungkapkan setidaknya ada tiga penyebab sistem komunikasi kabel laut (SKKL) bisa mengalami kerusakan atau gangguan.
"Pertama adalah aktivitas manusia seperti kapal-kapal, yang jangkarnya bisa mengganggu bahkan membuat kabel bawah laut putus," kata Johnny dalam konferensi pers, Selasa (10/5/2022).
Baca Juga
Lalu, penyebab kedua adalah aktivitas vulkanik di bawah laut, seperti gunung meletus yang menyebabkan kabel laut putus, dan berdampak pada gangguan jaringan komunikasi.
Advertisement
"Ketiga aktivitas geologi bawah laut, longsor dan sebagainya di tebing-tebing bawah laut, yang menyebabkan kabel-kabel juga putus," kata Johnny menjelaskan.
Menurut Johnny, di setiap kasus nantinya akan dipelajari bagaimana cara penanganannya sesuai dengan penyebabnya.
Johnny pun menegaskan, di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sudah tersedia alat surveilans dan monitoring telekomunikasi, yang saat ini bisa diawasi langsung di Pusat Monitoring di Kantor Kemkominfo, Jakarta.
"Hidup matinya sinyal di seluruh Indonesia sudah bisa kita monitoring dari sini. Ketersediaan bandwidth-nya, quality of experience-nya, quality of service, bisa di-monitoring melalui surveilans dan Pusat Monitoring Kemkominfo."
Selain itu, kata Johnny, Badan Layanan Umum (BLU) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), juga memiliki sistem monitoring dan surveilans.
"Surveilans dan monitoring di kantor BLU BAKTI berkaitan untuk memonitor kegiatan-kegiatan akses internet dari satelit, yang apabila ada gangguan akses internet di berbagai wilayah layanan Kemkominfo dapat terlihat penyebabnya."Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dua Kali Gangguan Beberapa Pekan Terakhir
Menkominfo Johnny G. Plate, dalam kesempatan yang sama, juga melaporkan bahwa telah terjadi dua kali gangguan pada fiber optic di Indonesia, dalam beberapa pekan terakhir.
"Yang pertama adalah terhadap SKKL (Sistem Komunikasi Kabel Laut) Jakarta-Surabaya, itu juga putus," kata kata Johnny dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/5/2022).
Meski begitu, Johnny menyebut bahwa PT Telkom sudah secara sigap melakukan perbaikan jaringan SKKL Jakarta-Surabaya tersebut, dan selesai pada tanggal 6 Mei 2022 lalu.
"Sehingga layanan telekomunikasi jaringan tulang punggung, data yang besar-besar dapat tetap terjaga dengan baik," kata Johnny menambahkan.
Lalu, terdapat gangguan lain pada SKKL dari Merauke sampai ke Timika. "Gangguan ini sedang dilakukan mitigasi apa penyebabnya," kata Johnny.
Â
Advertisement
Kerahkan Kapal
Johnny menjelaskan, mengingat kejadiannya terjadi di laut, untuk melakukan perbaikan jaringan dibutuhkan segera pengerahan kapal.
"Saat ini sangat terbatas jumlah kapal Indonesia yang punya kemampuan untuk menggelar jaringan fiber optic di laut," kata Johnny.
Pada perbaikan SKKL Jakarta-Surabaya, kapal yang digunakan adalah DPL atau Cable Ship DPL, yang setelah melaksanakan tugasnya, kata Johnny, harus melakukan pengisian bahan bakar ulang, pengecekan, serta kesiapan yang baru.
"Sehingga kapal harus berlayar ke Batam untuk kelengkapan dan menyiapkan kesiapannya," Johnny berujar.
Dia mengatakan, setelah dari Batam, kapal tersebut baru akan berangkat ke Merauke untuk perbaikan jaringan kabel laut Merauke-Timika, yang diharapkan akan selesai pada tanggal 26 Mei 2022.
Â
Perbaikan Gangguan Kabel Laut Merauke-Timika
Herlan Wijanarko, Direktur Network & IT Solution, Telkom mengungkapkan, kapal yang digunakan saat ini akan berangkat ke Merauke pada tanggal 11 Mei 2022, usai memenuhi segala kebutuhannya di Batam.
"Karena kapal ini sekitar 9 knot, tanggal 21 akan sampai di Dobo, transit, dan kemudian satu malam untuk custom pelabuhan dan akan langsung ke lokasi kira-kira sehari," ujar Herlan dalam kesempatan yang sama.
Herlan mengatakan, kapal akan memulai perbaikan pada tanggal 23 di area Merauke, apabila cuaca dan angin mendukung. "Kalau cuaca lancar, angin mendukung, karena ini faktor alam, dalam tiga hari secara rencana ini akan bisa diselesaikan," ujarnya.
Johnny lebih lanjut menjelaskan, pada saat putusnya kabel tersebut, kapasitas kebutuhan traffic Merauke-Timika diperkirakan sebesar 42 GB.
Maka dari itu, kata Johnny, Telkom dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah menyiapkan jaringan alternatif untuk dimanfaatkan pada saat pemulihan.
"Recovery itu dengan memanfaatkan backup link sebesar 3,25 GB, dari Palapa Ring sebesar 1,25 GB dan dari satelit sebesar 2 GB, untuk melayani kebutuhan-kebutuhan prioritas telekomunikasi saat ini sampai dengan pemulihan jaringan tulang punggung."
Advertisement