Liputan6.com, Jakarta - Menurut laporan e-Conomy SEA 2021 yang dikeluarkan Google, Bain & Company menyebut Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Potensi ekonomi digital Indonesia bahkan diprediksi bisa mencapai US$ 146 miliar atau sekitar Rp 2.138 triliun pada 2025.
Baca Juga
Potensi ini kemudian membuat perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepincut untuk berinvestasi di perusahaan digital.
Advertisement
Menteri BUMN Erick Thohir bahkan sampai membuat Merah Putih Fund untuk mengakomodasi perusahaan rintisan (startup) digital nasional guna mendapatkan pendanaan dari perusahaan BUMN.
Peneliti dari Center for Digital Society (CfDS), Anisa Pratita Kirana Mantovani, menilai wajar kalau perusahaan swasta dan BUMN berinvestasi di perusahaan digital.
Menurutnya investasi di perusahaan/startup digital yang dilakukan swasta dan BUMN ini diharapkan dapat menjadi solusi digital yang lengkap dengan nilai sinergi (synergy value) yang cukup tinggi.
Investasi ini bisa dikatakan sebagai bagian dari strategi digitalisasi besar yang dilakukan oleh swasta dan BUMN di industri digital.
"Investasi yang dilakukan swasta dan BUMN di perusahaan/startup teknologi pasti sudah melalui penilaian risk management yang ketat," kata Anisa, dikutip Selasa (17/5/2022).
"Tujuan utama investasi di perusahaan digital yang dilakukan adalah untuk mencari nilai tambah, sehingga perusahaan swasta dan BUMN tadi memiliki bisnis lain di luar bisnis intinya yang selama ini sudah mereka jalankan," sambungnya.
Anisa memberikan contoh, investasi yang dilakukan Telkomsel di GoTo menciptakan kolaborasi yang bersifat strategis.
Antara lain berupa program khusus untuk mitra Gojek, easy on boarding mitra Gojek untuk menjadi reseller Telkomsel, akses mudah di GoShop, dan fitur seperti number masking.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dampak Melemahnya Harga Saham di Bursa
Saat ini investasi yang ditanamkan investor di perusahaan digital mengalami penyusutan. Penurunan ini disebabkan terkoreksinya harga saham perusahaan digital yang sahamnya dicatatkan di bursa global maupun regional.
Melemahnya harga saham perusahaan di bursa ini tentu saja membawa dampak terhadap valuasi investasi perusahaan swasta nasional dan BUMN.
Penurunan dari nilai saham di pasar modal dinilai Anisa merupakan hal yang lumrah terjadi. Karakteristik harga saham di seluruh bursa saham akan mengalami perubahan ketika ada sentimen yang mempengaruhinya, baik itu sentimen positif maupun negatif.
Karena saat bursa global dan regional masih dibayangi dengan rencana FED menaikkan suku bunga, dalam jangka pendek koreksi harga saham masih akan terjadi.
"Jika sentimen tersebut sudah berkurang, saham-saham yang telah mengalami koreksi tadi berpotensi akan mengalami kenaikan, termasuk saham-saham di perusahaan digital," ujar Anisa.
Ia berpendapat performa perusahaan digital di Indonesia masih dapat meningkat dan berkembang. Mereka masih on the right track, utamanya sebagai katalisator transformasi digital Indonesia.
Advertisement
Efek Koreksi Harga Saham GOTO terhadap TLKM, Ini Kata Analis
Analis menilai saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) masih menarik meski di tengah koreksi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Analis PT Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menuturkan, koreksi saham GoTo berdampak ada unrealized loss atau kerugian investasi yang belum terealiasi terhadap anak usaha Telkom yaitu Telkomsel.
Berdasarkan laporan keuangan Telkom kuartal I 2022 disebutkan, kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GoTo per 31 Maret 2022 sebesar Rp 881 miliar.
"Dampak dari penurunan saham GOTO bagi TLKM ialah membuat emiten memiliki kerugian investasi yang belum atau unrealized lost sebesar Rp 881 M," kata Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (17/5/2022).
Dia menambahkan, hal tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga saham TLKM. Ia menilai, investor bisa melakukan aksi ambil untung. Namun, Abdul mengatakan, prospek saham TLKM masih positif seiring pengembangan bisnis yang dilakukan.
"Walaupun memiliki kerugian investasi pada GOTO, prospek saham TLKM masih memiliki potensi positif, di mana TLKM sendiri sedang mengembangkan bisnis Hypespace Data Center (HDC) sebesar 75MW. Di mana hal ini akan membuat kinerja TLKM berpotensi positif," ujar dia.
Abdul juga menegaskan, saham TLKM saat ini masih cukup menarik.
"Walaupun saat ini dalam penurunan bisa dilakukan wait and see terlebih dahulu, atau bisa melakukan buy on support, dengan potensi upside 10-15 persen," ungkapnya.
Tak hanya itu, Abdul menyebutkan, perlu mewaspadai saham GOTO yang tekanan jualnya masih tinggi. "Yang perlu diwaspadai adalah masih tingginya tekanan jual membuat saham GOTO masih memiliki potensi penurunan jadi untuk GOTO bisa dilakukan wait and see terlebih dahulu," ungkapnya.
Gerak Saham GOTO
Mengutip data RTI, periode 9-13 Mei 2022, saham GOTO merosot 28,68 persen ke posisi Rp 194 per saham. Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 270 dan terendah Rp 194 per saham. Total volume perdagangan 4.626.921.996 saham. Nilai transaksi harian Rp 1,1 triliun.
Total frekuensi perdagangan 102.613 kali. Pada pekan tersebut, saham GOTO alami koreksi terbesar pada 13 Mei 2022 dengan turun 6,73 persen ke posisi Rp 194 per saham.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 17 Mei 2022, saham GOTO naik 3,09 persen ke posisi Rp 200 per saham. Saham GOTO dibuka melemah tujuh poin ke posisi Rp 187 per saham.
Saham GOTO berada di level tertinggi Rp 224 dan terendah Rp 181 per saham. Total frekuensi perdagangan 72.324 kali. Total volume perdagangan 36.793.527 saham. Nilai transaksi Rp 759 miliar.
Sebelumnya,  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan Selasa (17/5/2022) meski penguatan terbatas. Penguatan IHSG juga didukung aksi beli investor asing.
IHSG menghijau ini juga didukung data ekonomi yaitu neraca perdagangan catat surplus signifikan pada April 2022. Pada penutupan perdagangan, IHSG menguat 0,70 persen ke posisi 6.644,46. Indeks LQ45 naik 0,82 persen ke posisi 1.004,12. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG kembali tembus posisi 6.700. IHSG berada di posisi tertinggi 6.703,05 dan terendah 6.574,13. Sebanyak 317 saham menguat sehingga angkat IHSG. 223 saham melemah dan 156 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.475.498 kali dengan volume perdagangan 26 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 16,7 triliun. Investor asing beli saham Rp 169,59 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.602.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau yang dipimpin indeks sektor saham energi. Indeks sektor saham energi melambung 3,34 persen. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic menanjak 1,13 persen dan indeks sektor saham IDXsiklikal menguat 1,09 persen.
Sedangkan indeks sektor saham IDXinfrastruktur melemah 0,89 persen dan indeks sektor saham IDXtechno melemah 0,12 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) mengalami surplus berturut-turut selama 2 tahun terakhir. Per April 2022, NPI mencetak surplus sebesar USD 7,56 miliar.
"Jadi (neraca perdagangan) surplus kita cukup tinggi dan ini beruntun selama 24 bulan (2 tahun)," kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa, 17 Mei 2022.
Margo menuturkan, surplus NPI bulan April 2022 terbesar disumbang sektor non migas. Antara lain dari lemak dan minyak hewan atau nabati, kemudian disusul bahan bakar mineral.
Adapun negara penyumpang surplus terbesar yakni Amerika Serikat (AS), India dan Filipina. NPI Indonesia dengan AS mengalami surplus sebesar USD 1,6 miliar. Komoditas penyumbang utamanya dari pakaian dan aksesorisnya, atau rajutan dan alas kaki.
Advertisement