Liputan6.com, Jakarta - Akun Twitter Presiden Amerika Serikat ke-46 Joe Biden (@potus), telah mengantongi 22,3 juta followers hingga kini.
Namun, laporan audit terkini mengungkap informasi yang cukup mengejutkan tentang jumlah follower akun Twitter milik Presiden AS tersebut.
Baca Juga
Berdasarkan laporan audit perusahaan SparkToro, 49,3 persen atau hampir setengah dari follower akun Twitter Joe Biden adalah palsu.
Advertisement
Angka ini berdasarkan pada berbagai faktor, seperti lokasi, gambar profil, dan pengguna baru, sebagaimana dikutip dari Newsweek, Kamis (19/5/2022).
SparkToro menjelaskan, follower palsu yang dimaksud adalah akun yang tidak dapat dijangkau, dan tidak akan melihat kicauan akun (baik itu spam, bot, propaganda, atau sudah tidak lagi aktif di Twitter).
Laporan itu juga menyebutkan, proses audit ini telah menganalisa sampel dari 2.000 akun secara acak dari 100.000 akun follower baru yang mengikuti Twitter @Potus.
Sebelumnya, SparkToro juga menggunakan tools sama untuk mengungkap jumlah follower CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk.
Dengan 93,9 juta follower, SparkToro menyebut ada lebih dari 53,3 persen pengikut akun Twitter-nya adalah palsu.
Elon Musk sendiri sempat mengungkap dirinya menunda pembelian Twitter terkait banyaknya akun palsu dan bot di platform media sosial tersebut.
Menurut orang terkaya di dunia ini, jumlah spam dan akun palsu di Twitter bisa lebih dari 20 persen dari total pengguna Twitter.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tunda Pembelian hingga Ada Data Valid
Terbaru, seperti dikutip dari The Verge, Selasa (17/5/2022), Elon Musk menyebut, kesepakatan pembelian jejaring sosial tidak bisa berlanjut hingga Twitter membuktikan akurasi jumlah akun palsu di platformnya kurang dari 5 persen, seperti diklaim CEO Parag Agrawal.
Sekadar informasi, saat ini Elon Musk tengah dalam proses membeli Twitter. Elon Musk sebelumnya menawar USD 44 miliar (setara Rp 635 triliun) tunai untuk membeli Twitter dan menjadikannya sebagai perusahaan swasta.
Twitter disebut-sebut memiliki jumlah pengguna aktif harian sebesar 226 juta.
"20 persen akun palsu atau spam, sementara 4 kali lipat dari klaim Twitter, bisa jaiuh lebih tinggi," kata Elon Musk dalam cuitan, menanggapi laporan dari Teslarati.
Elon Musk melanjutkan, penawarannya terhadap Twitter didasarkan pada akurasi pengajuan SEC oleh Twitter.
Kemarin, CEO Twitter Parag Agrawal sevara terbuka menolak menunjukkan bukti bahwa akun palsu dan spam di platform Twitter berjumlah kurang dari 5 persen.
"Kesepakatan tidak bisa bergerak maju hingga dia --Parag Agrawal-- melakukannya (terbuka dengan angka jumlah akun palsu," kata Elon Musk memberikan tanggapan.
Sebelumnya Elon Musk juga membuat komentar serupa di sebuah konferensi teknologi di Miami, seperti dilaporkan Bloomberg.
Advertisement
Elon Musk Duga Jumlah Akun Palsu di Twitter 20 Persen
CEO Tesla ini memperkirakan akun palsu dan bot kemungkinan jumlahnya sekitar 20 persen dari pengguna aktif harian Twitter.
"Saat ini saya diberi tahu, bahwa tidak ada cara lain untuk mengetahui jumlah bot. Seperti, tidak bisa diketahui, layaknya jiwa manusia," tutur Elon.
Ada spekulasi bahwa Elon Musk memakai isu tentang jumlah akun palsu dan bot di Twitter sebagai taktik untuk menegosiasikan harga akuisisi Twitter menjadi lebih rendah dari penawarannya.
Dalam konferensi tersebut, Elon Musk menegaskan hal itu "tidak mungkin" adanya.
Komentar tersebut hanya berselang beberapa hari dari pernyataan Elon Musk yang mengatakan, kesepakatan pembelian Twitter ditunda karena belum pastinya laporan jumlah akun palsu dan spam di platform tersebut. Namun, Elon Musk tetap menegaskan komitmennya untuk mengakuisisi Twitter.
Upaya Elon Musk untuk mengklarifikasi tentang jumlah sebenarnya akun palsu dan bot dilakukan salah satunya dengan menanyakan langsung ke CEO Twitter Parag Agrawal.Â
Jawaban CEO Twitter Parag Agrawal Saat Ditanya Soal Akun Palsu
Agrawal pun menawarkan rincian tentang jumlah akun spam yang ditangguhkan dan dihapus oleh Twitter per harinya serta menjelaskan bagaimana timnya mengidentifikasi akun-akun palsu.
Namun, Agrawal menambahkan, pihaknya tidak bisa membagikan estimasi jumlah akun palsu itu secara eksternal mengingat adanya informasi pribadi yang tidak bisa dibagikan.
Elon Musk saat itu menanggapi cuitan utas milik Parag Agrawal dengan emoji kotoran.
"Jadi, bagaimana pengiklan tahu apa yang mereka dapatkan dari uang mereka? Ini sangat penting bagi kesehatan finansial Twitter," kata Elon Musk.
(Ysl/Isk)
Advertisement