Sukses

Waspada, 200 Aplikasi Android di Google Play Store Mampu Curi Data Pengguna

200 aplikasi Android itu sudah terpasang spyware bernama Facestealer berkemampuan untuk menyedot kredensial dan informasi berharga milik pengguna.

Liputan6.com, Jakarta - Tim analis keamanan siber dari Trend Micro baru saja mengungkap, ada lebih dari 200 aplikasi Android di Google Play Store mendistribusikan spyware.

Adapun 200 aplikasi Android tersebut jenisnya sangat beragam, mulai dari aplikasi kebugaran, pengeditan foti, dan puzzle.

Disebutkan, ke-200 aplikasi Android itu sudah terpasang spyware bernama Facestealer berkemampuan untuk menyedot kredensial dan informasi berharga milik pengguna.

"Mirip dengan Joker, Facestealer sering berubah-ubah kodenya sehingga memunculkan banyak varian," kata analis Trend Micro, Cifer Fang, Ford Quin, dan Zhengyu Dong dalam laporannya via The Hacker News, Jumat (20/5/2022).

Mereka menambahkan, "Sejak ditemukan, spyware tersebut terus bermunculan di toko aplikasi digital milik Google tersebut.

Informasi, Facestealer pertama kali didokumentasikan oleh Doctor Web pada Juli 2021. Saat itu, spyware ini mengacu pada sekelompok aplikasi penipuan yang muncul di Play Store.

Seperti aplikasi penipuan lainnya, mereka berusahaan untuk mencuri informasi dan data sensitif pengguna Android, seperti kredensial login Facebook dan lainnya.

Dari 200 aplikasi tersebut, 42 diantaranya adalah layanan VPN, diikuti oleh kamera (20), dan aplikasi edit foto (13).

Selain mengumpulkan kredensial korban, aplikasi ini juga dirancang untuk mengumpulkan cookie Facebook dan informasi pribadi yang terkait dengan akun pengguna.

Tak hanya itu. Trend Micro mengungkapkan mereka menemukan lebih dari 40 aplikasi penambang cryptocurrency jahat.

"Aplikasi ini menargetkan pengguna yang tertarik dengan koin virtual, dimana malware dirancang untuk mengelabui korban untuk menonton iklan dan membayar layanan berlangganan," kata meraka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Google Akan Hapus 869.000 Aplikasi Lawas dari Play Store

Google Play Store. (Istimewa)

Di sisi lain, Google dikabarkan akan mulai menghapus aplikasi Android yang sudah lama tidak di update oleh pembuatnya di Play Store.

Sebelumnya, Apple juga melakukan hal serupa. Ini berarti aplikasi lama atau aplikasi yang tidak mendapatkan pembaruan selama dua tahun akan dihapus dari Google Play Store.

Dalam kasus Google, diketahui ada sekitar 869.000 aplikasi Android yang terbengkalai. Sementara itu, Apple hanya ada 650.000.

Dilansir CNET, Minggu (15/5/2022), Google sedang bersiap untuk menyembunyikan aplikasi ini, sehingga pengguna tidak bisa mengunduhnya sampai pengembang merilis update.

Alasan kedua adalah untuk melindungi keselamatan penggunanya. Aplikasi lama tidak memanfaatkan perubahan pada Android dan iOS, API baru, atau metode pengembangan baru yang menawarkan perlindungan yang ditingkatkan.

Karena hal tersebut, aplikasi lama berpotensi memiliki masalah keamanan yang tidak dimiliki aplikasi baru.

3 dari 4 halaman

Google Blokir Aplikasi Berbayar di Rusia

Google Play Store. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Google mengumumkan akan mulai memblokir akses pengguna dan pengembang Rusia dari Google Play Store.

Dengan pemblokiran ini, pengguna dan pengembang di Rusia tidak bisa mengunduh atau meng-update aplikasi berbayar di perangkat mereka.

"Sebagai bagian upaya kepatuhan kami, Google Play memblokir unduhan dan pembaruan semua aplikasi berbayar di negara tersebut mulai 5 Mei 2022," tulis perusahaan dalam web-nya.

Meski begitu, pengembang Rusia masih bisa menerbitkan dan memperbarui aplikasi gratis. Sementara, pengguna masih diizinkan untuk mengunduhnya dari Google Play Store.

Akan tetapi, semua update untuk aplikasi berbayar akan diblokir secara otomatis karena alasan kepatuhan sanksi internasional, dikutip dari Bleeping Computer, Senin (9/5/2022).

Karena pengguna tak dapat lagi membayar langganan, Google menyarankan agar pengembang dapat memberikan masa tenggang penagihan langganan dan uji coba gratis.

4 dari 4 halaman

Tidak Bisa Akses Aplikasi Berbayar

Google Play Store di Smartphone Android. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidaya

Selain itu, pengembang juga dapat menunda pembaruan selama satu tahun. Selama rentang waktu tersebut, pengguna untuk terus mengakses konten tanpa dikenakan biaya.

"Jika mau, Anda dapat memilih untuk menawarkan aplikasi Anda secara gratis atau menghapus langganan berbayar Anda selama jeda ini," saran Google.

Informasi, Google pertama kali menangguhkan sistem penagihan (billing) untuk aplikasi dengan layanan berbayar pada Maret 2022.

Raksasa pencarian itu menjelaskan, pengguna tidak dapat membeli aplikasi dan game di perangkat tablet, TV, atau HP Android mereka masing-masing.

(Ysl/Tin)