Sukses

Oppo Kasih Diskon untuk Penggantian Suku Cadang di Pusat Servis Resmi

Lewat program Phone Protection Plan, Oppo menghadirkan program potongan harga penggantian suku cadang di pusat servis resmi.

Liputan6.com, Jakarta - Oppo mengumumkan tengah menggelar program Phone Protection Plan untuk para pengguna perangkatnya. Program ini merupakan pemberian potongan harga untuk penggantian suku cadang atau spare part yang berlangsung hingga 31 Desember 2022.

"Phone Protection Plan bertujuan memberikan keuntungan sekaligus kemudahan pada konsumen Oppo, terutama perangkat yang mengalami kerusakan pada beberapa tipe smartphone lama agar tampak seperti baru kembali dan memiliki performa sama seperti saat dibeli pertama kalinya," tutur PR Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto A, dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (25/5/2022).

Selain itu, menurut Aryo, program ini juga bertujuan mengedukasi konsumen agar melakukan perbaikan hanya di pusat perbaikan Oppo Service Center. Sebab, perusahaan mencatat angka HP Oppo yang masuk melalui pusat servis resmi setelah diperbaiki di pusat perbaikan tidak resmi ternyata cukup tinggi.

Rata-rata perangkat tersebut diketahui mengalami permasalahan karena perbaikan tidak menggunakan suku cadang yang asli dan penanganan perbaikan yang tidak profesional. Karenanya, program ini hadir untuk menarik minat konsumen melakukan perbaikan di pusat servis resmi.

Aryo menuturkan, Phone Protection Plan memberikan potongan harga hingga 30 persen untuk penggantian suku cadang tertentu, seperti layar, baterai, back cover, hingga mainboard untuk tipe smartphone Oppo tertentu. Beberapa tipe yang masuk dalam program ini adalah Reno4, R17 Pro, atau A91.

Oppo juga menjamin suku cadang yang digunakan asli dan bergaransi. Selain itu, perusahaan juga membebaskan biaya jasa perbaikan untuk melakukan penggantian suku cadang.

Sebelumnya, Oppo juga mengumumkan bundel Oppo Care untuk setiap pembelian Oppo A96. Lewat bundel ini, konsumen bisa mendapatkan potongan harga untuk layanan Oppo Care.

Biasanya, untuk A Series, Oppo menjual paket perlindungan ini dengan harga Rp 299.000. Namun, dengan penawaran baru ini, konsumen Oppo A96 tinggal menambah Rp 99.000 untuk mendapatkan layanan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Counterpoint: Oppo Kuasai Pasar Smartphone Indonesia pada Q1 2022

Perlu diketahui, pasar smartphone Indonesia naik 11,5 persen pada kuartal pertama tahun 2022 (Q1 2022). Demikian menurut laporan Counterpoint Research.

Terkait hal ini Oppo jadi pemimpin pasar smartphone Tanah Air dengan pangsa 22,3 persen, sementara Vivo mengamankan posisi kedua (20,6 persen).

Kemudian Samsung menempati posisi ketiga (17,7 persen) di segmen tersebut, sedangkan Xiaomi (14,3 persen) dan Realme (11,1 persen) yang masing-masing masuk ke posisi keempat dan kelima teratas pada kuartal tersebut.

Counterpoint melaporkan, sebagaimana dikutip dari Gizchina, Senin (23/5/2022), alasan di balik peningkatan pasar smartphone di Indonesia adalah pemulihan ekonomi yang dimulai pada paruh kedua tahun 2021.

Berbeda dengan Amerika Serikat (AS) dan Eropa, pasar ponsel Indonesia didominasi oleh smartphone kelas menengah di bawah harga Rp 3,5 jutaan. Pasar dibanjiri oleh vendor Tiongkok seperti Oppo, Vivo, Xiaomi, dan realme.

Menurut Counterpoint, Oppo tetap menjadi kontributor terbesar pada Q1 2022 dengan pangsa 22,3 persen, namun keunggulannya atas Vivo dan Samsung telah menyusut.

Seri Y dan V dari Vivo mempertahankan popularitasnya di pasar tingkat bawah dan menengah serta membantu perusahaan memperoleh 20,6 persen pangsa pasar.

Samsung menempati posisi ketiga dalam hal pangsa pasar di Indonesia. Perusahaan mencatat pertumbuhan tahunan 5,1 persen dengan pangsa pasar 17,7 persen.

Di sisi lain, Xiaomi dan Realme merebut posisi keempat dan kelima di pasar smartphone Indonesia dengan pangsa pasar masing-masing 14,3 persen dan 11 persen pada Q1 2022.

3 dari 4 halaman

Survei: Anak-Anak Habiskan 4,5 Jam Sehari di Layar Smartphone, Rabun Jauh Mengancam!

Di sisi lain, menurut sebuah survei, kebanyakan anak-anak menghabiskan lebih dari 4,5 jam per hari pada perangkat gadget dan hanya 40 menit beraktivitas di luar ruangan.

Artinya, berdasarkan 12 jam sehari, anak-anak menghabiskan lebih dari sepertiga waktunya untuk melihat layar gadget, termasuk smartphone (screentime), dan hanya 6 persen berada di luar ruangan.

Penelitian terhadap 1.500 orangtua, dari anak-anak berusia enam hingga 16 tahun, menemukan bahwa 63 persen dari anak-anak terkadang merasa sulit untuk membawa anak mereka keluar rumah, dengan lebih dari dua dari sepuluh (22 persen) merasa 'sedih' ketika anak mereka menginginkan screen time yang konstan.

Lalu, lebih dari dua pertiga (68 persen) orangtua percaya bahwa anak-anak mereka kecanduan gadget, dengan tujuh dari 10 ingin anak-anak mereka lebih sering keluar. Demikian sebagaimana dikutip dari Mirror, Senin (23/5/2022).

Jajak pendapat yang dilakukan oleh perusahaan perawatan penglihatan HOYA Lens UK dan Irlandia, menemukan 59 persen orangtua tidak menyadari bahwa waktu yang dihabiskan di luar ruangan sebenarnya dapat menunda timbulnya miopi (rabun jauh) pada anak muda.

Profesor Kathryn J Saunders, kepala divisi optometri di Universitas Ulster, mengatakan berjuang untuk mendamaikan manfaat perangkat digital untuk pembelajaran, melawan kekhawatiran anak-anak menjadi 'kecanduan layar', adalah masalah yang diduga mempengaruhi sebagian besar orangtua.

“Kami tahu dari studi penelitian di seluruh dunia tentang lingkungan di mana anak-anak kecil kami tumbuh. Perilaku yang mereka lakukan adalah mendorong miopi terjadi pada usia yang lebih dini dibandingkan generasi sebelumnya, baik di sini di Inggris, maupun di negara lain tempat penelitian telah dilakukan," papar Saunders.

Para peneliti juga telah membuktikan hubungan yang jelas antara rabun jauh dan menghabiskan lebih sedikit waktu di luar rumah di masa kanak-kanak.

“Membawa anak-anak keluar lebih teratur, atau untuk waktu yang lebih lama, pada siang hari adalah cara terbaik bagi orangtua untuk mempromosikan 'diet visual yang sehat'," tutur Saunders.

Ia menambahkan, berada di luar ruangan tak hanya terbukti menunda timbulnya rabun jauh pada anak-anak, tetapi juga akan menjauhkan mereka dari berada di layar yang adiktif, dan itu sangat dikhawatirkan orangtua. 

4 dari 4 halaman

Kekhawatiran Orangtua

Jajak pendapat tersebut juga mengungkapkan tujuh dari 10 orang tua percaya bahwa peningkatan penggunaan teknologi ini akan tetap ada, dengan rata-rata anak berusia enam hingga 16 tahun menghabiskan lebih dari dua jam sehari lebih banyak di dalam ruangan daripada yang mereka lakukan sebelum pandemi.

Hampir dua pertiga (63 persen) khawatir tentang berapa lama anak mereka menghabiskan waktu terkurung di dalam ruangan, dengan tiga perempat (75 persen) mengakui bahwa mereka sadar untuk melindungi penglihatan anak mereka.

Survei yang dilakukan oleh OnePoll selanjutnya mengungkapkan 90 persen orangtua mencoba membatasi screentime, tetapi setengahnya (49 persen) merasa sulit untuk melakukannya.

Meskipun demikian, tujuh dari 10 percaya ada banyak manfaat teknologi bagi anak-anak mereka, termasuk pendidikan, tetap berhubungan dengan teman dan keluarga, serta untuk kreativitas mereka.

Temuan ini muncul setelah penelitian terpisah menemukan menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan dan di depan layar karena pembatasan Covid-19 mungkin juga berdampak pada penglihatan anak-anak.

Studi ini, terhadap lebih dari 120.000 anak di China, menunjukkan bahwa 'kurungan' di rumah selama pandemi Covid-19 tampaknya dikaitkan dengan peningkatan prevalensi miopi untuk anak-anak berusia enam hingga delapan tahun.

Andrew Sanders, direktur layanan profesional di HOYA Lens UK dan Irlandia, yang telah menciptakan lensa MiYOSMART untuk membantu mengurangi perkembangan miopi, mengatakan survei ini dengan jelas menunjukkan bahwa mayoritas orangtua tidak menyadari bahwa waktu yang dihabiskan di luar ruangan dapat menunda timbulnya miopi pada anak-anak.

“Dengan perkiraan lima miliar orang, atau setengah dari populasi global, berpotensi terkena rabun jauh pada tahun 2050. Maka dari itu, sangat penting bagi orangtua untuk didukung dengan informasi yang mereka butuhkan guna memahami manfaat penting membantu anak-anak mereka mencapai diet visual yang sehat," pungkasnya. 

(Dam/Ysl)