Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat viral dengan Crying Lens atau filter muka sedih beberapa waktu lalu, Snapchat mencoba mengulangi kesuksesan mereka dengan meluncurkan sebuah Lens terbaru yaitu Shook.
Apabila Crying Lens membuat wajah orang yang disorot terlihat seperti menangis, filter Lensa Shook membuat wajah orang menjadi terlihat melotot dengan mulut menyeringai.
Baca Juga
Untuk memakai filter Shook di Snapchat, pengguna dapat melakukan langkah berikut ini:
Advertisement
- Buka aplikasi Snapchat
- Buka pilihan Lensa dengan menekan tombol wajah tersenyum di sisi kanan tombol kamera
- Klik tab "Jelajahi" di bagian kanan bawah
- Ketik "Shook" di tab pencarian
- Anda juga dapat menemukannya di "Trending Lenses" atau "Lensa Tren"
Sebelumnya, sejumlah warganet mengunggah video lucu dengan filter muka sedih di Instagram. Filter tersebut membuat wajah orang yang direkam terlihat seolah sedang menangis, dengan wajah sedih dan mulut cemberut.
Padahal, aslinya wajah mereka sebenarnya tak menangis atau biasa saja, dan bahkan mungkin mereka sedang tertawa.
Banyak pengguna mengira filter muka sedih atau muka nangis itu ada di Instagram karena beberapa warganet mengunggahnya di Story atau Reels.
Namun demikian, tidak ada keterangan nama filter pada Story maupun Reels yang mereka unggah di Instagram. Tak sedikit pula warganet yang mengunggahnya di Twitter atau TikTok.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cara Menggunakan Filter Menangis
Pantauan Tekno Liputan6.com, fiter wajah menangis itu ternyata merupakan bawaan Snapchat. Lantas, bagaimana cara menggunakannya agar bisa diunggah ke Instagram, TikTok, dan Twitter?
- Instal Snapchat dan buat akun dengan memasukkan data diri, email, dan nomor ponsel.
- Setelah itu, masuk ke layar perekaman foto atau video.
- Mulai rekam wajah kamu sendiri atau orang lain dengan menggunakan filter wajah sedih atau nangis bernama 'Crying'
- Kamu bisa menemukannya dengan men-tab ikon 'Pencarian' di pojok kiri atas, lalu cari filter 'Crying'. Atau cukup menekan ikon 'Emoji' yang ada di sebelah kanan tombol rekam.
- Setelah merekam video atau memotret dengan filter wajah menangis, pilih 'Simpan'.
- Selanjutnya, tekan ikon 'Galeri' di sebelah kiri tombol rekam yang berisi hasil foto atau video dengan filter 'Crying'.
- Klik ikon tiga titik di pojok kanan atas. Lalu pilih 'Ekspor atau Kirim Snap'.
- Pilih 'Unduh' untuk menyimpan foto dan video itu ke galeri smartphone.
- Jika sudah, kamu bisa membagikan foto atau video tersebut ke media sosial lain, seperti Instagram, TikTok, dan Twitter.
Advertisement
Kata CEO Snap Soal Metaverse
Sementara, di tengah tren metaverse yang jadi visi di berbagai perusahaan teknologi, khususnya induk Facebook Meta, nyatanya tidak semua perusahaan memfokuskan dirinya untuk mewujudkan dunia virtual semacam ini.
Salah satunya adalah Snap, seperti yang diungkapkan oleh sang CEO Evan Spiegel. Menurutnya, mereka sekarang lebih fokus untuk pengalaman yang dibuat untuk dunia nyata, alih-alih metaverse virtual.
"Alasan mengapa kami tidak menggunakan kata itu adalah karena itu cukup ambigu dan hipotetis," kata Evan Spiegel kepada The Guardian, seperti mengutip The Verge, Rabu (4/5/2022).
"Tanyakan saja pada sekelompok orang bagaimana mendefinisikannya, dan definisi setiap orang benar-benar berbeda," imbuh suami dari model Australia Miranda Kerr itu.
Spiegel, kepada The Verge, dirinya juga mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan yang mengungkapkan strategi soal metaverse "benar-benar berbicara tentang sesuatu yang belum ada."
Menurut Spiegel, ini berbeda dari augmented reality (AR), di mana ia mengklaim "ada 250 juta orang yang terlibat dengan AR setiap harinya hanya dalam aplikasi Snapchat."
Snap Tak Fokus pada Realitas Virtual
Meski begitu, ada kesamaan antara Spiegel danCEO Meta Mark Zuckerberg, di mana keduanya percaya bahwa suatu hari nanti, kacamata AR akan menjadi sesuatu yang besar.
Spiegel mengatakan, kacamata AR akan jadi kunci untuk melapisi komputasi di dunia sekitar masyarakat. Perusahaannya sendiri sudah memiliki perangkat yang sedang dalam proses pengujian.
Berbeda dengan visi Zuckerberg yang dinilai lebih fokus pada realitas virtual, hal yang sebaliknya pun diungkapkan oleh Spiegel.
"Tesis dasar dan taruhan besar kami ada di dunia nyata, dan orang-orang benar-benar menikmati menghabiskan waktu bersama dalam kenyataan," ujarnya.
Spiegel mengatakan, komputasi dapat meningkatkan itu dan membuatnya lebih menyenangkan, serta berkontribusi pada pengalaman bersama-sama.
"Namun pada akhirnya, orang akan menghabiskan sebagian besar waktu mereka di dunia karena itu benar-benar tempat yang indah," Spiegel menjelaskan.
"Dan itulah mengapa kami berbicara dengan banyak kekhususan tentang produk yang kami miliki saat ini, tentang solusi yang ada. hari ini, dan tentang cara orang menggunakan produk kami, daripada berbicara secara hipotetis.
(Dio/Ysl)
Advertisement